Pages

Monday, August 11, 2008

Buitenzorg to batavia, untuk sebuah rencana

chapter -5

Kisah seorang pria yang dikendalikan oleh rasa amarahnya.

Menit pertama, penumpang-penumpang yang lain mulai turun ke dek bawah, bercampur bersama kendaraan-kendaraan, mulai dari yang beroda dua hingga beroda lebih dari empat.

Menghirup gas timbal yang keluar dari knalpot setiap kendaraan, menghirup gas buangan CO2 yang berasal dari asap kendaraan bermotor yang dihidupkan.

15 menit kemudian, penumpang mulai kesal. Pintu tempat keluar mobil-mobil besar ini belum juga terbuka. 30 menit kemudian, mulai ada yang mengumpat, beberapa kendaraan mulai membunyikan klakson, kesal menunggu terlalu lama.

Ruangan ini semakin panas, pintu belum juga terbuka, seorang pengendara sepeda motor, mulai meng-gas motornya, tiba-tiba seorang lelaki bertubuh tambun, beruban, berkaos kerah putih, dengan potongan rambut satu senti, mulai mengumpat kasar dalam bahasa Jawa. Kata-kata makian keluar dari alat bicaranya, segala binatang ia sebutkan.

Bapak hanya diam saja, 45 menit berlalu. Klakson mobil-mobil kembali bersahut-sahutan, mereka semakin kesal. Penumpang-penumpang lain dipaksa kembali ke lantai atas, tempat di mana penumpang berada pada awalnya.

Emosi mulai meluap-luap. Bapak masih saja diam, datar-datar saja, tidak marah, tidak pula menekuk wajah. Hingga seorang wanita menjejakan kakinya di pintu yang tingginya beberapa kali lipat tubuhnya, bapak akhirnya geleng-geleng kepala.

Pengendara motor roda dua kembali meng-gas kendaraannya dan bapak yang bertubuh tambuh, berkaos putih, kembali memaki-maki, melampiaskan amarahnya. Saya hanya tersenyum memperhatikan manusia yang dikendalikan oleh amarahnya, begitu lah kiranya.

Tak lama, seorang petugas datang memberikan secercah harapan bahwasanya kami akan segera dikeluarkan dari ruang penuh racun asap kendaraan. Petugas itu mulai melepas rantai pintu yang tingginya lebih kurang 4 meter, dan akhirnya pintu itu terbuka. Angin laut berhembus, bau amis menghampiri indera pembauan ini.

Penumpang mulai keluar dari kapal satu persatu disusul kemudian kendaraan bermotor. Ini pertama kalinya saya keluar dari pintu yang sama dengan pintu kendaraan beroda.

to be continued...