Pages

Saturday, November 27, 2010

800 juta itu recehan katanya

ketika anggota Badan Kehormatan bilang begini :

"Kenapa yang receh-receh kita pergi cuma habiskan Rp 800 juta dipermasalahkan. Padahal banyak manfaatnya," ujar Wakil Ketua BK DPR, Nudirman Munir, dalam diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (26/11).

sumber detik.com

Speechless manakala uang 800 juta dianggap receh menurut salah satu anggota BK DPR. Receh? tapi kalau diberikan pengungsi MERAPI, MENTAWAI, atau wasior, apakah 800 juta itu masih tetap receh???.

Kadang mereka mengeluarkan pernyataan tanpa pikir panjang. Bagaimana mereka bisa hidup di atas penderitaan rakyat INdonesia yang lainnya.

Tuesday, November 23, 2010

Terbirit-birit, terkencing-kecing

Saat ini saya bekerja, swasta. Beberapa orang mungkin merasa bahagia menjadi pegawai negeri, tapi tidak begitu dengan saya. Orang tua saya, ya normal rasanya ketika mereka selalu menganjurkan saya untuk ikut berjuang, berkompetisi dengan rekan-rekan yang satu jurusan dengan saya, untuk itu yang namanya kursi pegawai negeri.

Punggung belakang saya kembali terasa sakit. Entah karena memang saya menderita kelelahan sangat pada tubuh saya. Atau karena dampak dari tumor yang berada di sebelah kiri dada saya. Apakah saya akan mati? ya semua manusia akan mati pada akhirnya. Pertanyaannya adalah, apakah saya akan mati pada usia muda? Entahlah, karena bahkan Nabi Muhammad sekali pun tak pernah tahu kapan kiranya ia akan meninggalkan dunia.

Maut itu sesuatu yang misteri namun pasti. Beberapa tahun yang lalu, i said 'no problemo' untuk meninggal pada usia dini (bukan menikah pada usia dini). Bodoh sekali keinginan saya pada saat itu. Namun kini, menjelang usia 25 tahun kadang jiwa ini seperti lari terbirit-birit. Hampir terkencing-kencing, ketakutan yang sangat bila pikiran-pikiran tentang kematian itu melintas selama beberapa saat.

Yaa, menjelang usia 25, saya semakin banyak melakukan khilaf rasanya. Dosa-dosa saya, haaahh entah sudah berapa banyak menumpuk. Berapa kali saya ucapkan Alhamdulillah, karena Allah begitu Maha Pemurahnya mau menutupi aib saya ini. Tak terhitung pula berapa kali saya ucapkan Istighfar, berharap dari sekian banyak istighfar yang saya ucapkan. Salah satunya atau bahkan kesemuanya, dapat menghapuskan dosa-dosa saya.

Memang benar kiranya, manusia masuk ke dalam surga Nya, bukan karena amal ibadah yang manusia punya, yang manusia usahakan di setiap detiknya. Tapi, tak lain karena kemurahan Nya, ya manusia mendapatkan izin masuk ke surga Nya, karena kasih sayang dan belas kasih Nya.

Monday, November 22, 2010

Maut saya rasa begitu dekat

Hari yang menyenangkan, ya harus ditanamkan itu di dalam hati dan kepala. Agar dan supaya dapat menstimulus otak untuk memberi perintah pada seluruh tubuh, agar ia bersemangat. Tak lesu karena terbawa oleh keadaan yang sebenarnya dapat membuat hati berada pada kondisi tidak menyenangkan.

Blog ini, halaman maya ini mungkin sudah tidak lagi menjadi menarik bagi sebagian orang. Namun, sesuatu yang menguntungkan bagi saya. Karena itu berarti tak ada yang membaca halaman pribadi saya. Bodohnya, pada awal saya mengaplikasikannya, entah dengan sengaja atau pun tidak. Saya biarkan beberapa orang mengetahui tentang blog pribadi saya ini.

Ok, from the start, let's begin. Mencoba untuk membunuh rasa rindu, rasa kangen kata anak-anak remaja tanggung zaman sekarang. Mencoba lebih fokus pada cita-cita atau mungkin impian atau pula rejeki yang Allah berikan. Menjajaki kemungkinan sekolah lagi, untuk konsentrasi di dunia medis. Menjadi seorang dokter, halaaah entah apa, tapi tak ada salahnya mencoba.

Kalau pun diterima, berarti harus meninggalkan negeri ini setidaknya sampai 5 tahun kedepan. Hari ini saya punya rasa campur aduk, rasa rindu pada lelaki itu, ya harusnya tidak perlu. Ada pula rasa rindu pada si makhluk penghasil liur berumur 9 bulan itu. Yaa dia keponakan saya, anak dari kakak perempuan saya.

Milk and toast and honey.

Aaah entah seperti apa jalan kehidupan yang harus saya jalani sekarang ini. Apa yang dahulu saya lihat, saat ini sedang saya alami. Saya jadi tahu seperti apa itu rusak, seperti apa itu hancur, seperti apa pula cara untuk menerima kekurangan. Serta bagaimana cara untuk memaklumi, karena akhirnya saya yang harus mengalami.

Maut saya rasa kadang begitu dekat, ya karena memang ia dekat. Entah apa yang saya nanti, hanya saja saya selalu berharap agar jalan yang saya tempuh ini ada ujungnya. Agar kisah hidup saya ini nantinya, menjadi indah pada saatnya. Yaaaa khusnul khotimah tentunya.

Saya belajar untuk tidak mengeluh pada seorang atau dua orang atau lebih anak manusia. Saya belajar pula untuk menahan jari jemari dari menampilkan status menyedihkan dan memalukan di halaman Facebook saya. Lalu, di sinilah saya, kembali menenggelamkan diri di halaman blog saya ini.

Ibu saya mulai dengan peringatannya 'usia kamu sudah masuk 25' dan teman-teman mulai berkata 'kapan kamu menikahnya'. Yaaa sekarang saya mengalami fase itu, kadang lucu, tapi kadang yang ada hanya diam, sebagai bias dari beku yang hati sampaikan.