Pages

Sunday, August 5, 2018

Lelaki paruh baya

Musik

Beberapa mengharamkan, ada yang membolehkan dengan catatan, ada pula yang santai, ada yang memuja, terlena, diperbudak, ada yang seperti menghamba.

Aku mungkin seperti mereka yang terlena, setiap petikan dawai, alunan lembut anak kecil yang bersenandung, atau suara sopran lelaki paruh baya dari belahan bumi yang lainnya, mampu membuatku terlena. Mengenangkan masa lalu, masa-masa menanti itu. Tentang kelanjutan dari kisah kasih antara dua hati anak manusia. Apakah ia akan bertepuk sebelah tangan, memperpanjang malam-malam penantian. Ataukah ia akan terjawab, anak perawan manusia itu mendapatkan apa yang hatinya harapkan. Cinta dapat membuat kita tiba-tiba menjadi melankolis, sentimentil, cengeng, berderai air mata. Membebani hati dan pikiran, menyiksa jiwa. Itulah yang aku rasakan, anak perawan yang merantau jauh ke pulau seberang. Dalam setiap derap langkah kaki, aku berharap untuk dapat melupakannya.

Tapi, hati memang tak dapat membohongi dirinya sendiri. Aku terlalu mencintai pemuda itu.

Dalam setiap penokohan, adalah biasa ketika para jejaka digambarkan gagah perkasa, cakap, baik budi dan bahasa. Mereka seperti makhluk sempurna yang tanpa cela. Mereka digambarkan sedemikian rupa, dengan semua kelebihannya sehingga mampu memikat setiap gadis yang mendengar ceritanya.

Tapi, lelaki ku ini, jauh dari penggambaran tokoh cerita, tidak seperti pandai bertarung sepertinya arjuna, tidak berotot kawat dan bertulang besi seperti gatot kaca. ia lelaki biasa seperti yang lainnya yang membuat aku jatuh cinta, dia istimewa.

Terpisah selama 7 tahun membuatnya meneguhkan hati untuk menemui atasannya dan meminta, agar ke depannya dia hanya bertugas di daerah ini saja. Kenapa? Agar dekat dengan putra dan putrinya.

Dia biasa, tapi bagi setiap anak wanita lelaki yg dipanggil dengan sebutan ayah itu adalah cinta pertama mereka. Guratan lelah semakin memenuhi wajahnya, di setiap guratan itu pula seperti merekam setiap peristiwa yang terjadi di dalam hidupnya.

Berat masa kecilnya, dia bukan berada dari kalangan orang kaya. Ayah dan ibunya petani yang kemudian menjual hasil ladang berikut ladangnya untuk kemudian mengirim anak pertamanya menempuh pendidikan kepolisian di ibu kota tempat dia tinggal.

Ayah tak banyak mengeluh, sekali pun terkadang ibu nampak begitu keras pada ayah. Kadang sedih dirasa, mengapa ibu bisa begitu kerasnya. Tapi, belakangan saya mengerti apa yg melatarbelakangi ibu untuk berlaku begitu. Ayah dan ibu adalah anak pertama di dalam keluarganya. Dan keduanya menjalani hari-hari yang berat di dalam hidup mereka, masa kecil, masa remaja mereka.

Ayah, yang saya ingat beliau selalu membawa buah tangan begitu datang setelah dinas meninggalkan kami selama berbulan-bulan. Sepanjang waktu samlai akhir masa jabatannya, dia tidak pernah meninggalkan tugasnya untuk waktu yang lama, kewajiban katanya.

Menjelang pensiunnya, di akhir masa tuanya, ia ingin mengunjungi saya katanya. Tapi, apa hendak dikata adik lelaki saya adalah tidak mungkin meninggalkan ibu seorang diri dengan adik lelaki saya itu.

Ah ya Rabb

Tanpa menuliskan ini pun, aku tau Engkau mendengar keluh kesah hamba Mu.

Setiap manusia memiliki jalan terjal dalam hidupnya. Mungkin inilah jalan terjal di dalam kehidupan ayah dan ibuku, memohon belas kasih Mu agar kau jaga selalu kedua orang tuaku. Mereka begitu jauh dari jangkauan tanganku, jari jemariku. Tak ada se ujung kuku pun sholehnya aku, tentunya belumlah pantas aku banyak meminta kepada Mu.

Lelaki gagah itu, beranjak menua semakin lemah ia. Kadang dari kejauhan aku mendengar suaranya terbatuk-batuk, masih enggan ia berhenti dari kebiasaan merokoknya. Ayah bisa dikatakan nyaris tidak pernah marah pada ibu. Ada sekali dua saya melihat ibu menangis dan itu pun ayah hanya diam.

Saturday, June 23, 2018

Tentang Dia, saya, kita dan bahagia

Bagaimana saya mencintai Nya? Hanya Dia yang tahu, Dia Yang Maha Tahu.

Saya bukan tipikal pribadi yang mudah terkesan dengan makhluk yang sama manusianya dengan saya.

Karena setiap kemampuan yang dimiliki oleh manusia, Allah yang memberikan, Allah yang menggerakkan hati mereka, yang memberikan hidayah kepada hamba Nya.

Tak ada sedikit pun andil manusia di dalamnya, karena semua yang kita miliki, adalah miliknya.

Mereka yang pintar, semua Allah yang membukakan akal pikiran mereka, untuk dengan mudahnya menangkap, menerima, mencerna, ilmu Nya, kalam Nya.

Mereka yang cantik, tampan rupawan, bersuara merdu, semua Allah Yang berikan.

Mereka yang baik hatinya, dermawan, Allah yang menggerakkan mereka agar berlaku demikian.

Seorang kawan saya pernah berkata, kenapa tak ada photo anak-anak mu, suami mu? Karena saya tidak mau penyakit 'ain menjangkiti mereka yang melihat dan menjangkiti keluarga kecil ku. Karena saya tidak ingin menyakiti, melukai perasaan mereka yang belum bertemu dengan jodohnya, yang belum mendapatkan buah hati di dalam kehidupan pernikahannya.

Seorang teman saya pernah bertanya, tak inginkah kamu berjalan-jalan keliling dunia?

50:50  karena saya bisa berimajinasi mengunjungi belahan bumi Nya yang lain dengan memejamkan mata, membayangkan, berimajinasi berada di sana, menghirup udaranya, berlarian di atas rerumputan sembari menikmati air sungai yang mengalir, dengan menutup mata, membayangkan, Alhamdulillah bahagia bagi saya. Karena bahagia kita yang hadirkan bukan?

Tidak ingin kah kamu bekerja? Berusaha? Memiliki banyak harta?

Saya tertawa

Untuk setiap manusia, saya percaya antara yang satu dengan yang lainnya Allah sudah menentukan menetapkan takdir mereka. Apa yang saya butuhkan, tidak sama dengan apa yang orang lain butuhkan. Rezeki bukan sebatas mobil, rumah, jalan-jalan ke luar kota, ke luar negeri saja. Memiliki jodoh yang mengerti, anak-anak yang sehat wal afiat, tetangga yang bersahabat, pun rezeki yang tak terkira bagi saya. Lebih berharga dari sekedar jalan-jalan, makanan minuman lezat, atau barang-barang mewah & mahal yang mungkin dimiliki oleh rekan-rekan saya yang lainnya. Ini menurut saya

Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk mengaktualisasi dirimu, sayang ijazahmu, sayang kemampuanmu.

He he he he

Tetapi, karakter manusia yang satu, dengan yang lain tak sama. Ada dari mereka yang mampu melakukan banyak hal dengan santai, sembari mereka menjaga atau menitipkan anak-anak mereka. Tapi, saya tidak mampu begitu, hati saya merasa tidak nyaman bila saya melakukan itu. Itulah sebabnya saya memilih di rumah, menghabiskan waktu dari pagi hingga pagi dengan titipan yang Allah berikan ini.

Ini pilihan hidup, setiap pilihan yang kita ambil ada cabang di dalamnya. Baik buruknya, menyenangkan atau tidaknya, tergantung bagaimana kita menghadapinya, menjalaninya.

Kesuksesan kita, hanya kita yang rasa, pribadi lain di luar kita, di luar lingkaran keluarga kita, menjadi penonton setia, komentator setia. Berbahagia lah dengan standar sukses mu, dengan standar bahagiamu. Hidup berdasarkan dirimu & keluargamu, bukan berdasarkan penilaian, pendapat, penghargaan orang lain.

Mendengarkan saran itu perlu, melihat bagaimana kehidupan orang lain itu bagus. Tapi sekedar untuk mengambil ibrahnya meninggalkan mudharatnya, bukan untuk menyalinnya, dan berusaha mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa & bernegara di dalam keluarga kecil kita.

Sampai saat ini, pribadi tanpa cela yang membuat saya terkesan adalah kekasih Nya. Saya pikir, muslim yang lain pun memiliki penilaian yang sama. Sehingga, apabila menemui manusia lain yang pintar, terkenal, memiliki banyak kolega, memiliki paras tampan/cantik, keluarga yg nampak bahagia dari photo keluarga yang dimunculkannya di media sosialnya. Atau manusia lain yang dengan segudang pencapaiannya, prestasinya, segudang pujian untuknya, perjalanan ke luar negerinya.

Mari kita berbahagia untuk rezeki yang Allah titipkan kepada mereka. Mari kita bersyukur, atas kelebihan yang Allah percayakan, amanahkan kepada mereka, semoga mereka juga menjadi amanah atas apa yang Allah titipkan kepada mereka, begitu juga dengan kita.

Karena sombong adalah pakaian Nya

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)

Karena kesalahan terbesar iblis adalah berlaku sombong

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblisia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)

Dan jauhilah sifat riya

Terjemah surat Al Maa'uun Ayat 4 - 7

4. Maka celakalah orang yang shalat,

5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya

6. yang berbuat riya

7. dan enggan (memberikan) bantuan.

Okeh oceh, sekian dari kita-kita. Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, yang baik, yang benar datangnya dari Allah saja, khilaf & salah datangnya dari saya.

Bagai dua sisi mata uang

Apakah kita berbahagia dengan jalan hidup yang kita pilih?

Bahagia itu kita yang rasa, kita yang mengusahkannya, kita menemukannya, kita yang menghadirkannya.

Berbagi kebahagiaan tetapi bukan memamerkan kebahagiaan. Karena memamerkan itu sejatinya semu, kadang memunculkan riak-riak energi negatif yang baru. Apa yang didapatkan manusia dari memamerkan setiap perjalanan hidupnya? Apa yang didapatkan dari kita yang menampilkan semua sisi kehidupan kita? Likes di kanal media sosial kita? Puluhan, ratusan orang mengagumi kita? Pujian semu yang menyanjung ini anu itu?
Kita mencari apa? Pengakuan dari sesama manusia? Semu, semuanya semu.

Apakah kita berbahagia? Tidak perlu menunjukkannya, berbagilah dengan menebarkan energi positif kepada sesama. Terpusatlah pada mereka yang menyayangi kita, yang membutuhkan uluran tangan & kasih sayang dari kita. Bukan memusatkan pada masa lalu, pada mereka yang membuat kita kecewa. Karena sejatinya, hal-hal yang kita anggap sakit itu, yang membuat kita kecewa dan marah itu, berperan jua dalam perjalanan pendewasaan diri kita. Berperan jua dalam membentuk jati diri kita, menajamkan naluri, menguatkan nyali menapaki hidup ini di kemudian hari.

Ironi

Waktu terus berlalu, hari berganti, yang pergi telah pergi, tahun berganti. Tetapi hati tetap sulit memaafkan masa lalu, begitu benci menerima kekurangan manusia yang lainnya. Ada banyak hal yang bisa saja berjalan tidak seperti apa yang kita inginkan, apakah kita berhenti berjalan, memutuskan untuk tidak berbahagia dengan apa yang telah Allah berikan, amanahkan, percayakan pada kita saat ini? Ironi bukan, menggelikan sekaligus menyedihkan.

Ketika banyak manusia lainnya berjalan, menengadahkan kepala, menarik nafas, menghembuskannya dengan ikhlas, menengok sesekali ke belakang, melongok pada masa lalu. Yang putih, biru, abu-abu, yang hitam, kemudian berjalan dengan tenang, bahagia, memaafkan, sesekali mengingat untuk menertawai kemudian tersenyum pergi.

Di sini, kita masih tergopoh-gopoh, terengah-engah, sulit bernafas, begitu mengingat masa lalu yang kelabu. Perasaan kecewa, merasa dihianati oleh sesama manusia, manusia yang kita anggap sempurna, padahal sejatinya mereka, aku, kamu, kita ditetapkan sebagai hamba yang berkeluh kesah, pelupa dan penuh alpa.

Di titik ini, kita terus menerus tenggelam dalam marah, kecewa yang tak berkesudahan selama bertahun-tahun lamanya. Menghabiskan waktu yang Allah berikan pada kita untuk terus kecewa pada manusia. Menaruh simpati pada manusia, maka bersiaplah untuk kecewa.

Belajarlah memaafkan masa lalu, berjalanlah dengan riang, langkah kan kaki mu dengan ringan. Bahagia itu kita yang hadirkan, kita yang rasakan. Bersyukurlah pada takdir yang Allah tetapkan. Karena setiap jalan hidup manusia tidak pernah sama. Karena jodoh kita, itulah yang insya Allah terbaik untuk kita, yang bisa menerima kita apa adanya.

Aku berbahagia insya Allah, atas izin Nya, atas takdir Nya, atas masa lalu, masa kini dan masa depan yang digariskan oleh Nya.

Terima kasih untuk masa lalu, bukan untuk disesali, tetapi jadi pelajaran untuk diri. Apa yang sudah terjadi, waktu tidak dapat diputar kembali, Allah Yang Maha Mengetahui betapa diri ini mencintai Nya berpasrah diri terhadap ketentuannya.

Memaafkan

Semoga Allah melapangkan hati memudahkan jalan hidayah Nya untuk menyentuh hati

Sunday, June 3, 2018

Tremble, Rumble, past & future bukan cerita dongeng belaka

Lemahnya manusia, bagaimana sekelilingnya bisa dengan mudah mempengaruhi suasana hatinya.

Bagaimana memaafkan manusia, bagaimana memaafkan masa lalu, bagaimana memaafkan diri sendiri. Bila saja waktu dapat diputar kembali, apa yang terjadi saat ini, adalah apa yang ditanam di masa lalu. Apa yang berlaku hari ini, mungkin saja manifestasi dari ucapan tanpa sengaja, dengan sengaja, di masa lalu.

Apakah aku berjalan di masa yang salah, di waktu yang salah. Apakah yang terjadi buah dari apa yang ditanam dahulu.

Rumble, perut kosong keroncong, kecamuk di dalam kepala mengabaikan suara kecamuk yang bersahut-sahutan di dalam perut. Kita hidup untuk Allah Yang Menghidupkan dan mematikan kita. Ada saat di mana terasa begitu berat meninggalkan dunia, Allah terlupa. Ada saat di mana terasa begitu berat melangkahkan kaki di dunia, setiap tapaknya terasa perih, menyakitkan. Setiap helaan nafas yang diambil, kemudian dihembuskan terasa berat. Beginikah yang namanya berdua, genap? Ada yang dikorbankan, terkorbankan, ditinggalkan, berdamai dengan masa kini, mengakui bahwa kita tinggal kenangan, masa lalu yang jaya sudah berlalu.

Wrinkles

Menandakan semakin tua dunia, semakin tua manusia, bangunan bertambah tua. Tak ada sesiapa yang mampu menghentikan waktu, berdamai dengan perubahan, daun-daun yang berguguran. Memaafkan, karena Allah Maha Pengasih & Maha Penyayang, Maha Mengampuni. Segala apa yang ada pada diri kita, adalah milik Nya. Kemampuan memanipulasi, menyembuhkan, mengatasi, ada pada Nya. Manusia? Hanya meminta, memohon bantuan Nya, menyembuhkan luka yang ada.

Tambal sulam

Dunia bukan cerita dalam buku yang bisa kita tentukan akhirnya, riak-riak di dalamnya tentang jalan cerita tokohnya. Dunia ciptaan Nya, yang berjalan sesuai kehendak Nya, perubahan cuaca, arah angin, suasana hati manusia, semuanya berada dalam kendali & kuasa Nya.

Foolish love

Menaruh simpati, harapan pada manusia berbuah kecewa, karena manusia memiliki kelemahan, kekurangan. Menggantungkan harapan pada Nya, hanya pada Nya, sehingga cinta mu tidak menjadi cinta yang bodoh, harapan mu bukan harapan yang bodoh, simpatimu bukan simpati yang bodoh dan membabi buta. Karena Dia tidak pernah membuat hamba Nya kecewa, terluka, sendiri & sepi.

Daun-daun mulai tua, perlahan menguning, kemudian terbang terbawa angin.

Kadang aku bertanya, Allah apakah Engkau benar-benar ada? Tapi meninggalkan agama ini? Yang sempurna ini, tidak tidak tidak ada yang sempurna selain ajaran nabi Muhammad ini. Terlalu sulit untuk menolak bahwa ada kekuatan besar yang mengawasj jagat raya ini. Terlalu sulit mengabaikan bahwa ada zat yang Maha kuasa atas segala sesuatunya. Tapi benar kah jalan yang ditempuh ini, menyandarkan diri pada Mu. Nothing to lose, berbuat baik karena Nya meskipun Dia ada atau tidak di kemudian hari ketika nafas terhenti.

Tremble in fear

Foolish love

It must be foolish love

I tremble in fear

Do you love me
Do you care about me
O moon
Long time no see

Am i happy
With the hope
With the dream
A thousand dream & hope
Seems to be come true

Or i am suffering
In silent
Pretend to be happy
Because the fact a cannot escaping

O moon
Not to leave me
O Allah please help me
To stand still
Accept the reality

The time goes by
The wrinkles added by the time changed

O Allah
Hold me still
This foolish love
Torturing me

O Allah
I tremble in fear
Of death
Of lonely

Monday, May 7, 2018

Membagi kebahagiaan atau memamerkan kebahagiaan

[8:28] Dan ketahuilah, bahwa *hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian* dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

[21:35] Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. *Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian (yang sebenar-benarnya)*. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.

[29:2] *Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?*

[29:3] Dan sesungguhnya *kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka*, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

[2:155] Dan sungguh akan *Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan*. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (AL BAQARAH (Sapi betina) ayat 155)

[2:214] *Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?* Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

[3:186] *Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu*. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.

[5:48] Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi *Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu*, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

Sunday, April 29, 2018

Anak-anak itu mengagumkan

Saya penggemar anak-anak, atau sepertinya saya penggemar manusia, tapi setelah dipikir-pikir saya menggemari semua yang bisa saya amati.

Dalam keadaan lapang, dapat berpikir dengan jernih, apa yang ada di sekitar kita, akan terlihat mengagumkan, mengesankan.

Pagi ini, pintu unit saya diketuk dengan keras, saya pikir penagih hutang. Ah tapi saya tidak punya hutang, ya tertunggak tidak, cicilan ada sampai beberapa tahun ke depan "riba oh riba".

Saya melihat dari balik pintu, yang mengetuk anak kecil, perempuan, tetangga beberapa langkah dari rumah. Tampak malu-malu dia bertanya, anak perempuan pertama saya dimana, tapi sayang anak pertama saya yang perempuan, sedang bermain air dengan suami saya. Saya tawarkan untuk bermain dengan anak lelaki saya yang no dua, usianya terpaut kurang dari 2 tahun.

Anak perempuan itu mengangguk, berangkatlah ia dengan anak lelaki saya.

Di pertengahan waktu bermain mereka, saya mendengar lamat-lamat suara anak lelaki saya bersitegang dengan temannya "ini punya aku, ini mainan aku". Saya ingat pasti, anak lelaki saya tidak membawa satu pun dari mainannya. Jadi, mainan siapa yang dia klaim sebagai miliknya.

Tak lama, pintu unit saya diketuk. Anak lelaki usia 9 tahunan berkata "aaric ambil mainannya apin", ya ya ya, saya sudah menduga. Saya minta dia mengembalikannya, meminta maaf pada temannya. Anak lelaki saya pun berlalu pergi, dengan mainan mobil kecil berwarna hitam. Anak lelaki saya yang ini, mendominasi, selalu mengupayakan negosiasi dengan kedua orangtuanya, kadang terlihat jelas belum ada rasa sungkan, segan, bahkan meskipun itu dengan orang dewasa yang bukan anggota keluarganya, dengan orang asing sekali pun, ketika merasa ego nya diusik, dia bisa dengan mudah mengangkat tangannya, berlaku di luar dugaan.

Kadang mengesalkan ha ha ha ha, bayangkan saja, dia seperti tidak merasa bersalah, meminjam mainan tetapi ketika tidak didapatkan, dia memaksa. Dipinjamkan yang berukuran kecil, dia menawar meminta yang berukuran besar. Tidak diberi? Tangannya akan naik, mengancam akan memukul. Apakah saya bangga? Tentu tidak, memberikan pemahaman padanya bahwa apa yang dia lakukan adalah hal yang sangat keliru, merupakan pekerjaan rumah untuk saya.

Jadi, mobil kecil hitam tersebut kembali kepada pemiliknya.

Lalu, tak lama dia kembali pulang, mencari mobil kecil yang lain, bergambarkan kartun karakter mobil Disney, Lightning Macqueen. Ya, mobil sedan merah berukuran dua ruas jari itu, didapatkan dari temannya. Dibungkus dengan kertas, bertuliskan namanya "untuk aaric". Kado ceritanya.

Tetapi, ternyata, si pemilik asli dari mobil mainan itu, tidak merasa memberikannya. Melainkan dua adik perempuannya yang begitu murah hati, membagikan mainan termasuk mainannya kepada teman-temannya. Hahahaha, bersyukur belum saya buang ke tempat sampah, mengingat mainan itu teronggok begitu saja di lantai, dengan dua buah roda yang entah sudah di mana rimbanya.

"bilang maaf ya sama a at" begitu pesan adik perempuan si pemilik mobil. Padahal, yang memberi mobil itu adalah dia dan kakak perempuannya hahahahaha lucunya anak-anak.

"Maaf ya", begitu saya mendengar suara anak lelaki saya.

"Aaric, lain kali, kalau kakak pipi kasih mainan ke Aaric, mainan mobil-mobilan, jangan mau ya. Itu punya kakak farhad"

Demikian, pagi, berawan, tiba-tiba senyap dan entah kemana anak-anak itu pergi bermain. Saya pikir, anak lelaki saya sudah bertandang ke rumah orang lain. Semoga tidak tertegun sembari menonton televisi, semoga jari dan mulutnya tidak sibuk bersinergi menyantap kudapan, cemilan, yang diberikan oleh orang lain he he he he.

Saturday, April 28, 2018

Melahirkan operasi caesar yang pertama

Bismillah, mau sedikit berbagi tentang pengalaman melahirkan dengan cara operasi. Rasanya? Luar biasa he he he he.

Baiklah, awal mula kenapa anak pertama saya harus dilahirkan dengan cara operasi. Sebagai ibu-ibu muda, jauh dari orangtua dan mertua, e do do e, luar biasa ya dengan kehamilan pertama. Daku tak kuasa jauh dari kasur, jalan agak jauh sedikit, yaaaaaaaaaaa gak sampai 50 meter deh kayaknya, sudah lemas, letih, lesu, lunglai. Itu berlangsung sampai usia kehamilan 7 bulan.

Ih, lemah banget sih kamu say. Heu heu heu, bukan manja ya cintah, tapi bawaan hormonal pada saat hamil, setiap calon emak pasti gak sama. Kalau saja diriku tinggal bersama mamak ku di kampung sana, sudah pasti nasihat panjang kali lebar kali tinggi akan keluar he he he he "Ibu juga dulu hamil, jangan dibawa maunya badan untuk males-malesan, banyak gerak, blah blah blah". Heu', ya harap maklum.

Lanjut cerita, dahulu awal hamil, karena bersamaan dengan kuliah, periksalah diriku ke RS Borromeus bandung, deket kan sama kampus, tinggal nyebrang he he he. Sempat minta saran perlu bawa oksigen gak, hahahahaha, karena sulit bernafas itu deh, sering ngos-ngosan, tapi Mbah dokter berkata "gak usah, ibu gak apa-apa", ya udah deh gak jadi.

Ingat-ingat lagi, hm hm hm awal kehamilan pernah juga diresepkan penguat, karena dari swalayan bawa 3 kg buah-buahan, belum termasuk belanja keperluan harian he he he, ya maklum pas hamil anak pertama, jadi anak kosan, sendirian pula, suami tercintah nan mempesonah ada di Jekardah.

Wokeh, akhirnya tiba masanya ikut suami pindahan, kuliah tinggal sisa-sisa plus proyek tesis aja. Di Jekardah, periksalah daku dan bayi ke RS Hermina Jatinegara, dengan dr Irsyad Bustaman, ini pak dokter ramah, no Hp nya dibagikan ke pasiennya. Bahkan meskipun daku sudah tak jadi pasien beliau lagi, tetap juga dibalas pesannya.

Dan, hasil diagnosa, bayi sungsang, kurang ketuban, heu heu heu, jadilah daku sujud semakin lama, makan telur tiap harinya. Pesan pak dokter sih begitu, supaya air ketubannya banyak, daku mengikuti saja. Dan, sampai mendekati bulan lahir, bayi sholehah ini tetap setia pada posisi sungsangnya.

Menjelang lahir, diminta pulang ke kampung cyiiiiiiin sama orangtua. Daku periksa ke dr Mahmud yang praktik di RS Handayani. Bayinya tetap sungsang booooook ha ha ha. Diwanti-wanti deh, operasi gleg gleg gleg, di keluarga daku belum ada yang pernah melalui operasi untuk proses lahir bayi. Jadilah orangtua eike wanti-wanti, jangan sampai operasi. Suami sampe keluarga suami pun sama, jangan sampai operasi.

Tepat tgl 3 Juni 2013, shubuh, mules, sampai jam 11 malam dibawa ke RS Handayani, bukaan gak jalan-jalan. Sementara, panggul daku diperiksa, sempit katanya ditambah ada tulang yang menonjol. Gak tau lah diriku tulang yang mana, bentuknya gimana. Yang pasti, gak mungkin itu tulang ikan atau tulang ayam kan say.

Sambil menunggu pak suami yang tampan nan mempesona yang membuat daku tergila-gila, tiba dari Jekardah, pak dokter memberikan pilihan operasi, demi keselamatan bayi, agar tak tersangkut kepalanya di tulang panggul ibunya, heu' menelan ludah.

Pak suami pun tiba di rumah sakit, deuuuuuuh meuni kasian, pulang dari kantor, langsung cus ke kotabumi lampung utara, dan tetap tampan tentunya hahahahaha. Tand tangan lah beliau, operasi pun dilakukan jam 23.00 WIB ya sekitar itu. Dan, lahirnya Zidni Ilmi Cantabile itu, dengan berat 3.4kg panjang 49cm, pada tanggal 3 Juni 2013 di ruang operasi RS Handayani, alhamdulillah.

Selepas operasi? Karena bius seluruh badan, jadilah daku baru sadar beberapa jam kemudian. Sakit ya cyiiiiiiin habis operasi ha ha ha ha. Belum boleh minum, kalau belum kentut, gitu deh kata perawatnya. Deuuuuuuh baru kali ini deh, kentut dicari-cari, ditungguin, dinanti-nanti ahahahaha, masya Allah memang ya. Plus 1 x 24 jam, dipaksakan untuk bergerak, berjalan ke sana ke mari, meskipun nyeri membayangi perut ini.

Menurut keterangan kakek ane, yang mantri zaman baheula, kentut menandakan sistem di dalam tubuh khususon pencernaan pasca operasi, sudah berangsur normal, alias gak ada masalah, aman sentosa jaya. Habis kentut, buang air besar lah yang dinanti-nanti, semakin berangsur membaik tandanya. Alhamdulillah 3 hari kemudian, kami pun pulang. Satu minggu kemudian, daku sudah bisa jalan-jalan wara-wiri belanja ahahahaha

Okeh lah kalau begitu, pengalaman melahirkan operasi pertama kali, selesai dibagikan. Pengalaman yang kedua? Insya Allah menyusul kemudian,