Pages

Sunday, August 10, 2008

Buitenzorg to Batavia, untuk sebuah rencana

Chapter -4

”Bodoh” begitu kata bapak

Bapak bilang ia asli Jawa barat, istrinya berasal dari Garut. Susah kata bapak, ketika awal-awal dia berdinas, menempuh perjalanan berkilo-kilo meter dari Garut menuju Bandung kota, hingga akhirnya pimpinan bapak merasa bahwa bapak dan keluarga, baiknya di asramakan saja.

Bapak baik, sepertinya taat beribadah pula. Entah mengapa saya kategorikan bapak sebagai orang baik, mungkin karena ibu saya pernah berkata ”ibu selalu berdoa supaya kalian selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik”.

Satu hal yang saya tangkap dari cerita-cerita bapak, bahwa bapak begitu senangnya bisa naik haji atas perintah atasannya. Ya, bapak naik haji gratis, entah karena apa, tapi menurut cerita bapak, di asrama tempat bapak tinggal, bapak mengajar ngaji anak-anak TPA.

Lama mendengar bapak bercerita, saya tidak bosan, karena bapak memang tidak membosankan dengan cerita-ceritanya. Tentang DOM di NAD, tentang Timor-timor yang akhirnya dilepas dan dari cerita bapak pula akhir saya tahu bahwasannya propinsi itu dipertahankan bukan karena hasil alam yang dimilikinya, kenapa? Karena sejatinya propinsi muda itu justru merugikan negara, bapak bilang, propinsi muda itu dipertahankan karena letaknya yang strategis bila dilihat dari segi pertahanan negara dalam hal armada lautnya.

”Bodoh” begitu kata bapak, manakala propinsi muda itu dilepas begitu saja. Saya tidak ingin membantahnya dengan argumen saya sebagai seorang mahasiswa, meskipun ada beberapa dari kisahnya yang tidak saya setujui, tapi saya menghormatinya, saya menghormati bapak yang agaknya begitu menghormati presiden kedua dari negeri ini dan saya rasa, saya tidak perlu menyebutkan siapa namanya, karena kalian semua tahu siapa orang yang saya maksudkan itu.

”sudah ngantuk? Tidur saja, kapalnya masih lama” begitu kata bapak pada saya. Saya pun terlelap, sampai ketika peluit tanda kapal sudah semakin merapat dibunyikan.

Kami pun turun, bapak membawa kardus berisi durian yang saya bawa. Kapal ini agak bermasalah, hingga akhirnya penumpang yang tidak berkendaraan terpaksa turun dari kapal melalui pintu yang sama dengan kendaraan-kendaraan yang lainnya.

to be continued...