Pages

Thursday, April 28, 2016

Japanese cotton cheese cake

Japanese cotton cheese cake, lagi. Kali ini, alhamdulillah tidak pakai gagal, resepnya bisa dilihat di cookpad.
Berikut Versi saya
Cream cheese 250gr
Butter 60gr
Tepung terigu 90gr
Tepung maizena 30
Telur 7 butir
Parutan kulit jeruk lemon dari 1bh lemon
Garam ¼ sdt
Icing sugar 125gr
Air perasan dari 1bh lemon
Oreo 1 bks beratnya 137gr
3 keping biskuit marrie regal
Kacang almond iris untuk bagian atas kue

Banyak versinya Japanese cotton cheese cake, ada yang versi 4bh telur di blog JTT milik mbak endang.

Beda merk bahan yang dipakai, beda rasa.

Cream cheese
Untuk cream cheese, kali ini saya pakai royal victory per 2kg 170ribu rasa kejunya ada, tapi ringan. Sebelumnya saya menggunakan cream cheese merk calf, lumayan berat rasa kejunya, bagi saya lebih suka yang calf 1kgnya 88ribu. Untuk yummy cream cheese, sebelum dipakai, disaring terlebih dahulu air yang terdapat di dalam kemasan, rasa kejunya juga ringan, tapi lebih ringan dari royal victory, cocok untuk yang tidak begitu menyukai keju per 250gr harganya di bawah 40ribu, lupa.

Butter
Saya pakai anchor, jadi agak rapuh. Aroma butter gak begitu kuat ya, kalah dengan aroma lemon perasnya. Sebelumnya pernah menggunakan royal palmia, aroma royal palmianya kental, semerbak, tapi untuk rasa, kembali pada cream cheese merk apa yang digunakan.

Telur
Saya pakai telur ukuran besar & sedang, hasilnya? bisa untuk 2 loyang bulat ukuran 22cm

Alas cake
Oreo Strawberry dan marrie regal
Saya hancurkan menggunakan ulekan yang dibungkus plastik, lalu saya beri minyak 2 sdm, ditekan-tekan ke alas dan dinding loyang, dinginkan di dalam lemari es selama ± 30 menit

Panggang dengan metode au bain marie suhu 150 - 170 tergantung jenis oven, dan jenis cetakan yang dipakai. Tinggi suhu oven, bisa membuat cake retak. Terlalu rendah suhu, cake jadi tidak naik dan lama matang. Untuk mencegah bagian atas cake gosong, setelah bagian atas berwarna kuning, tetapi cake bagian dalam belum matang, tutup bagian atas dengan aluminium foil.

Kalau hanya ada keju cheddar, susu SKM, dan telur, jangan khawatir, masih bisa bereksperimen membuat cheese cake, ada banyak resep cheese cake modifikasi di Internet.

Wednesday, April 27, 2016

Memori

Siang suara deru mesin pendingin udara, sayup terdengar alunan lagu 'memori' vina panduwinata. Saya lupa apa judul tepatnya, yang benar-benar terpatri di kepala saya hanya kata memori. Menghela nafas panjang, berat, mengingatkan saya pada gambaran seorang wanita tua, ibu dari seorang lelaki yang saya panggil ayah.

Mengingatkan kembali sembari menahan titik air dari sudut kedua mata saya. Nenek, embai kalau orang dusun kami menyebutnya. Saya tidak begitu dekat, atau karena luka yang ibu saya derita, membuat saya tidak bisa mendekatkan diri pada embai saya itu.

Lalu lalangnya aktifitas manusia-manusia di jejaring sosial, menampakkan gambar pempek keriting, panganan khas palembang, setidaknya salah satunya. Setiap ulir-ulirnya mengingatkan saya pada sosoknya, yang berdiri di samping meja panjang, dengan tinggi sedikit lebih panjang dari pinggangnya. Saya masih ingat, ketika mengunjunginya, beliau sedang sibuk bekerja, menjemur kerupuk yang baru habis dicetak, kerupuk keriting berwarna kuning. Saya masih ingat, sering memakan adonan yang baru jadi, baru hendak dijemur, belumlah digoreng, masih setengah jadi.

Rasa sedih itu muncul, rasa sesal itu muncul, saya merindukan sosoknya, kenapa saya tidak banyak berbicara dengannya? Waktu yang ada saat itu, ketika beliau tinggal bersama kami, selepas kepergian pasangan hidupnya, kakek, saya tetap tidak banyak bicara, hanya sesekali bertegur sapa, sedih, sakit, saya merasakan sedih itu sekarang, sedih yang tak berdaya, selain titik air mata, karena embai sudah tak ada, sudah tiada.

Tinggal berjauhan, semakin membuat jarak yang jauh antara saya dengannya. Konflik yang ada antara ibu dan beliau, membuat kami jauh secara emosional dengan beliau. Saya masih ingat, ketika duduk di bangku SMP, saya ingin mengajak bakas dan embai untuk tinggal bersama saya ketika dewasa. Tapi bakas meninggal di tahun 2000, ketika saya duduk di bangku SMA kelas 1. Ketika menikah, saya kembali berkata, akan membawa embai pulang ke baturaja, membuatkannya rumah sederhana, daripada dia jauh di sana, Batam riau. Tapi, kembali, tahun 2016 di awal tahun, beliau pergi dalam tidurnya. Dengan penyakit katarak yang diidapnya, yang ia tidak ingin siapapun mengoperasinya.

Menyesal, saya menyedal, satu-satunya yang bisa saya berikan, sebuah mukena hasil saya berdagang, doa saya untuk embai, nenek, ibu dari ayah, semoga Allah melapangkan kuburmu, menghilangkan siksa kubur dan neraka dari kulitmu