Pages

Friday, January 30, 2009

Ibu tua, ’terima kasih’ katanya

Pengajian pun selesai, pak ustadz bersiap-siap untuk menegakkan sholat ashar. kursi dan meja yang digunkan mulai dipindahkan. Saya mencoba menawarkan bantuan, mengangkuti barang beberapa buah saja, karena memang tak banyak kursi dan meja yang mereka gunakan. Kasihan rasanya, sudah tua harus mengangkut barang-barang berat pula.


Saya sempat terdiam manakala berniat memindahkan sebuah meja yang digunakan oleh seorang ibu tua atau nenek lebih tepatnya? Ah entahlah. Ia menapat saya lama, berdebar-debar jantung ini rasanya, saya khawatir ia tersinggu dengan apa yang saya lakukan lalu dengan serta merta memarahi saya. ’ah tidak’ si nenek mulai angkat bicara, perkiraan saya benar adanya.


Awalnya saya tidak mendengar apa yang nenek katakan suaranya begitu kecil hingga tidak terdengar. Jantung ini masih saja berdebar-debar tidak keruan, tak lama lamat-lamat terdengar ”terima kasih nak” ’hhh lega, si nenek tidak sedang marah rupanya, mungkin ia hanya terkejut saja melihat saya, yang tiba-tiba mengangkuti meja yang ada di depannya.


-bersambung-