Bersua dengan teman lama
Perjalanan kembali dilanjutkan, sendirian dalam bus AC Arimbi via tol Cipularang. Berharap segera sampai di tujuan, kamar kost teman. Yah untuk beberapa hari saya akan menyusahkan seorang teman saya yang sehari-harinya saya panggil ia dengan sebutan ”im-im”.
Agak gelisah berada di dalam bus yang terkenal dengan hobinya yang berlabuh untuk menaikkan penumpang, hingga perjalanan yang harusnya bisa ditempuh dalam waktu 4 jam, berubah menjadi 5 jam.
Gelisah tak lain dan tak bukan karena seorang teman saya yang bernama Enjun, pagi sekitar pkl 7.00 akan segera berangkat menuju Majalengka. Ia sengaja menunda keberangkatannya karena saya yang memintanya.
Rindu, ya saya rindu karena sudah beberapa bulan tidak bersua. Ia teman yang lucu, mungil, jari-jemarinya kecil, dan saya sangat senang menggodanya.
Enjun satu jurusan dengan im-im yang sebenarnya panggilannya Imar. Dulu, ketika masa-masa saya PKL, kami bertiga kost pada tempat yang sama, di lantai yang sama pula.
Enjun baru saja pulang dari Iran, otaknya cemerlang, begitu pikiran yang ada di kepala saya. Ia dikirim ke Iran bersama beberapa orang mahasiswa lainnya untuk mengikuti olimpiade Matematika tingkat internasional.
Hari keberangkatan enjun, bersamaan dengan hari keberangkatan saya ke Semarang. Hanya waktu kepulangan kami berbeda.
Bus ini masih saja melaju dengan kecepatan sekenanya, agak khawatir Enjun akan pulang begitu saja manakala saya terlambat dari waktu yang dijadwalkan. Akhirnya ”kalau Enjun mau pulang duluan ke Majalengka, ya gak apa kok. Sepertinya bus cep masih lama nyampe nya” dengan berat hati kalimat itu saya lontarkan, kemudian saya kirimkan melalui layanan pesan singkat –sms-.
Senang rasanya ketika Enjun membalas dengan berkata ”Ya udah ditungguin kok, sekarang sudah sampai Padalarang kan. Alhamdulillah si Enjun pengertian dan akhirnya Enjun membatalkan kepulangannya karena saya ’duh senangnya’ begitu kata hati kala itu.
to be continued...