Pages

Tuesday, August 30, 2011

Edisi Lebaran 1 syawal 2011

Catatan hari ini edisi lebaran, seperti majalah saja.

Panasnya masih tetap terasa, meskipun sekuat apa pun saya berusaha mensugesti diri saya bahwa hari ini tidak lah panas. Tetapi tetap saja, tubuh ini tidak bisa dibohongi.

Edisi lebaran, edisi hari raya, masak memasak pekerjaan wanita katanya. Menghabiskan waktu bersama ibu tercinta (Hahahahaha), tertawa terpingkal-pingkal dalam acara masak memasak bersama beliau. Ada kekonyolan ketika kantung yang breisi terigu yang sempat beliau letakkan di atas -serok sampah-, beliau letakkan di dalam mangkuk besar berisi sagu. Terpingkal-pingkal saya tertawa dibuatnya, 'ibu jorok' dan ibu tertawa sembari berdalih 'ibu lupa' wkwkwkwk. Dan prosesi pembuatan pempek tetap berjalan, dengan ke-jorok-an yang sempat terjadi.

Kami berdua pura-pura lupa dan berjanji untuk menyembunyikan kejadian hari ini dari ayah saya. Karena ayah saya -penjijik- ahahahaha.

Menjelang tengah malam 11 PM, aktifitas bermain-main dengan keyboard netbook sempat terhenti, karena keponakan saya yang sudah memasuki waktu tidurnya.

Kembali menenggelamkan diri sejenak ke dalam dunia kata-kata. Menyenangkan karena saya tidak perlu takut tersedak karenanya, mengingat tidak ada unsur air di dalam permainan -menenggelamkan- diri di dalam lautan kata-kata yang Allah ciptakan indah dan tak terhingga.

Blackberry saya mulai menunjukkan rasa ke-aku-annya, terasa hangat, sesekali ia lamban dalam bereaksi. Kenapa? usut punya usut ternyata aktifitas komunikasi GRUP BB di BB saya, yang menjadi penyebabnya. Entah mengapa mereka betah menghabiskan waktu berlama-lama saling mengomentari satu sama lain. Kenapa tidak membuat -conversation- sendiri, yang memang layanannya disediakan oleh BB itu sendiri. Sehingga mereka tidak perlu membuat BB anggota yang lainnya, menjadi -NGADAT- dalam hal operasinya.

Tapi itulah manusia

Tidak dapat eksis di dunia nyata, maka dunia maya dirambahnya. Atau merasa kurang puas dengan bercakap-cakap di dunia nyata, mereka melakukan expansi ke dunia maya. Apa tidak ada kesibukan yang lain? Sepertinya ada, kesibukan dengan pacarnya, bagi yang memiliki pacar. Kesibukan dengan keluarganya atau karena -single- jadi mencari kesibukan diluaran seperti berkomunikasi tanpa batas melalui BB yang mereka punya.

Aaaaaaaaaahhhh
Whatever, at least jangan terlalu sering lakukan komunikasi -ngalor-ngidul- di grup bb tempat saya menjadi anggota, kegiatan yang mereka lakukan sungguh merugikan anggota yang lainnya. Kalau tidak diatur sedemikian rupa sehingga, maka sudah bisa dipastikan BB bisa lekas kekurangan daya dari -battery- nya. Menghela nafas panjang, begitulah anak-anak muda atau seperti itulah manusia-manusia zaman sekarang.

Kembali bercerita tentang -me and mom-, happy ied mobaraq. Meskipun ada yang merayakan hari ini, ada pula yang esok hari. Semua kembali kepada keyakinan dan kemantapan hati masing-masing pihak. Jangan seperti anak kecil yang adu argumentasi dengan alasan diskusi. Seperti yang terjadi di GRUP BB hari ini. Kesannya memang berdiskusi, tapi sebenarnya kedua orang itu saling serang dalam hal peryataan. Yang seorang serta merta menyalahkan pemerintah, yang seorang lagi serta merta menyalahkan si pemberi informasi.

Keduanya sama bodohnya, sama-sama menciptakan isu yang bisa jadi beberapa dari anggota grup, menjadi ragu karenanya. Yang satu begitu nampak menggunakan emosinya, yang satu lagi -seolah-olah tak berdosa- tetapi karena penggunaan kata yang tidak tepat, ia berhasil menyulut emosi lawan bicaranya.

Manusia dewasa dalam usianya, tetapi kurang bijak dalam tindakannya. Kasihan kasihan kasihan, saya juga kasihan, karena saya semakin bertambah dalam hal usia, tetapi kematangan berpikir ummm sepertinya -segini-segini aja- wkwkwkwkwk.

Baiklah, kepada semua pembaca BLOG saya, kapan pun kalian memutuskan tgl 1 syawal, pada intinya semua tetap muslim. Harapan saya, perbedaan penetapan dimulainya syawa, tidak menjadi alasan untuk meributkan hal-hal yang sebenarnya tidak -urgent- untuk diperdebatkan. Biasa saja dalam menyikapi, mau ikut pemerintah -monggo-, mau ikut yang lain -monggo-. Jangan dibuat -lebay-, karena Allah tidak suka segala sesuatu yang sifatnya -lebay- apalagi -berlebay-lebay-an- ria hahahahah. 

Selamat datang di 1 syawal
Selamat merayakannya dengan istilah -ied- atau -idul fitri-

Mohon maaf lahir dan batin
Ucapan ini bukan sekedar cara saya beretika, tetapi dari hati yang paling dalam. 
Mencoba meminta kemurahan hati saudara sekalian dalam hal memaafkan.

Sampai jumpa di Ramadhan dan Ied tahun depan

Monday, August 29, 2011

Naik turun jadi ingat ketika teman saya berkata hidup itu ada tanjakan ada turunan. Ya hidup itu begitu naik turun, ada sedihnya ada juga tertawanya. Kalau ada yang menertawai ya tidak apa-apa itu hak mereka yang punya -kantung tawa- hehehe seperti kantung tawa 'squidward'.


Today, teman saya berkata 'meminta maaf karena sempat beberapa kali berpikir bahwa saya -HIGH profile-. Wow, ya saya bilang -it's okay dan terima kasih sudah beranggapan begitu-. Sedih, ya sedikit, tapi sisanya saya bahagia, alhamdulillah ada yang beranggapan bahwa saya seperti itu.

Panas, rasa-rasanya kepala saya mulia protes karena rasa panas yang melanda. Gerah, ingin jumpalitan di dalam kolam air dingin rasanya. Berbanding terbalik dengan kondisi saya di Bandung pada malam hari, tanpa jaket? bisa menggelinjing kedinginan meskipun tidak begitu dingin.


Saya ingin bermain kata-kata, kata-kata cinta (bwahahahahaha), kata-kata romantis (huweeekkk), karena saya memang piawai dalam bermain kata-kata. Bisa saya pastikan pasangan saya nantinya bisa muntah seketika mendengarnya (hahahaha).

Bingung, tidak jelas kemana kepala saya ingin menuntun jari-jemari saya. Tidak begitu mengerti pula sebenarnya apa keinginan dari alam pikiran saya. Tidak begitu memahami apakah alam pikiran ini se-iya se-kata dengan hati nurani. 

Saya punya mimpi wahai blog -catatan harian seorang penggerutu-. Seperti apa saya, beberapa mengatakan saya sombong, terlalu dominan, ingin menjadi bos, dan semua pendapat negatif lainnya. Apa kah saya memang seperti itu? mungkin begitu apa yang mereka tangkap tentang saya, yang baru mereka kenal kira-kira 2 bulan lamanya. Tapi, di sini, di dalam hati dan kepala ini, semua itu tidak ada. Tidak ada, yang ada hanya rasa bahagia ketika yang lain bahagia, rasa sedih ketika yang lain merasakan sedih, merasa iba kepada mereka yang papa, tapi manusia lain tidak perlu tahu akan itu semua.

Kita manusia kuat, saya manusia yang kuat, sesekali sakit maag saya mendera, tapi Allah punya kuasa untuk menyembuhkannya. Sesekali punggung ini terasa sakit, mungkin karena sekedar lelah, atau kah tumor yang saya miliki ini mulai bereaksi. Tetapi, sekali lagi tubuh ini Allah yang memiliki, rasa sakit bisa dimanipulasi dengan sugesti. Mati? ya itu pasti, hanya perkara waktu tetapi apa buruknya dari mati? Lebih baik melihat hal positif dari mati itu sendiri.

Allah, sayang sekali rasanya, tetapi saya mengetahui pasti tanpa menuliskan ini pun Engkau Maha tahu akan apa yang ada di dalam hati ini. Saya takut ya Rabb, saya khawatir, tetapi saya menyingkir dari rasa negatif tentang dunia. Saya cinta ya Allah, saya bersalah karenanya, saya terpeleset jauh dan Engkau saya pastikan Engkau Maha mengetahui akan itu semua.

Bila nanti, saya tiada, Allah, saya ingin apa yang saya tuliskan di dalam sini, di dunia maya yang tak nyata ini, bisa berguna bagi manusia yang lainnya. Saya menunggu lama ya Allah untuk keputusan Mu akan hidup ku, seperti apa nantinya, ke arah mana Engkau akan membawa saya berjalan.

Kadang saya merasa sendirian ya Allah, ketika beberapa anak manusia berkata saya -tidak realistis- dengan apa yang ada di dalam diri saya. Tetapi, saya hamba Mu, bukan hamba manusia, Engkau berkata semua mungkin adanya, maka saya mengimplemetasikannya dengan berusaha semampunya mengoptimalkan apa yang ada di dalam diri saya. Jadi, saya tidak lah sendirian, kasat mata memang saya sendiri, kemana-mana saya sendiri, berpikir sendiri, tetapi sesungguhnya Allah menemani.

Life of life, mimpi-mimpi ini, pikiran-pikiran positif, yang baik yang Engkau berikan ini. Saya berharap akan berujung pada sesuatu yang baik, yang berguna bagi manusia yang lainnya. Tidak sekedar mulut manis belaka, bukan berakhir menjadi sampah yang tidak berguna, semoga tidak membuat saya bangga dan buta, karena semua ini Engkau yang Memilikinya, saya? hanya meminjam, hanya dititipkan saja.

FInally, saya bahagia ya Allah, tidak dengan memanipulasinya, tetapi saya pikir, saya rasa, seluruh tubuh saya ingin saya berbahagia dengan tanjakan, dengan turunan, bersuka cita dengan pahit, dengan manis, dengan getir kehidupan. Bersenda gurau dengan sepi, sendiri, bersahabat dekat dengan cinta dan benci kemudian mensinergikannya. Lalu, saya berlari-lari kecil beriringan dengan tawa dan air mata.

Aku berbahagia ya Allah, bahkan meskipun Engkau meminta jiwa untuk lepas dari raga. Bismillah semoga sampai akhir hayat saya nanti, saya tidak merepotkan, tidak menyusahkan manusia yang lainnya. Semoga kamu juga, semoga kalian pula, semoga kita semua :)

Sunday, August 28, 2011

I believe in you lyric

I believe in you, by celine dion feat il divo

Lonely, the path you have chosen
A restless road, no turning back
One day you will find your light again
Don't you know
Don't let go be strong

Follow your heart
Let your love lead through the darkness
Back to a place you once knew
I believe, I believe, I believe in you
Follow your dreams
Be yourself, an angel of kindness
There's nothing that you cannot do
I believe, I believe, I believe in you

Tout seul
Tu t'en iras tout seul
Cœur ouvert
A l'univers
Poursuis ta quête
Sans regarder derrière
N'attends pas
Que le jour
Se lève

Suis ton étoile
Va jusqu'où ton rêve t'emporte
Un jour tu le toucheras
Si tu crois, si tu crois, si tu crois
En toi

Suis ta lumière
N'éteins pas la flamme que tu portes
Au fonds de toi souviens-toi
Que je crois, que je crois, que je crois
En toi

Someday I'll find you
Someday you'll find me too
And when I hold you close
I know that it's true

Follow your heart
Let your love lead through the darkness
Back to a place you once knew
I believe, I believe, I believe in you
Follow your dreams
Be yourself an angel of kindness
There's nothing that you cannot do
I believe, I believe, I believe in you

I believe, I believe, I believe in you

Customer Review at Hypermart Bandar Lampung

Operasional Management

Look at this picture for example 
This picture taken on August 28, 2011

Gambar diambil di sebuah swalayan yang berada di bandar lampung. Pemandangan ini tidak hanya terjadi pada masa menjelang hari raya seperti bulan ramadhan kali ini. Antrian panjang terkadang juga terjadi pada hari-hari libur atau akhir pekan. Beberapa dari pelanggan, -customer- ada yang -cuek-cuek- saja, ada pula yang menampakkan rasa kesalnya melalui perubahan raut wajahnya. Ada pula yang bergumam kesal sendiri, ada pula yang seperti saya, mengambil gambar untuk kemudian mem-publish nya sebagai bahan tulisan saya.

Kembali mengingat mata kuliah yang saya ambil di MBA tentang managemen operasional. Dosen pembimbing saya menjelaskan, apabila terdapat sebuah antrian panjang dalam pelayanan publik, bisa jadi masalah terdapat pada

did i lose my sense of humor???

count on me, my friend

beberapa kali saya ingin menyampaikan itu pada teman saya, tapi siapakah teman saya.

Angin semilir di luar sana nampak berbisik-bisik, menjadi berisik? atau kah saya yang membuat -sense- berisik itu. Dan mengganggu tidur lelapnya gorila pink yang berada di kamar kecil saya. Malam semakin larut kawan, malam semakin larut wahai wanita seperempat abad, yang masih mengira bahwa ia masih berusia tak jauh seperti anak SMA hahahahaha, saya tertawa dan entah untuk menertawakan apa.

Menyediakan lahan hijau bagi nyamuk-nyamuk yang berdomisili satu wilayah dengan saya. Tapi, heiiii ini daerah teritorial saya. Ini kamar saya, ya setidaknya itu yang ibu saya selalu sebut -kamar ade' sefta- dan saya bangga dengan itu semua -Yesss- saya memiliki daerah teritori. Dan kisah saya kali ini semakin -ngalor ngidul- tidak keruan kemana arah dan tujuannya.

Lets go girl hohohoho

Saturday, August 27, 2011

Jangan jadi orang kaya

Orang kaya, beberapa merasa senang karenanya. Beberapa merasa iri melihat orang kaya melenggang dengan harta yang melekat atau dengan harta yang mereka bawa kemana-mana. Ada orang kaya yang biasa-biasa saja dengan kekayaannya, ada yang mengakui kekayaannya dengan memanfaatkannya sedemikian rupa sehingga, ada yang sombongnya tidak -ketulungan- sampai -muak- dibuatnya.

orang miskin, yang sadar bahwa miskin hanya tugas semata di dunia, ia menjalani miskinnya dengan biasa saja. Ada miskin yang tidak tahu dimana posisinya, pasak lebih besar dari pada tiang, dimana-mana dia berhutang, ada juga yang menjual dirinya, demi terlihat kaya meskipun sebenarnya semakin miskin ia. Ada juga miskin yang keterlaluan, mengeluh kemana-mana tentang kemiskinannya. Sampai berkata -saya mau pindah agama asalkan diberi uang bla bla bla-. Non sense itu semua.

Focus on being rich........

Tuesday, August 23, 2011

Language today

France :

Au revoir : sampai jumpa
A bientot : sampai jumpa lagi

Bonjour  : selamat pagi
Bonjoir  : selamat siang
Bonne nuit : selamat malam

Chinese

wan an  : selamat malam
ni chi le ma : kamu sudah makan?
Wo chi guo le : sudah makan (lama)
Wo chi mi fan : makan nasi
Dui bu qi : maaf
Wo chi tao le : saya terlambat


Monday, August 22, 2011

contemplated, August 22, 2011

Sendirian, kembali menikmati harmoni dari sebuah perjalanan panjang. Usia 25 membuat saya menjadi manusia yang berbeda. Beragam, berbagai macam kejatuhan sudah seperempatnya saya rasakan, dan kejatuhan terbesar adalah ketika harus berperang dengan hati nurani demi membungkam suara-suara jujur dari dalam jiwa, aku melupakan, membuang prinsip yang seharusnya menjadi pegangan, pedoman selama berada di dunia, menjalani kehidupan.

Kemana takdir membawa, kemana angin kehidupan meniupkan tubuh kurus seperti kerangka ini. Saya tidak tahu, saya hanya mengikuti takdirnya, atau sebenarnya apa yang saya jalani saat ini sebagai imbas dari rasa ego saya sebagai anak manusia yang selalu ingin dipenuhi keinginannya.

Rasa ingin dikenal yang saya kemas sedimikian serupa sehingga lalu mengubah istilahnya menjadi –ingin bermanfaat bagi manusia yang lainnya-, rasa sombong dan arogan sebagai manusia yang kemudian saya sembunyikan di dalam istilah –ingin membantu sesama-. Tidak, tidak ingin begitu, kalau pun memang pada awalnya saya seperti itu, saya ingin kembali ke fitrah dimana semua anak manusia ingin berada, menjadi manusia yang bahagia karena melihat manusia yang lainnya berbahagia.

I had a dream i scream

Saya berteriak, hati ini berteriak, ingin kembali ke jalan tempat dimana saya berada dulu, ke tempat di mana saya berpijak dulu. Anak manusia yang lupa, saya berharap, menggapai dari dalam ngarai yang gelap, yang lembab, yang kelabu, yang sunyi, berharap seseorang akan membawa tubuh dan jiwa ini bangkit dari kejatuhan. Berjuang sekuat tenaga dengan harapan yang tersisa, secercah cahaya dari ibu yang membesarkan saya, dari keluarga yang mencintai saya apa adanya, yang sempat saya lupakan bahwa mereka peduli dan menyayangi tubuh yang ringkih ini dengan segenap jiwa. 

Cinta dan kasih sayang dari ibu-ibu yang menganggap saya selayaknya anak mereka, itu yang membuat saya ingin kembali menjadi putih, meskipun noda hitam itu akan terus melekat selama hidup saya di dunia. Rahmat dan kasih sayang Nya yang membuat saya kembali, rasa malu pada nabi muhammad SAW, yang membuat saya sekuat tenaga meninggalkan lembah dan ngarai yang hitam dan kelam itu.

Dunia, tidak mau buta karena mu, tidak ingin menjadi bodoh karena kelalaian dalam bersikap terhadapmu.

Membentuk rasa bahagia, menjadi manusia yang melihat bahagia dari sisi yang berbeda. Membiarkan tumor yang bersarang di dada, dan menjadikannya sebagai ladang untuk mencari bahagia. Ada rasa iri ketika melihat jutaan manusia berkeliaran dengan harta dunia yang melekat pada diri mereka. Tetapi mengembalikan semua pada kenyataan bahwa, setiap manusia hanya menjalankan tugasnya di dunia. Siapa yang dapat meminta untuk lahir menjadi indonesia, siapa yang dapat menolak lahir menjadi seorang india? atau siapa yang dapat memilih untuk lahir menjadi cantik, kaya? atau siapa pula yang dapat menolak untuk lahir menjadi anak dari seorang pemulung di tengah-tengah kota jakarta.

Tidak ada yang dapat memilih takdir awal mereka sebagai seorang anak manusia.

i dont wanna give up in this struggle of life, i dont even want to put my hands up

-to be continued-

Tuesday, August 16, 2011

Memprioritaskan sebelum meminta diprioritaskan

Pukul 4.39 pagi dini hari

Lantunan ayat suci Al qur'an itu terdengar jelas dari masjid yang terletak tidak jauh dari rumah ku, rumah orang tua ku. Islam, itu agama ku, tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah sudah pantaskah saya menjadi seorang muslim? atau sudah kah saya menjalankan semua perintah Nya dan menjauhi semua larangan Nya, rahasia tentang itu semua, hanya aku dan Dia yang tahu, Dia yang Maha Tahu.

Adzan shubuh berkumandang dari salah satu sudut bumi ini, angin dingin musim kemarau bertiup, aku sudah lupa kapan tepatnya musim kemarau itu tiba. -Global warming- membuat perubahan cuaca tak menentu, mereka menjadi sesuka hati atau karena ulah manusia yang sesuka hati, membuat cuaca mengikuti kemana hasrat duniawai manusia pergi.

Aku ingin berbicara tentang memahami tentang mengerti,

Nyonya Tua, sebuah cerita, analogi

Dia lah nyonya tua, rekan kerja yang lain menyebutnya dengan gelar "macan betina". Ketika rezim nyonya tua dimulai, terbesit rasa ragu di dalam hati ku. Bagi mahasiswa lama seperti aku, nyonya tua itu tentu akan menyusahkan langkah ku. "Aaahh" tarikan nafas panjang itu ku hembuskan, ku tatap langit biru pagi ini. Sedikit gerakan ringan yang ku sebut dengan pemanasan "satu, dua, satu, dua".

Jam dinding kamar menunjukkan pukul 8 pagi, "woi bos, katanya mau ketemu dosen pembimbing pagi-pagi, hari gini masih belum mandi" suara Andri membuyarkan lamunanku, menghentikan olah raga ringan ku. "Iya 'ndri, ini juga baru mau mandi. Lo mau mandi? mandi duluan aja, tar kalau lo sudah selesai, lo tereak aja ya". "Gak kok, gua ke kampus masih agak siangan, lo aja noh, buruan mumpung kamar mandi kagak ada yang pakai" begitu ujar andri pada ku. Tanpa babibu, buru-buru ku sambar handuk yang tersampir di pintu kamar ku. Aku dan andri kost di tempat yang sama, dengan kamar yang bersebelahan. Perkenalanku dengan andri dimulai ketika kami sama-sama menjadi mahasiswa di jurusan yang sama, jurusan Fisika.

Resah dan gelisah, entah mengapa rasa itu tidak ada di dalam hati ku. Tidak seperti rekan-rekan ku yang mulai mengkhawatirkan lamanya masa studi S1 ku. Tidak juga seperti kekhawatiran ibuku yang setiap kali ada kesempatan berbicara kepada ku, beliau selalu berkata "Tegar tegar, kamu itu kapan lulusnya nak? atau jangan-jangan kamu mau di DO

Sunday, August 14, 2011

Iman seharga uang 30 juta,

Tentang bagaimana melihat sesuatu itu tidak bulat sempurna, tentang bagaimana melihat sesuatu itu tidak hanya hitam atau putih saja. Tentang bagaimana melihat bahagia dari sisi yang berbeda, tentang bagaimana menghadirkan rasa bahagia ketika orang-orang lain yang berada di sekitar kita, menangis tersedu sedan sedemikian rupa sehingga.

Bersyukur? itu yang terkadang atau bahkan luput dari ingatan, hilang dari pandangan, lepas dari jangakauan. Masih ada yang lebih menderita, masih banyak yang lebih sakit dan terluka di dalam hidupnya, dari pada luka dan derita, dari pada susah dan sedih yang kamu, yang saya, yang kita saat ini rasakan.

Sebuah cerita, tentang seorang anak manusia, paruh baya, menjelang 40 tahun usianya.

Bukan berasal dari keluarga papa, tidak pula berasal dari keluarga yang begitu kaya rayanya, tetapi dari keluarga yang cukup, serba cukup pada masa itu, hingga wanita paruh baya itu menentukan garis kehidupannya untuk menikah dengan seorang pria, pria yang tercium bau alkohol dari mulutnya.

Singkat kata, saya tidak begitu lama berkenalan dengan dia. Tetapi, seringnya berinteraksi dengan wanita itu, membuat saya tahu sedikit banyak tentang kehidupannya. Salah satunya tentang betapa banyak hutannya, hingga membuat ia harus bersembunyi dari orang-orang yang menagihnya. Dari penuturannya, saya bingung bagaimana bisa dia terlilit hutang, mengingat kedua orang anaknya tidak begitu banyak meminta.

"Saya banyak hutang karena dulu saya belum kerja neng, suami saya juga gak kerja"
"Tadinya cuma pinjam 1 juta, sekarang jadi 5 juta"

Tapi uangnya untuk apa? lari kemana? entahlah, si peminjam uang tidak tahu untuk apa uang pinjaman itu ia gunakan. Uang itu berbunga, yah pergi ke rentenir juga dia rupanya. Gali lobang, tutup lobang, kemana-mana dicari oleh orang si pemberi hutang. Lari ke sana kemari, bersembunyi, keluarga besarnya sudah tidak mampu atau mungkin enggan untuk membayarkan hutang si wanita paruh baya, yang tidak jelas untuk apa uang itu ia gunakan.

Atau mungkin memang "pasak yang ia pasang ternyata lebih besar dari pada tiang yang sudah ia gunakan?"

Suatu hari "neng bisa pinjam uang 1 juta? untuk bayar sekolah anak saya"

Saya tidak bisa berbuat apa-apa, keadaan saya saat ini jauh berbeda dengan ketika saya masih bekerja. Meminta maaf karena tidak bisa membantunya, merupakan hal menyakitkan yang saya rasakan. Melihat wajahnya yang sayu, tatapan mata penuh kecewa, saya tahu bukan jawaban "maaf teh, saya tidak punya uang sebanyak itu saat ini" yang ingin ia dengar. Tapi, apa hendak dikata, saya saat ini berdiri di atas pilar-pilar yang dibangun oleh kedua orang tua saya.

Berhemat, itulah yang saya lakukan, karena S2 tidak sepenuhnya berasa dari tabungan saya yang jumlahnya tidak seberapa.

Menukar akidah demi uang Rp. 30.000.000, ia pun rela

Sampai ketika beberapa kali "saya mah kalau ditawari 30 juta buat pindah agama, mau aja" dia sampaikan itu sembari tertawa. Miris hati saya mendengarnya, tidak bisa berbuat apa-apa, karena saat ini saya masih belum apa-apa. Ingin berbuat sesuatu, tapi masih merasa belum mampu. Beberapa kali, berkali-kali saya putar otak, mengoptimalisasi kemampuan berpikir saya, kiri dan kanan. Membangkitkan rasa -nekad- saya, untuk membawa perubahan bagi kehidupan saya, agar dapat berguna bagi manusia seperti 'teteh' yang satu itu. 

Tapi, masih belum dapat.

Saya terjebak dalam pola pikir pragmatis, terjebak di dalam cara pikir saya yang terkadang tidak beraturan. Sesekali praktis, sesekali rumit silang lintang dan terkadang sulit untuk dihubungkan. 

Menempuh pendidikan S2, mengurangi waktu tidur dan istirahat saya. Karena saya hanya hidup sekali di dunia ini, tidur panjang akan saya rasakan nanti, ketika saya meninggalkan dunia ini. Itulah mengapa saya kurang porsi tidur saya di dunia, untuk mengoptimalkan apa yang Allah titipkan pada saya.

Kelas bahasa, pulang malam, tidak tidur seharian, semua untuk sebuah mimpi yang bagi sebagian orang saya tidak realistis, terlalu ambisius. Tapi, itu bukan untuk saya, tidak untuk diri saya, tapi untuk mereka yang saat ini memerlukan bantuan saya, tetapi saya belum bisa berbuat apa-apa. Untuk manusia lainnya yang jauh tidak beruntung dari pada saya.

Sakit, sedih, susah, lelah, peluh dan keringat saya redam jauh ke dalam hati, menyimpan semua keluhan, mentrasformasinya menjadi energi positif. Untuk mendapatkan bahagia dari sisi yang berbeda, bahagia dari lelah yang menyapa, bahagia dari rumitnya tugas-tugas mata kuliah, bahagia dari padatnya aktifitas saya hingga membuat saya mengabaikan kehidupan pribadi saya.

Bersabar itu yang saat in saya lakukan, berusaha, berdoa, mengumpulkan semua kekuatan positif untuk meredam semua hal yang negatif. Menanamkan ke dalam hati, kepala dan alam pikiran ini, untuk dapat melihat positif dari hal yang orang anggap negatif. Memilih untuk melihat bahagia dari sisi yang berbeda, agar otot-otot wajah dapat mentransformasikannya menjadi seulas senyum, yang dapat menenangkan hati yang melihatnya.

Sedih itu ada, pasti ada, rasa marah, kecewa, sakit hati, itu pun ada, terlintas, mengunjungi ruang-ruang ego di dalam hati. Tetapi, memilih untuk meredam, membenam, mengubah menjadi sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang indah untuk dijalankan, dilalui, dikehidupan yang singkat ini.