Pages

Wednesday, August 20, 2008

Rawa di belakang asrama Annisa

Satu hal menulislah karena senang, bukan karena…ah entah apa, itulah pokoknya.

Semalam turun hujan, yah lumayan deras, dirasa cukup membasahi bumi lampung yang panas. Entah musim apa saat ini, musim hujan? Tapi nampaknya belum saatnya. Musim kemarau? Tapi terkadang hujan turun berkepanjangan. Tak menentu, akibat global warming menurut orang-orang barat sana. Tapi menurut saya, ini kaibat dari tangan-tangan manusia yang berbuat kerusakan di bumi tanpa pernah mau menyadari untuk kemudian memperbaiki. Yah hasilnya beini ini, iklim tak tentu, datang suka-suka semau-mau.

Kembali ke masalah hujan dan kemarau. Saya salah satu penghuni asrama annisa gedung C lantai 2 yang tepat di belakangnya terdapat rawa, rawa tadah hujan tepatnya, yang kalau hujan ia bisa penuh, banyak ikan, dari ikan lele hingga ikan gabus. Kadang sesekali anak-anak lelaki tanggung beramai-ramai mengambil ikan yang ada di rawa di belakang asrama.

Ada yang aneh di sana, yah selama beberapa tahun ini, selalu membayang-bayang di kepala, menghantui pikiran ini (lebih agaknya saya dalam berkata-kata). Dimana letak anehnya? Hmmh (saya menghela nafas panjang). Saya sudah katakan bahwa itu rawa tadah hujan bukan? Otomatis, pada saat kemarau, rawa di belakang asrama jadi kering kerontang, ikan-ikan sudah berpindah tangan, anak-anak lelaki itu mengaduk-aduk rawa hingga airnya keruh menjadi cokelat pekat....

Lalu dimana anehnya? Yang aneh menurut saya adalah, pada saat musim kering tiba, rawa itu kering. Benar-benar kering, kadang nampak retak-retak tanah, kadang berupa ladang rumput yang hijau, tapi tetap kering, tidak ada air meskipun secuil. Yang mengherankan kepala ini adalah bahwa pada kenyataannya, pada musim saat ini musim hujan tiba, rawa penuh dengan air dari langit sana. Ikan-ikan pun tetap saja ada, padahal itu rawa dari yang benar-benar kering, tidak ada air.

Lalu, darimana ikan-ikan itu berasal? Apa dari telur yang induk ikan tinggalkan di daun-daun tanaman rawa, yang menempel, lalu menetas pada saat musim hujan tiba ketika rawa dipenuhi dengan air hujan yang tumpah ruah dan melimpah ??? Entahlah, sampai beberapa waktu yang lalu itu masih menjadi pertanyaan yang belum juga terpecahkan oleh kepala, hingga suatu ketika......

dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian Dia mengulanginya (kembali). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah
Al ’An kabut : 19

dan diantara tanda-tanda kebesaran Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia Menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti
Ar Rum : 24

Jadi beginilah akhirnya, subhanallah.......

Aku ingin mencintai Mu dengan sederhana
Mencintai dengan segenap jiwa dan raga
Mencintai dengan hati dan pikiran

Pertanyaan-pertanyaan itu terjawab sudah dengan sekejap mata.
Pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik hati dan kepala selama beberapa tahun ini, terjawab dengan sendirinya. Lagi, Dia kabulkan doa yang meminta agar ada yang diri ambil dan pelajari di setiap harinya dari setiap jengkal perjalanan hidup ini.