Pages

Tuesday, August 31, 2010

Ini kesalahan negeri Malaysia hingga menyulut Nasionalisme anak Bangsa

Berikut ini fakta yang sudah terjadi hingga menyulut kemarahan rakyat Indonesia karena menyinggung martabat dan merendahkan harga diri sebagai negara berdaulat.

== Malaysia mengirimkan teroris-teroris bom ke Indonesia
Azahari dan Noordin M Top adalah orang Malaysia yang beroperasi teror di Indonesia. Bersyukur keduanya sudah tewas ditembak.

Doktor Azahari bin Husin lahir di Melaka, 14 September 1957, tewas di Batu Jatim, 9 November 2005. Dia adalah seorang insinyur Malaysia yang diduga kuat merupakan otak di belakang Bom Bali 2002 dan Bom Bali 2005 serta serangan-serangan lainnya bersama dengan Noordin Mohammed Top

==Malaysia merebut Sipadan – Ligitan
Bila mengingat kasus lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan menyakitkan karena kedua pulau itu posisi strategis di Selat Makassar yaitu pulau Sipadan (luas: 50.000 meter²) dan pulau Ligitan (luas: 18.000 meter²)

Sikap Indonesia semula ingin membawa masalah ini melalui Dewan Tinggi ASEAN namun akhirnya sepakat untuk menyelesaikan sengketa ini melalui jalur hukum Mahkamah Internasional

Selasa 17 Desember 2002 Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia dengan 16 hakim dan Indonesia cuma 1 hakim. Sehingga Pulau Sipadan-Ligitan syah milik Malaysia.

== Menginjak-injak harga diri Indonesia lewat kasus Ambalat
Setelah menguasai Sipadan dan Ligitan, Malaysia ingin lagi menarik garis pantai dari kedua pulau itu untuk mengklaim Blok Ambalat di Kaltim yang kaya akan minyak bumi. Padahal Malaysia bukan negera kepulauan dan sudah semestinya wilayah Blok Ambalat adalah milik Indonesia.

Kasus ini memanas lagi tahun 2005, ketika 17 pekerja Indonesia ditangkap oleh kapal perang Malaysia di Karang Unarang. Dan Angkatan Laut Malaysia mengejar nelayan Indonesia dan mengusir keluar dari Ambalat. Malaysia dan Indonesia memberikan hak menambang ke Shell, Unocal dan ENI.

==Berada di belakang layar terjadinya Illegal logging di Indonesia.

Di Kalimantan telah ditemukan banyak jalan tersembunyi untuk mengangkut kayu ilegal dari Kalimantan. Bahkan pertambangan juga digerogoti dari jalur terowongan untuk mengeruk kekayaan alam Indonesia.

==Tidak peduli dengan nasib TKI yang dianiaya majikan

Berapa banyak TKI yang tidak digaji, dianiaya, disuntik gila dan diusir setelah dimanfaatkan tenaganya. Jika majikan Malaysia ke meja hijau atas kasus itu maka ujung-ujungnya bebas alias dinyatakan tidak bersalah atas kasus penganiayaan.

Jumlah TKI di Malaysia tercatat 1,8 juta orang. Yang tidak tercatat lebih banyak lagi. Dan mereka sebagian besar masih memiliki nasionalisme tinggi untuk membela Indonesia.

Banyak para TKI mengembangkan kebudayaan asli daerahnya masing-masing sebagai hiburan rindu kampung kebanggan nasionalisme. Kemudian Malaysia memfasilitasi mereka untuk dikembangkan menjadi budaya dan akhirnya memanfaatkan dan mengklaimnya.

==Melakukan pelanggaran batas wilayah Indonesia–Malaysia di pulau Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Bila orang Malaysia ditangkap karena melakukan pencurian ikan di Indonesia, selalu beralasan mereka merasa masih di wilayah Malaysia.

Sudah begitu, polisi Malaysia juga sering mengawal aktivitas illegal fishing tersebut. Jika sudah berlasan perbatasan, ujung-ujungnya nelayan tersebut dilepas.

==Polisi Diraja Malaysia memukuli wasit Indonesia.
Agustus 2007 wasit karate Indonesia dipukuli 4 polisi Malaysia tanpa sebab hingga akhirnya Indonesia menarik diri dari kejuaraan karate tersebut sebagai bentuk protes.

==Mematenkan (melakukan klaim hak paten) Batik Parang asal Yogyakarta dan berbagai hasil kebudayaan daerah baik kesenian maupun makanan atau kerajinan sudah banyak diklaim oleh Malaysia. Alasannya satu, karya tersebut belum dipatenkan oleh Indonesia.
Sekarang Batik sudah diakui dunia internasional sebagai milik syah Indonesia.

==Mencoba melakukan klaim hak paten terhadap Angklung (alat musik khas Jawa Barat). Belum lagi reog Ponorogo, Kuda Lumping dan sebagainya yang diakui juga milik Malaysia karena di sana memang juga ada berkembang untuk kesenian rakyat.

==Blog Malaysia Menghina Indonesia
Dalam blog yang mengatasnamakan orang Malaysia ini menghina Indonesia dengan menyebut Indon yaitu orang rendahan. Dan fakta di Malaysia memang para TKI sering diremehkan dengan sebutan seperti itu.

Rakyat Indonesia masih terus meluapkan emosi dan kemarahan atas perlakuan tersebut karena terijak martabat dan harga diri sebagai bangsa berdaulat dan bermartabat. Rakyat juga tahu bahwa Malaysia adalah negara persemakmuran Inggris bersama Australia dan Singapura juga. Namun Indonesia adalah bangsa pejuang yang tidak takut dengan senjata apapun karena yakin kebenaran dan keadilan akan ditegakkan. Rakyat masih menunggu dan melihat langkah pemerintah dalam menyikapi berbagai perlakuan Malaysia atas Indonesia. (berbagai sumber)

Saturday, August 28, 2010

Asal usul WONG FEI HUNG

TRIBUNNEWS.COM - Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film "Once Upon A Time in China". Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang ulama, ahli pengobatan, dan ahli beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong).

Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan jurus "Tendangan Tanpa Bayangan" yang legendaris.

Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju.

Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan jurus "Cakar Macan" dan jurus "Sembilan Pukulan Khusus".

Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek.

Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.

Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid.

Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amiin. (sabili)

Friday, August 27, 2010

Ini tentang jaman Dulu, saya belum kalah

Dulu, pikir-pikir puasa itu ya menahan lapar dan dahaga. Tahapan paling berat menahan lidah, mata, hati dan telinga dari mengomentari orang-orang yang agak-agak aneh. Hingga akhirnya itu manusia-manusia ciptaan Allah, menjadi bahan berita layaknya selebrita.


Tahapan lain adalah sabar dan menahan amarah. Ketika memang ada sudut-sudut kosong yang dimanfaatkan oleh si setan untuk memancing titik kesabaran untuk sampai di ambang batas. Lalu berusaha menggeser-geser paradigma, agar akal pikiran saya berkata bahwa 'kesabaran ada batasnya', hingga rasa amarah itu tiba dan muncul ke muka. Tapi, nampaknya masih bisa lulus, meskipun tersendat-sendat, tergopoh-gopoh sembari terengah-engah


Tahun ini

Semakin bertambah usia, bahan uji mengenai apa dan seperti apa inti dari berpuasa, semakin berat dirasa

Mungkin saya tidak lulus untuk ujian tahun ini, dan harus mengulang di tahun depan

Tapi, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah saya diberikan untuk mengulang ujian tahun depan????

Belum tentu, definetly not sure


Seorang teman

tahun lalu, dia masih bersama dengan saya dan rekan-rekan yang lainnya

merasakan buka puasa bersama, di rumahnya

tapi tahun ini, dia sudah mendahului kami semua


kita memang tidak pernah tahu akan usia

bisa jadi, puasa tahun ini menjadi yang terakhir bagi saya atau kamu atau kalian atau manusia yang lainnya

bahan uji tahun ini memang luar biasa, semua dirasa menyerang dari segala sudut kosong yang ada


Setan-setan itu nampak berpesta pora ketika saya sedang berusaha

tidak dengan terengah-engah, tetapi saya mulai merangkak, saya merasa kewalahan, saya hampir kalah

Dulu saya berada pada kursi penonton, hanya memperhatikan, menjadi komentator yang berlagak bijak dengan bahasa-bahasa tidak jelas dan seolah-olah saya mengerti tentang panggung kehidupan yang saya tonton


Sekarang, beberapa bulan terakhir ini

saya menjadi pemainnya

saya merasakan cemoohan penonton akan peran yang saya lakoni

mencoba memperbaiki, saya hampir tenggelam dalam gelap


Tahun ini

Puasa yang sesungguhnya


Harusnya saya bisa bertahan di tengah terjangan setan-setan yang berusaha mendobrak dinding-dinding keimanan saya

Tahun ini saya baru tahu puasa yang sebenarnya itu seperti apa, tepat ketika semua bahan uji itu dihadapkan pada saya

Inilah ujian yang sesungguhnya bagi saya

Inilah tentang menahan nafsu yang sebenarnya

Mungkin inilah hakikat yang sebenarnya dari menahan nafsu itu


Saya tidak mau kalah

Tapi, bila memang saya kalah, biarkan saya kalah dengan terhormat

Biarkan saya kalah setelah saya berusaha dengan semua energi dari keimanan yang tersisa

Tapi saya belum kalah


Setidaknya ya Rabb

Berikan saya kesempatan untuk kembali

Sebelum malaikat maut Mu menjemput saya suatu hari nanti

Wednesday, August 25, 2010

Aku mau ke masjid pak, mau sholat di masjid bu

saya mau sholat di masjid pak
saya mau sholat di masjid bu

tapi, katanya sholat di rumah itu lebih utama bagi wanita dan di sunnahkan oleh Rasul kekasih Nya
tapi, katanya sholat di rumah itu lebih mengurangi mudharat bagi wanita yang melakukannya

tapi kan, pengin sholat di masjid pak
mau sholat di masjid bu

Liat temen-temen pada jalan ke masjid, sholat tarawih. Lihat anak-anak kecil, wanita-wanita yang lain berjalan mengenakan mukena, berjalan, melangkahkan kaki ke rumah Nya. Sementara saya sholat tarawih sendirian di rumah. Gak ada dengar ceramah, cuma selesai sholat langsung baca Al qur'an atau tutup mata. Tidur terlelap, hingga dini hari menjemput, membangunkan diri untuk segera mengisi perut, memenuhi sunnah yang lain, makan sahur.

Tapi, kalau saya sholat di masjid.....
takut mengganggu bu, khawatir terganggu pak
Pandangan mereka yang bukan muhrim saya, dirasa mengganggu. Meskipun itu hanya Pandangan biasa, seperti "selayang pandang, sekedar menatap saja". Tapi saya tidak nyaman Pak dibuatnya, tidak enak bu rasanya

Tapi, kalau saya sholat di masjid
Khawatir mudharat yang saya dapat, khawatir mudharat yang saya timbulkan.
Saya bingung bu, saya bingung pak
Lagi pun, kalau saya berangkat sholat di masjid, pastilah pergi dan pulang sendiri, tak ada teman muhrim yang menyertai.

Kedua orang teman saya, tidaknya menyukai saya. Berjalan dengan mereka di depan, dan saya di belakang, atau dengan saya berjalan sendiri di depan dan mereka berdua di belakang. Akan menimbulkan tanda tanya bagi yang melihatnya. Ujung-ujungnya fitnah, gosip, isu juga yang dirasakan oleh hati dan didengar oleh telinga

akhirnya teman saya berkata "nd usah ngiri cep, pan malah meraih keutamaan, kaidahnya mencegah mudharat lebih utama dan berpahala dibanding meraih manfaat"

jadi lega rasanya

Wednesday, August 11, 2010

Kasian oh kasian




Orang bilang, saya selalu berkisah soal politik, atau soal negeri yang sepertinya atau memang mungkin saya cintai ini.

Mungkin saya Lebay tapi saya bukan Alay seperti yang seorang penyanyi sering lantunkan di televisi. Mungkin saja karena saya terlampau peduli atau sekedar ingin cari sensasi seperti 'keong racun' yang sedang ngetop saat ini.

Ini tentang negeri ini, menjelang bulan ramadhan, ah gak penting itu bulan 'mungkin begitu menurut sebagian orang'. Tapi menurut saya, ramadhan penting sekali buat manusia seperti saya yang hina dan sepertinya banyak membuat dosa.

Lets start, baca berita si pak ustad ditangkap lagi, ya saya pikir semua tahu ustad mana yang saya maksud. Alasannya karena dia dianggap mendalangi aksi terorisme, ck ck ck. Si pak ustad ditangkap saat sedang dalam perjalanan. Ya manusia bisa saja sudah tua, lanjut usia, rambutnya putih semua, atau jalannya terbungkuk-bungkuk karena tidak kuasa lagi menahan massa tubuhnya.

Malangnya, bukannya hanya pak ustad yang ditangkap, istrinya pun dibawa turut serta. Ya si ibu ustad mah, mungkin seneng aja, kan bisa sama suami tercinta. Tapi anaknya??? yang bungsu menangis, tak kuasa menahan air mata di hadapan media masa, kasihannya.

Sebuah artikel mengatakan, Polwan yang membawa istri pak ustad berkata bahwa -si pak ustad jahat- padahal tu pak ustad belum tentu apa dakwaan yang ditimpakan kepadanya. Tapi, inilah dunia, manusia bisa seenak jidat, jeplak sesuai isi kepalanya. Ya, seperti apa yang pernah saya baca dari wall seseorang, intinya 'selama tidak merugikan orang lain, suka-suka saya mau bicara apa', lalu saya bilang dalam hati 'jadi ingat kisah seorang penumpang kapal yang membolongi lantai kamarnya, dengan berkata 'suka-suka saya, saya sudah bayar'. Pikir punya pikir, kalau semua penumpang seperti dia, maka bisa tenggelam itu kapal tentunya.
Back to topic, this is Indonesia. Dimana menurut sebagian orang, bernilai atau tidaknya seorang wanita dilihat dari -Perawan atau tidaknya ia-, entahlah no comment untuk ini.

Ini Indonesia, pak ustad ditangkap, isu terorisme diangkat ke permukaan. Tapi, kemanakah 'si CENTURY? kemanakah si 'REKENING GENDUT kepolisian', mereka seperti hilang tertiup angin. Ya ini Indonesia, semua fakta bisa diputarbalikkan sesukanya. Asalkan kamu punya uang, asal kamu punya kuasa, itu mah gampang saja.


Saya tidak mendeskreditkan bangsa tempat saya bernaung, karena saya bangga bisa lahir dan besar bersama mereka yang tinggal di negara ini, Indonesia. Kapan kiranya negara ini bisa maju, atau paling tidak menjadi bangsa yang jujur pada diri sendiri, bertanggungjawab atas semua kesalahan, alaaaahhh jadi gak esensial pada akhir dari 'posting' an saya kali ini.

Sabar ya pak ustad, yah kalau memang dirimu benar "Allah selalu bersama hamba-hamba Nya yang sabar", buat pak polisi yang punya rekening gendut mah, yahh gak tau mau titip pesen apa, cuma kasian sama anak istrinya, menelan uang haram sepanjang hidupnya, kasian, sungguh kasian. Kasian oh kasian..........

Tuesday, August 10, 2010

cerita pagi tentang Oknum Polisi

Bukan bermaksud menyudutkan sebenernya.

Kejadiannya tanggal 9 Agustus kemarin, tepatnya hari senin. Sekarang sudah hari selasa tanggal 10, habis urus-urus dokumen, penting gak penting sie. Niatnya habis selesai, trus naik angkot jurusan teluk - tanjung karang, ngeburu mau masuk kerja. Karena sudah sering izin dengan alasan sakit. Emang lagi sakit sie, tapi kalo orang liat mana tau kalo saya lagi sakit.

Oke, stop basa-basi, kita langsung masuk ke inti.

Ceritanya, karena mau buru-buru, pas dapet sopir angkot yang agak-agak ajeb-ajeb, kalo bawa mobil seenak jidat, gak mikirin penumpang yang di belakang spot jantung gara-gara aksi ngerEm mendadaknya yang gak tanggung-tanggung. Pagi itu, rupanya ada aksi tilang menilang beberapa aparat kepolisian, saya lebih suka bilang tu polisi "OKNUM - OKNUM" gak penting.

Pikir-pikir kirain yang kena apes cuma kendaraan bermotor aja yang jadi sasaran empuk tu para oknum berperut gendut gak penting. Gak taunya, mobil angkot yang saya tumpangi kena dampaknya juga. Di 'STOP' gitu loh, disuruh berenti, si sopir langsung aja keluarin surat jalannnya, supaya gak kena tilang.

Naaa semua kelengkapan sudah dikeluarkan sama itu sopir yang kadang agak-agak gak beres. Tapiiii, tetep aja itu oknum POLISI minta si sopir keluar. Ya udah dehhhh, semua penumpang di dalem angkot udah nyambung sama apa yang tu oknum polisi mau. Si sopir angkot pun turun membawa surat-surat beserta segepok uang ribuan.

Lama, saya amati si sopir dibawa ke tempat yang agak tertutup dari pengamatan saya. Isssh amit-amit dah, saya pikir tu polisi pasti minta uang damai. Saya coba amati wajah tu pak polisi, umurnya paling belum ada 35 tahun, perutnya sudah buncit, entah karena makmur atau karena udah kebanyakan 'nelen' uang hasil tilangan. Pikir-pikir, mau saya ambil gambarnya pak polisi yang jadi oknum itu, tapi kamera Hp saya gak memungkinkan.

Tak lama, selang beberapa menit, pak sopir udah kembali lagi. Saya langsung tanya, "ngasih berapa bang?", "Sepuluh ribu" gitu kata pak sopirnya. "biar aja mbak, biar kembung perutnya pas mati nanti" begitu tambah pak sopir. Singkat, cepat, tanpa ba bi bu, saya langsung kirim pesan pada ayah saya, saya ceritakan apa yang saya lihat, apa yang saya alami pagi itu. Akhir pesan saya bilang "amit-amit 'yah, cuma buat uang 10ribu, ishhhh bikin malu".

Ayah saya seorang polisi, kadang ada rasa malu menjadi anak seorang polisi, harapan saya ayah saya bukan salah satu dari sekian banyak oknum kepolisian yang memberi makan keluarganya di rumah dengan 'uang HARAM'. Entah kenapa begitu banyak orang yang bangga menjadi 'POLISI atau PNS'. Di propinsi tempat saya tinggal, profesi POLISI dan PNS sudah lagi tak punya harga diri, beberapa dari mereka mengikuti tes hanya sekedar formalitas, sisanya diselesaikan dengan mengeluarkan uang yang tidak sedikit jumlahnya 'sampai ratusan juta', "NYOGOK" istilahnya.

Bukan main, bukan main, bukan main-main saya tidak dapat berkata apa-apa. Menjijikkan melihat tingkah polah beberapa oknum polisi hari itu. Jangan heran kalau hampir semua lapisan masyarakat "MENGUMPAT, mendoakan" itu para oknum POLISI. Ck ck ck ck, "masih bangga jadi POLISI?? masih bangga jadi PNS?????". Ya silahkan berbangga diri dengan profesi yang kalian geluti, selama ditempuh dengan cara yang halal. Tapi, kalau ditempuh dengan cara mengeluarkan puluhan hingga ratusan juta untuk mendapatkannya, maka saya katakan "profesi kalian bukan apa-apa, kalian sudah tidak lagi punya harga diri"

NB : pas ketik ini posting 'masih EMOSI' sama tu oknum POLISI