Pages

Sunday, April 29, 2018

Anak-anak itu mengagumkan

Saya penggemar anak-anak, atau sepertinya saya penggemar manusia, tapi setelah dipikir-pikir saya menggemari semua yang bisa saya amati.

Dalam keadaan lapang, dapat berpikir dengan jernih, apa yang ada di sekitar kita, akan terlihat mengagumkan, mengesankan.

Pagi ini, pintu unit saya diketuk dengan keras, saya pikir penagih hutang. Ah tapi saya tidak punya hutang, ya tertunggak tidak, cicilan ada sampai beberapa tahun ke depan "riba oh riba".

Saya melihat dari balik pintu, yang mengetuk anak kecil, perempuan, tetangga beberapa langkah dari rumah. Tampak malu-malu dia bertanya, anak perempuan pertama saya dimana, tapi sayang anak pertama saya yang perempuan, sedang bermain air dengan suami saya. Saya tawarkan untuk bermain dengan anak lelaki saya yang no dua, usianya terpaut kurang dari 2 tahun.

Anak perempuan itu mengangguk, berangkatlah ia dengan anak lelaki saya.

Di pertengahan waktu bermain mereka, saya mendengar lamat-lamat suara anak lelaki saya bersitegang dengan temannya "ini punya aku, ini mainan aku". Saya ingat pasti, anak lelaki saya tidak membawa satu pun dari mainannya. Jadi, mainan siapa yang dia klaim sebagai miliknya.

Tak lama, pintu unit saya diketuk. Anak lelaki usia 9 tahunan berkata "aaric ambil mainannya apin", ya ya ya, saya sudah menduga. Saya minta dia mengembalikannya, meminta maaf pada temannya. Anak lelaki saya pun berlalu pergi, dengan mainan mobil kecil berwarna hitam. Anak lelaki saya yang ini, mendominasi, selalu mengupayakan negosiasi dengan kedua orangtuanya, kadang terlihat jelas belum ada rasa sungkan, segan, bahkan meskipun itu dengan orang dewasa yang bukan anggota keluarganya, dengan orang asing sekali pun, ketika merasa ego nya diusik, dia bisa dengan mudah mengangkat tangannya, berlaku di luar dugaan.

Kadang mengesalkan ha ha ha ha, bayangkan saja, dia seperti tidak merasa bersalah, meminjam mainan tetapi ketika tidak didapatkan, dia memaksa. Dipinjamkan yang berukuran kecil, dia menawar meminta yang berukuran besar. Tidak diberi? Tangannya akan naik, mengancam akan memukul. Apakah saya bangga? Tentu tidak, memberikan pemahaman padanya bahwa apa yang dia lakukan adalah hal yang sangat keliru, merupakan pekerjaan rumah untuk saya.

Jadi, mobil kecil hitam tersebut kembali kepada pemiliknya.

Lalu, tak lama dia kembali pulang, mencari mobil kecil yang lain, bergambarkan kartun karakter mobil Disney, Lightning Macqueen. Ya, mobil sedan merah berukuran dua ruas jari itu, didapatkan dari temannya. Dibungkus dengan kertas, bertuliskan namanya "untuk aaric". Kado ceritanya.

Tetapi, ternyata, si pemilik asli dari mobil mainan itu, tidak merasa memberikannya. Melainkan dua adik perempuannya yang begitu murah hati, membagikan mainan termasuk mainannya kepada teman-temannya. Hahahaha, bersyukur belum saya buang ke tempat sampah, mengingat mainan itu teronggok begitu saja di lantai, dengan dua buah roda yang entah sudah di mana rimbanya.

"bilang maaf ya sama a at" begitu pesan adik perempuan si pemilik mobil. Padahal, yang memberi mobil itu adalah dia dan kakak perempuannya hahahahaha lucunya anak-anak.

"Maaf ya", begitu saya mendengar suara anak lelaki saya.

"Aaric, lain kali, kalau kakak pipi kasih mainan ke Aaric, mainan mobil-mobilan, jangan mau ya. Itu punya kakak farhad"

Demikian, pagi, berawan, tiba-tiba senyap dan entah kemana anak-anak itu pergi bermain. Saya pikir, anak lelaki saya sudah bertandang ke rumah orang lain. Semoga tidak tertegun sembari menonton televisi, semoga jari dan mulutnya tidak sibuk bersinergi menyantap kudapan, cemilan, yang diberikan oleh orang lain he he he he.

Saturday, April 28, 2018

Melahirkan operasi caesar yang pertama

Bismillah, mau sedikit berbagi tentang pengalaman melahirkan dengan cara operasi. Rasanya? Luar biasa he he he he.

Baiklah, awal mula kenapa anak pertama saya harus dilahirkan dengan cara operasi. Sebagai ibu-ibu muda, jauh dari orangtua dan mertua, e do do e, luar biasa ya dengan kehamilan pertama. Daku tak kuasa jauh dari kasur, jalan agak jauh sedikit, yaaaaaaaaaaa gak sampai 50 meter deh kayaknya, sudah lemas, letih, lesu, lunglai. Itu berlangsung sampai usia kehamilan 7 bulan.

Ih, lemah banget sih kamu say. Heu heu heu, bukan manja ya cintah, tapi bawaan hormonal pada saat hamil, setiap calon emak pasti gak sama. Kalau saja diriku tinggal bersama mamak ku di kampung sana, sudah pasti nasihat panjang kali lebar kali tinggi akan keluar he he he he "Ibu juga dulu hamil, jangan dibawa maunya badan untuk males-malesan, banyak gerak, blah blah blah". Heu', ya harap maklum.

Lanjut cerita, dahulu awal hamil, karena bersamaan dengan kuliah, periksalah diriku ke RS Borromeus bandung, deket kan sama kampus, tinggal nyebrang he he he. Sempat minta saran perlu bawa oksigen gak, hahahahaha, karena sulit bernafas itu deh, sering ngos-ngosan, tapi Mbah dokter berkata "gak usah, ibu gak apa-apa", ya udah deh gak jadi.

Ingat-ingat lagi, hm hm hm awal kehamilan pernah juga diresepkan penguat, karena dari swalayan bawa 3 kg buah-buahan, belum termasuk belanja keperluan harian he he he, ya maklum pas hamil anak pertama, jadi anak kosan, sendirian pula, suami tercintah nan mempesonah ada di Jekardah.

Wokeh, akhirnya tiba masanya ikut suami pindahan, kuliah tinggal sisa-sisa plus proyek tesis aja. Di Jekardah, periksalah daku dan bayi ke RS Hermina Jatinegara, dengan dr Irsyad Bustaman, ini pak dokter ramah, no Hp nya dibagikan ke pasiennya. Bahkan meskipun daku sudah tak jadi pasien beliau lagi, tetap juga dibalas pesannya.

Dan, hasil diagnosa, bayi sungsang, kurang ketuban, heu heu heu, jadilah daku sujud semakin lama, makan telur tiap harinya. Pesan pak dokter sih begitu, supaya air ketubannya banyak, daku mengikuti saja. Dan, sampai mendekati bulan lahir, bayi sholehah ini tetap setia pada posisi sungsangnya.

Menjelang lahir, diminta pulang ke kampung cyiiiiiiin sama orangtua. Daku periksa ke dr Mahmud yang praktik di RS Handayani. Bayinya tetap sungsang booooook ha ha ha. Diwanti-wanti deh, operasi gleg gleg gleg, di keluarga daku belum ada yang pernah melalui operasi untuk proses lahir bayi. Jadilah orangtua eike wanti-wanti, jangan sampai operasi. Suami sampe keluarga suami pun sama, jangan sampai operasi.

Tepat tgl 3 Juni 2013, shubuh, mules, sampai jam 11 malam dibawa ke RS Handayani, bukaan gak jalan-jalan. Sementara, panggul daku diperiksa, sempit katanya ditambah ada tulang yang menonjol. Gak tau lah diriku tulang yang mana, bentuknya gimana. Yang pasti, gak mungkin itu tulang ikan atau tulang ayam kan say.

Sambil menunggu pak suami yang tampan nan mempesona yang membuat daku tergila-gila, tiba dari Jekardah, pak dokter memberikan pilihan operasi, demi keselamatan bayi, agar tak tersangkut kepalanya di tulang panggul ibunya, heu' menelan ludah.

Pak suami pun tiba di rumah sakit, deuuuuuuh meuni kasian, pulang dari kantor, langsung cus ke kotabumi lampung utara, dan tetap tampan tentunya hahahahaha. Tand tangan lah beliau, operasi pun dilakukan jam 23.00 WIB ya sekitar itu. Dan, lahirnya Zidni Ilmi Cantabile itu, dengan berat 3.4kg panjang 49cm, pada tanggal 3 Juni 2013 di ruang operasi RS Handayani, alhamdulillah.

Selepas operasi? Karena bius seluruh badan, jadilah daku baru sadar beberapa jam kemudian. Sakit ya cyiiiiiiin habis operasi ha ha ha ha. Belum boleh minum, kalau belum kentut, gitu deh kata perawatnya. Deuuuuuuh baru kali ini deh, kentut dicari-cari, ditungguin, dinanti-nanti ahahahaha, masya Allah memang ya. Plus 1 x 24 jam, dipaksakan untuk bergerak, berjalan ke sana ke mari, meskipun nyeri membayangi perut ini.

Menurut keterangan kakek ane, yang mantri zaman baheula, kentut menandakan sistem di dalam tubuh khususon pencernaan pasca operasi, sudah berangsur normal, alias gak ada masalah, aman sentosa jaya. Habis kentut, buang air besar lah yang dinanti-nanti, semakin berangsur membaik tandanya. Alhamdulillah 3 hari kemudian, kami pun pulang. Satu minggu kemudian, daku sudah bisa jalan-jalan wara-wiri belanja ahahahaha

Okeh lah kalau begitu, pengalaman melahirkan operasi pertama kali, selesai dibagikan. Pengalaman yang kedua? Insya Allah menyusul kemudian,