Masih seperti yang dulu, masihlah seperti beberapa hari yang lalu. Berada di ruang laboratorium fisika yang tak lama lagi kan tinggal memori di dalam kepala. Masihlah tetap seperti yang dulu, seperti beberapa hari yang lalu, menularkan sesuatu melalui tulisan dengan ditemani dendang lagu melankolie yang kadang membuat geli hati, kadang membuat rasa di dalam dada meradang dalam sepi karena memang Laboratorium ini hanya saya seorang yang menghuni, hari ini.
Teringat dengan seorang kawan yang mencoba menjelaskan seperti apa kiranya 'isi kepala yang berputar-putar itu'. Saya hanya tertawa, tertawa dari kejauhan karena memang kawan saya ini, keberadaannya berjauhan berapa mil nya dari saya. Mencoba menganalogikan 'isi kepala' yang berputar-putar menurut versinya, secara ilmiah tentunya. Tapi, bagi saya, bagi kepala saya, tetap saja tidak bisa mengambarkan seperti apa kiranya isi kepala yang berputar-putar itu.
Adakah seperti mesin blender yang menghancurkan isi yang ada di dalamnya?Adakah ia seperti angin topan tornado, yang mengaduk-aduk semua yang tersapu oleh jilatan-jilatan lidahnya? Ataukah ia seperti elektron-elektron? Atau ia seperti planet-planet yang mengelilingi matahari?
Entahlah, saya hanya katakan pada kawan saya, bahwa itu masihlah begitu abstrak di kepala. Bagaimana kiranya membayangkan kepala yang isi di dalamnya berputar-putar? pikiran macam apa pula ini, entah mengapa pula sampai berpikir sekonyol ini. Absurd (hah, kau gunakan juga kata aneh ini), bila membayangkan isi kepala saya berputar-putar, seperti apa jadi di dalamnya? akan kah otak kiri berpindah ke kanan, begitu juga sebaliknya? itu berarti otak kiri akan menjadi otak kanan dan otak kanan akan menjadi otak kiri? Lalu bagaimana dengan fungsinya? Adakah ia berubah juga.........
Argghhhhh, yang beginian, kenapa kepala ini masih juga pikirkan. Biarkan saja kepala ini bergulat dengan isinya, biarkan saja ia menggunakan frasa 'berputar-putar', tak perlu pusingkan diri dengan memikirkan seperti apa kiranya itu bentuknya 'Gila'. Saya hanya berkutat dalam diam di sepertiga malam, kata-kata itu saling bersilang, pikiran-pikiran itu berlompatan, seperti lompatan-lompatan arus listrik. 'Arrggghh' saya berteriak, di dalam hati, tak mungkin berteriak sekeras-kerasnya di dini hari hingga mengganggu seluruh penghuni asrama ini............
Pada akhirnya, kapankah seorang anak manusia akan mencapai titik kepuasan dari apa yang namanya berpikir? Entahlah, kepala saya lagi-lagi menganggu dengan berkata 'manusia itu, pada dasarnya tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang dicapainya'........ Hah, apa pula yang pernah saya capai, belum ada, belumlah ada...........
DIAM !!!, ku perintahkan padamu kepala untuk diam.
Tergugu, termangu, dalam gelapnya malam, dalam dendang jangkrik-jangkrik yang menyanyikan senandung harmoni kehidupan...........