Pages

Showing posts with label pribadi. Show all posts
Showing posts with label pribadi. Show all posts

Sunday, October 30, 2011

Time to say goodbye, denting penggorengan

Conte partiro

Hey, titik-titik air hujan sisa hujan deras sore ini, masih sedia menemani aku, saya berkutat dengan lagu-lagu melankolis yang luar biasa romantis *tertawa.

Menggoyang-goyangkan kepala, "shaking my head", seolah-olah hidup itu begitu indah. Oh hey, bukan seolah-olah tetapi hidup memang indah.

Conte partiro sarah brightman berkata "time to say good bye", rekannya yang lain berkata "somewhere over the rainbow" sepertinya hidup ini semakin menjadi indah dengan semua naik dan turunnya, dengan semua yang datang dan perginya.

Hari ini, hujan membasahi, aku masih berkutat dengan suara denting penggorengan dengan pasangan setianya -sutil-. Masih berputar-putar menari dengan titik-titik hujan yang berjatuhan, tepat di atas atap kamar kost-kostan yang sempit, seiprit tapi menarik, sungguh sesuatu yang indah yang kehidupan berikan padaku. Hey maksudku Sang Pemberi Kehidupan.

"Friend shaking hand, singing -how do you do",

Sunday, October 16, 2011

short conversation with Cred the lizard

"I do hate promises, when someone said that -yes i can- but definitely he or she can not. This is human being and i don't know why people in Indonesia can simply say yes without thinking about the concequences"

"Maybe you are right" suddenly I heard a voice whisper in my ear

I tried to look into the left and right, no one in this room. Nor is there the moon which is sometime she stay right in front of my window. Nor is there the leaves of the trees that sometimes looked at me, even just to say hello, right in front of my window.

"Ah, the sound was just part of my imagination" I thought so

I keep make my self busy with what i am thinking about. About why do people so often promised, but difficult or indeed forget to keep. Even forget to say that that promise which they just said sometime ago, is only strands of spells that they used like a decoy to attract other humans.

"I do not understand"

"Yes indeed, all of you such a man and as well as you. Humans are not much different in terms of their basic character"

The voice came back, I'm turning my head back, gaze as far as the eye could see. But still i see nothing. Quite strange, because the moon not being with me this time and she is usually talk with me. So from where that voice come?

Thursday, October 13, 2011

Heart this is hard to be hurt

Malam, titik-titik hujan itu menemani kejatuhanku dari dekat, dan mereka semakin dirasa dekat dengan hati, kepala dan alam pikiranku.

Malam ini, pkl 23:13 hujan rintik-rintik membuat basah tanah yang belum lagi kering wahai bumi. Apakah kabarmu hari ini? senang kiranya, karena hujan kembali datang menemanimu, tanpa kompromi, tanpa kesepakatan antara bumi dan langit akan hujan rintik-rintik.

Aku sedang sedih wahai bulan, datanglah kepada ku, temani aku, temani di sini di dalam sini, di salah satu sudut di ruang hati ini. Dia sedang terluka wahai bulan, aku mohon palingkan wajahmu sebentar saja, dengarkan aku bercerita, tanpa perlu membuat 'kesepakatan' antara aku dan kamu, tentang kapan, dimana dan berapa lama tentang cerita yang ingin aku sampaikan.

Bulan menggeliat dalam pekatnya malam, bergerak perlahan, ia berkata "ada apa manusia?" begitu dia menyapa. "Ada apa gerangan, hingga basahlah pipi mu akan titik-titik air mata". begitu dia menambahkan.

"Temani aku, temani aku menangis, kali ini, saat ini, malam ini"
"Sampai pagi menjelang, karena tak dapat tidur, tak dapat lelap raga ini, sulit untuk menutup mata ini"
"Ada apa gerangan?" rembulan bertanya
"kata kesepakatan itu mengusik hatiku, setiap bait kata terasa menghujam akibat dari rasa egoisku"
Bulan menghela nafas panjang, berat, terasa amat berat, hembusan nafasnya mengiringi hembusan angin malam yang bertiup, menyibakkan tirai jendela kamarku. Kamar yang kecil, sempit, seadanya, karena memang aku orang yang tidak punya.

"Aku bukanlah tempat yang tepat untuk keluh kesahmu"
"Aku belum cukup bijak untuk kembali menjadi pendengar setiamu"

Aku menangis tersedu-sedu, rasa sakit itu semakin pilu. Aku terdiam, termangu, begitu menyadari aku hanya seorang diri, kali ini, saat ini. Mungkin memang benar, aku lebih pantas dan baik untuk menjadi sendiri, menjadi pribadi yang berdiri di atas kedua kaki ini.

"Datanglah kepada Nya, Yang Menciptakan kamu, Yang Mengerti akan isi hatimu" begitu rembulan berkata, sembari tersenyum lembut kepadaku.

Tersedu-sedan aku menangis kencang, teriakan hatiku membuat seluruh syaraf yang berada di tubuhku mengejang.

"Aku bodoh wahai bulan"
"Mengadu pada Nya? aku tidak punya cukup keberanian untuk itu"
"Apa yang harus aku katakan? tentang hidupku? mana bagian yang menarik dari hidupku? selain timbunan-timbunan kata-kata palsu"
"Mana lagi bagian dari hidupku yang bisa dijadikan catatan putih dari perjalananku"

Aku berteriak "Aaaaaaaaaaaaaaaaargggghhhh, Tuhan ku, tolong aku. Kembali kan aku ke jalanmu. Biar susaaaaaah, biar payaaaaahh, biar penuh dengan darahhhhh. Kembalikan akuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu"

Wahai bulan, tolonglah aku, sampaikan kepada Tuhanku, Allah Yang Maha segala-galanya itu. Betapa aku merindu, betapa aku ingin merasakan hembusan angin surga itu. Betapa aku mengharapkan cahaya itu kembali menyinari jalan hidupku.

Bahagia itu membuat aku lupa akan betapa bodohnya aku
Uraian tawa itu membuat aku terlena tentang betapa sebenarnya aku sudah termakan tipu daya dunia

"Daging yang tumbuh di dalam tubuhku, yang terkadang mengusik tubuh ringkihku, tidak juga membuat aku bangun dan tersadar akan semua salah dan khilafku. Aku bukan manusia yang pesimis" begitu wanita kurus, tak menarik itu berkata pada dirinya. Dan wanita kurus tak menarik itu adalah aku.

Pergi kemanakah dia yang dulu,  berlari kemanakah kamu kini, wahai manusia yang berusia 25 tahun. Aku tidak tahu, aku tidak tahu, dan aku tidak tahu menahu. Sakit hanya sakit yang aku rasakan, hati berkata "Aku sakit wahai sefta marisa, aku sakit. Dan kamu sudah menyakitiku dengan semua jalan hidupmu". 

Aku terduduk, lemas, lututku tak mampu berdiri. Aku tidak lagi mengenali aku yang kini, tidak lagi jelas tentang apa dan mengapa aku bisa seperti ini. Jalan itu menjadi gelap, malam ini semakin pekat di rasa, lembah itu semakin dirasa lembab. Aku terjerembab, terdiam, terduduk, terjerembab, tak ada pelita, tak ada seorang anak manusia pun yang datang dan menghampiri kemudian tertarik untuk membawaku pergi.

Hanya kesalahan demi kesalahan yang aku rasakan
Hanya tumpukan noda yang dirasa semakin membuat hitam catatan yang aku punya
Bahkan air mata pun enggan untuk datang menemani saat-saat kejatuhanku.

Seperti porak-poranda benteng pertahananku,mengais-ngais dengan jari-jemariku. Hingga tidak terasa kucuran darah segar mulai keluar, menyeruak dari sela-sela kuku jari jemariku. Mengais-ngais rahmat yang Dia tebarkan bagi seluruh umat manusia, mencari-cari kemanakah aku bisa menemukan belas kasih dan ampunan itu. Ampunan bagi masa lalu ku yang merugi itu, belas kasih bagi kekhilafanku yang sungguh memalukan itu. "Aku terjerembab wahai bulan" aku pun menangis tersedu-sedan.

Mengulurkan tangan, sembari berteriak "tolong aku, siapapun yang berada di sana tolonglah aku. Tanpa perlu ada kesepakatan itu. Aku mohon selamatkan aku, karena aku tidak tahu sampai dimana batas usiaku". Tangis ku semakin memecah kesunyian setiap sudut ruang di dalam hatiku. Rasa bersalah, malu, amarah, kecewa atas ke-aku-an ku, membuncah, menyeruak, menusuk setiap sisi-sisi kemanusiaanku, aku kembali menangis pecah karena hal itu.


Tuesday, October 11, 2011

Karena ia tidak akan pernah sama

Kemarin listrik padam, tiba-tiba pada pkl 2.30 pagi waktu Indonesia bagian barat. Nampaknya Allah menginginkan saya berlaku adil pada tubuh yang sudah Dia percayakan pada saya.

Saya, salah satu dari sekian banyak hamba yang berada di bumi ini, yang terkadang membuat gelap mata dan melenakan manusia yang menghuni di dalamnya, termasuk saya.

Sore itu, wanita paling cantik, paling memesona di dunia itu menelepon saya. Katanya “de tadi ibu kirim uang” yah, lagi-lagi soal uang. Lagi-lagi kiriman uang. Lalu “minggu ini pulang gak?”, hah pulang waduh gimana ini, “jeb…jeb…jeb” dirasa pisau kata-kata itu menghujam dalam, hingga membekas di dalam hati dan alam pikiran.

Bingung, bagaimana harus menjawabnya. Entahlah, setahu saya beberapa tahun yang lalu saya merupakan satu dari sekian banyak anak manusia yang ahli dalam membuat alasan. Dan sekarang, sedikit demi sedikit keahlian itu mulai hilang, mungkin, saya juga tidak tahu pasti.

“gak bisa bu, kalau pulang gimana dengan Tugas Akhirnya” begitu jawab saya sekenanya, wanita cantik paruh baya itu diam, kemudian “oh, ya sudah kalau nggak pulang”, telekomunikasi pun terputus setelah wanita cantik itu menutupnya dengan salam.

Saya tidak lagi pandai memberi alasan, setelah ibu saya itu selalu berkata “…nanti kalau sudah menikah, bisa tambah jarang pulang de”, begitu selalu beliau berkata pada saya. Saya hanya terdiam, memejamkan mata, ibu selalu begitu, menjelang kepulangan saya, serta merta ia menyelinap masuk ke kamar belakang, atau lebih tepatnya kamar belakang plus gudang, gudang barang-barang hasil kreatifitas wanita paruh baya itu.

Beliau berbaring, antara tertidur dengan tersadar. Mulai bercerita, berkisah, terkadang mengurai isak tangisnya pada akhirnya. Dan saya kembali hanya bisa terdiam, mendengarkan. Dari wanita yang satu ini, saya banyak belajar, bagaimana wanita bisa menjadi begitu kuat, bagaimana tiba-tiba ia bisa menjadi begitu lemah, dan saya hanya bisa terdiam.

Mengapa manusia harus menikah? Karena itu sunnah, sudah ditentukan di dalam Al Qur’an manusia diciptakan berpasang-pasangan. Mengapa tidak lelaki semua? Atau wanita semua yang menghuni dunia? Tidak bisa seperti itu agaknya. Mengapa harus menikah? Pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di kepala sejak beberapa tahun yang lalu.

Saya tidak ingin menikah, begitu awalnya, sampai mencari-cari alasan agar keinginan saya bisa terkabulkan. Tapi tak bisa, tapi tak dapat, manusia yang genap diennya saja belum tentu masuk surga Nya, bagaimana dengan yang diennya masih separuh seperti saya. Dan keduaorang tua saya, tidak ada setuju-setujunya dengan ide gila yang ada di kepala saya.

Akhirnya, beberapa tahun berikutnya, dengan berat hati, bertarung dengan apa yang ada di dalam diri, kemudian berkata, di atas sejadah tua “saya akan menikah ya Rabb, saya akan menikah, tetapi, dengan hamba Mu yang mencintai Mu, yang mematuhi perintah Mu dan menjauhi larangan Mu”. Dengan berat hati, dengan berat hati.

Dan beberapa bulan belakangan ini, ibu selalu berkata seperti itu, terkadang ayah pun begitu “kalau sudah nikah, nanti pasti susah kalau mau pulang de”, begitu selalu. “Arrrgggghhhhhhhh” saya masih ingin bersama ibu, masih ingin menjahili ayah, masih ingin menggoda ibu. “Memang kalau sudah nikah gak bisa cep? Bisa kali cep” begitu teman-teman, orang-orang di sekeliling saya berkata . Berbeda, tidak akan sama, berbeda.

Mengapa harus menikah ya Allah, kenapa harus menikah?

Monday, August 22, 2011

contemplated, August 22, 2011

Sendirian, kembali menikmati harmoni dari sebuah perjalanan panjang. Usia 25 membuat saya menjadi manusia yang berbeda. Beragam, berbagai macam kejatuhan sudah seperempatnya saya rasakan, dan kejatuhan terbesar adalah ketika harus berperang dengan hati nurani demi membungkam suara-suara jujur dari dalam jiwa, aku melupakan, membuang prinsip yang seharusnya menjadi pegangan, pedoman selama berada di dunia, menjalani kehidupan.

Kemana takdir membawa, kemana angin kehidupan meniupkan tubuh kurus seperti kerangka ini. Saya tidak tahu, saya hanya mengikuti takdirnya, atau sebenarnya apa yang saya jalani saat ini sebagai imbas dari rasa ego saya sebagai anak manusia yang selalu ingin dipenuhi keinginannya.

Rasa ingin dikenal yang saya kemas sedimikian serupa sehingga lalu mengubah istilahnya menjadi –ingin bermanfaat bagi manusia yang lainnya-, rasa sombong dan arogan sebagai manusia yang kemudian saya sembunyikan di dalam istilah –ingin membantu sesama-. Tidak, tidak ingin begitu, kalau pun memang pada awalnya saya seperti itu, saya ingin kembali ke fitrah dimana semua anak manusia ingin berada, menjadi manusia yang bahagia karena melihat manusia yang lainnya berbahagia.

I had a dream i scream

Saya berteriak, hati ini berteriak, ingin kembali ke jalan tempat dimana saya berada dulu, ke tempat di mana saya berpijak dulu. Anak manusia yang lupa, saya berharap, menggapai dari dalam ngarai yang gelap, yang lembab, yang kelabu, yang sunyi, berharap seseorang akan membawa tubuh dan jiwa ini bangkit dari kejatuhan. Berjuang sekuat tenaga dengan harapan yang tersisa, secercah cahaya dari ibu yang membesarkan saya, dari keluarga yang mencintai saya apa adanya, yang sempat saya lupakan bahwa mereka peduli dan menyayangi tubuh yang ringkih ini dengan segenap jiwa. 

Cinta dan kasih sayang dari ibu-ibu yang menganggap saya selayaknya anak mereka, itu yang membuat saya ingin kembali menjadi putih, meskipun noda hitam itu akan terus melekat selama hidup saya di dunia. Rahmat dan kasih sayang Nya yang membuat saya kembali, rasa malu pada nabi muhammad SAW, yang membuat saya sekuat tenaga meninggalkan lembah dan ngarai yang hitam dan kelam itu.

Dunia, tidak mau buta karena mu, tidak ingin menjadi bodoh karena kelalaian dalam bersikap terhadapmu.

Membentuk rasa bahagia, menjadi manusia yang melihat bahagia dari sisi yang berbeda. Membiarkan tumor yang bersarang di dada, dan menjadikannya sebagai ladang untuk mencari bahagia. Ada rasa iri ketika melihat jutaan manusia berkeliaran dengan harta dunia yang melekat pada diri mereka. Tetapi mengembalikan semua pada kenyataan bahwa, setiap manusia hanya menjalankan tugasnya di dunia. Siapa yang dapat meminta untuk lahir menjadi indonesia, siapa yang dapat menolak lahir menjadi seorang india? atau siapa yang dapat memilih untuk lahir menjadi cantik, kaya? atau siapa pula yang dapat menolak untuk lahir menjadi anak dari seorang pemulung di tengah-tengah kota jakarta.

Tidak ada yang dapat memilih takdir awal mereka sebagai seorang anak manusia.

i dont wanna give up in this struggle of life, i dont even want to put my hands up

-to be continued-

Tuesday, May 24, 2011

When i say - can i u lend me some money-

after all the battle and the war, i am still the queen of my dome dido said that in This land is mine
look how jason mraz said that -to hold your own, knows your name and gone your on way.
listen when celine dion sing in Il divo -to follow your heart let the light led trough the darkness-

This is about how is it feel be embarrassing, about feel ashamed. Since i am really kind of human which is -to proud of her self-, to arrogant to askin for help from other people. cos i thought i can stand on my feet. the fact is, today i break my own rule, i break down my heart feeling.

viva la vida, cold play accompany me in this rainy evening. Feel warm, feel cold at the same time

Completely cover the shame and then pressing the buttons my cell phone. Never thought that I would ask for help from others, to study me, for my master's school finance.

Feel so stupid, when I had to look away when typing text messages and send them to some of my acquaintances. Shame, I really feel ashamed. This is my first time asking for help to others. Said in the hearts of God-oh-what I have done. I should not involve other people, do not bother other people. should I keep my fingers from asking for help to other people.

Time seemed suspended, i feel seems tht i was in the room which full of color. As described feeling colorful in my heart, feel about shame, about feel anxious in wait. And i am expect those who receive the message, do not read the messages I send.

Felt regret when i have to ask for help of others, to lend me some money. It feels like to hide or immerse myself in order to cover the shame. I shouldnt do that, bothering other, but what to do, i need it. Even i know my parents can help me, to pay my study. But, i cannt, for some reason, i cannt and i am trying not to accepted it.

I was felt so grateful when one of them said, could not help me, to lend his money on me. While others, not to reply to messages I send. anxious, but feel relieved, and hoping they do not read the messages I send and then forget about it. Feel shame, unable to rejection, but still feel grateful for the inevitable than to feel guilty, because it was inconvenient indebted to others. because i should not interfere with their busy time

I do not know, I was confused, embarrassed, feeling sorry, I should not ask for help from others. I should not bother other people. Oh God, I still hope to stand on my own feet, but if it is not please show me, give me the way out.

Saturday, May 7, 2011

Mahasiswa lama, jangan hilang ORIENTASI nya

Note terakhir untuk sesi kalian yang masih jadi mahasiswa.

kenapa saya tagged, yaa semoga note ini bisa jadi cermin, jadi guide, petunjuk dah biar gak ikut langkah yang salah dari kita-kita pendahulunya.

Pertama, jangan biasakan meniru hasil karya orang lain, naaa menyontek itu termasuk ke dalamnya. Jangan membiasakan diri dengan kebiasaan buruk yanng satu ini. Soale, bakalan merugikan diri sendiri, kalian mahasiswa jadi gak tau sejauh mana kemampuan otak kalian. Jadi gak percaya diri pada saat ditanya "kamu bisa apa?". Yaa kecuali kalau mau mengabdikan diri jadi pegawai negeri, gak perlu itu ahli, yg penting IPK sama rezeki kalo mmg jadi PNS, atau hehehe doku yg gede buat masuk ke sana.

BUat yg doyan nyontek, biasanya gk jadi masalah juga kalau nantinya jd PNS tapi dengan cara yg gk halal, alias sodok bola. Biar melambung itu dia punya nama, trusss muncul dah di pengumuman penerimaan CPNS yg baru, hehehehe.

Ok kembali ke sesi terakhir bagi note untuk mahasiswa. Adik2 semua, kawan2 semua, lulus cepat atau lama bukan menjadi jaminan dari sukses atau tidaknya seseorang. Semua tergantung dari pribadinya masing-masing. Kalau kalian pilih lulus lebih dari 4 tahun, maka yaaa harus punya rencana dengan itu semua. Jgn habiskan waktu di kampus, jd mahasiswa cuma-cuma. Cuma nongkrong ngerumpi gak keruan, cuma ngalor ngidul sampe lupa kalau udah jadi mahasiswa paling tua.

Kalau pun mau lulus cepat, yaaa harus punya perencanaan matang juga. Jangan asal lulus untuk kemudian bingung mau apa dan mau kemana. Lulus cepat atau lewat tenggat, itu semua pilihan hidup dan setiap pilihan ada resiko di depannya. Jangan juga merasa bodoh karena lulus lama, karena setiap mahasiswa akan menghadapi ujian masing2 untuk mendapatkan toga pada acara wisudanya. Jadi jangan dikira gampang kalo mau wisuda. Bisa jadi pas tugas akhirnya dapat topik yg enak, eeee ternyata dosennya kebagian yang moodnya suka berubah2.

Ada juga yg dapet dosen enak, eee tugas akhirnya yg susah, jadiii intinya adalah pengendalian diri untuk menikmati hehehehe.

Buat yg kelamaan plesiran, melancong daaan baru sadar kalau masih kuliah pas udah deket2 masa DO, pas deket2 temen2 sudah mau pada wisuda. Oke oke oke, jangan hilang arah, jangan juga disorientasi, jangan juga patah semangat. Mulailah berdamai dengan pembimbing akademik, mulailah konsultasi demi masa depan dirimu nanti. Yaaa imbasnya terima semua ceramah dari PA dan dosen2 lainnya. Daaan terima juga keputusan terburuk kalau pada akhirnya kamu kudu pindah kampus soale pak dan ibu dosen gak ketemu cara lain, selain memindahkan kamu ke univ lain. Dengan tujuan supaya kamu selamat.

Yaaa semua yg saya ceritakan di atas, pernah terjadi pada zaman saya. Pada masa saya masih menjadi mahasiswa. Saya banyak jumpai kasus begitu, kasus seperti itu. Yaaa intinya bersabar saja dan tentunya berdoa.

oooooo iya, buat mahasiswa2 yg masih baruuuu sekali, atau pun yg pertengahan tahun kuliah. Ambil kesempatan sebanyak2nya dengan mengenyam gelar mahasiswa. Ada banyak beasiswa untuk kalian semua, atau ada banyak kompetisi yg bisa menghasilkan uang (hehehehe) kalau kalian memenangkannya. Sekalian bisa jalan-jalan, yaaa semisal PIMNAS. Atau kalau mau belajar usaha, bisa ikutan PMW trus dimodali dah buat buka usaha.

Intinya mah, paling enak jadi mahasiswa, yaaa kalau bisa memanfaatkannya.
Saya aja pengin jadi mahasiswa S1 lagi rasanya. Pengin ketemu dosen2 lagi, kuliah dg dosen eksentrik, kuliah dg dosen yg katanya galak bin killer, pengen juga kuliah Fisika Kuantum and fisika inti lagi. Yaaa meskipun gak begitu mengerti hehehehe

O iya, pesen buat yg musuhan sama temen satu jurusan n satu angkatan satu kelas pula. Udah dah, jgn kayak anak SD, jgn juga kayak sinetron. Ntar nyesel lho, di kampus cuma sebentar tp malah musuhan. Nnt pas udah lulus baru nyesel dah, kehilangan momen2 berharga selama jadi mahasiswa.

oke oke oke
skrg sy jd kangen sama teman2 saya hehehe.
semoga tulisan ini bermanfaat yaaa
buat mb mini, marhana, lia apriliana, nichan, okeee dah cep kangen lho
and buat pembimbing cep dari awal sampe selesai Pak Warsito, terima kasih untuk semuaaanya, untuk semuanya pak.
and buat teman2 serta dosen2 yg lain, duuuh saya banyak hutang budi dah sama kalian semua.

Tuesday, May 3, 2011

Masih merupakan fakta tentang mahasiswa

naaa sekarang bicara ttg mahasiswa yg baru ketemu tujuan dr kuliahnya mendekati akhir masa, alias hampir DO. Jangan ngarep dah kalo jarang masuk, meskipun pinter. Jgn ngarep bisa dapet prioritas dr dosen krn kpinteran mu buat minterin org.

Buat mhs jg berada di ujung tanduk, bbrp kisah yaaa ada yg kmudian rajin kuliah, tp terengah2. Ada sih yg selamat, bisa lulus, tp bnyk juga yg pindah kuliah, transfer ke swasta.

Yg ekstreem, ada yg sampai ancam dosennya, di depan mata. Ada juga yg bw2 jabatan bapaknya (huweeek malu2in aja). Ada juga yg hampir selamet smp tugas akhir eeee dia jelek2in dosen pembimbingnya di dpn mhs yg lainnya. Ada juga yg dpikir bakal slamet mpe lulus, eeee ternyata memilih mninggalkan begitu sj tugas akhirnya.

Yaaa kuliah itu tentang semangat, semangat u kerja keras, semangat untuk sukses. Pintar otak gak cukup, belum cukup, kalau -songong- hehehe. Dosen sy bilang yg dia butuhkan itu orang yang mau kerja keras, bukan orang pinter. Hehehe soale sy gak pinter.

Bbrp fenomena saat tugas akhir melanda. Yaaa ada tmn yg mau bantu tmnnya, ikhlas, ikhlaaaas dah demi setia kawan. Tp ada juga yg -bodo ah- yg penting sy lulus. Ada juga yg mau mmbantu, ada juga yg spt angin lalu. Parahnya, ada yg pelit ilmu, dia mau dibantu tp tidak mau membantu. Ada jg yg mencuri karya, mencuri judul skripsi rekannya. Hahahaha, macam2 wajah muncul juga. Bbrp mahasiswa akan mengedepankan kepentingannya, serobot jadwal seminar mahasiswa lainnya. Atauu serobot sewa ruang hanya u dirinya.

Yaaa sah-sah saja, tapi lihat saja nanti diakhirnya. Soale Allah tidak tidur, buat yg nnt merasakannya, yaaa yg sabar2 aja. Buat yg mendahulukan kpentingan saudaranya, tunggu aja ada buah manis di belakanggnya Insya Allah.

Pesan berharga bagi kalian semua yg masih berstatus mahasiswa. Semoga pengalamn kami mahasiswa yg sudah jd mantan, bisa jd cerminan bagi kalian semua yg masih berstatus mahasiswa hehehehe.

Sunday, May 1, 2011

Ini tentang mahasiswa

iya, lain dulu lain juga sekarang.

Masa-masa baru jadi mahasiswa baru. Amaaat sangat baru, clingak clinguk, gupek, bingung, orang kata masih masa peralihan dr SMA. Masuk smester2 awal, masih semangat dg kuliah, yaaa itu buat yg smangat. Datang tepat waktu, plus kagak kpikiran buat bolos kuliah dg istilah ambil jatah.

Awal2 kuliah masih semangat2nya, masih takut2 dengan dosen pengajarnya. Kemana2 masih rame2, sudah seperti bebek yg berbaris, bergerombol. Yaaa masih bawaan habis makrab, ospek de el el. Jadi setia kawan katanya. Menginjak pertengahan tahun di kampus. Mulai nganeh, yg ketemu cara nyontek yg jitu, y dia pakai cara itu. Ada yg mulai berani 'ngepEk', ada yg lirik sama kawan dsebelahnya. Atau selipkan kertas di lengan bajunya. Atauuu cara ekstreem letakkan buku di atas meja.

Yaaa mantap, IPK mmg tinggi tp setelah lulus, jd gigit jari, melongok bingung mau cari kerja, tp gak tau mau kemana, karena keahlian dia kagak punya hehehehe.

Menjelang tengah tahun kuliah, mulai senang kalau dosen gak masuk, apa lgi kalau ternyata mau ujian. Tambah girang pas ada kabar, si bapak atau ibu dosen gak bisa masuk. Bahkan, pas jamannya saya, ada yg berharap 'semogaa bapaknya sakit', oooh sungguh teganya. Mendekati akhir masa di kampus, ckckckck yg nilai bermasalah, mulai cari2 dosen MK nya. Yang tadinya gk rajin, jadi mulai rajin kuliah.

Menjelang akhir masa mukim di kampus, mendekati tugas akhir, naaa mahasiswa mulai mencari dosen2nya. Para dosen serta merta berubah menjadi seleb, dicari kemana-mana. Ditunggu dr pagi hingga petang menjelang.

Yang kagak pernah ketemu dosen PA, mulai rajin menyambanginya. Hahahaha, akibat gk dekat dg dosen, akibat dulu kurang peduli dg dosen, akibat dulu senang begitu dosen gak ada. Dan akibat dulunya begitu senang kalau kuliah atau ujian dibatalkan. Mahasiswa jadi kelimpungan, karena jadi kagak tau karakter dosennya, jadi kagak tau juga kapan waktu yang tepat buat konsultasi untuk tugas akhirnya.

Jadilah itu mahasiswa/i merasa dilempar sana-sini, gigit jari karena pak dan ibu dosen jarang di jurusan, jarang di fakultas. Eee dia baru tau kalau pembimbingnya, dosennya orang sibuk, orang penting.

Waktu berlalu, tugas akhir selesai, si mahasiswa sedikit merasa beban satu terlepas, tapi beban lain menunggu, 'terjun ke masyarakat u mencari kerja'.

Wkwkwkwk, msh belum sadar juga poinnya. Dulu mahasiswa rasa jenuh kuliah, sampai bolos 'gak keruan', sampai terlontar omongan 'jenuh'. Tapi, begitu dia lulus, diwisuda. Yaaa baru 'nyaho', kangen sama dosen-dosennya, sama teman-temannya, sama kampusnya. Tapi, mau ke kampus, 'isin' belum kerja katanya, mau kkampus bingung krn tmn2nya sudah pd lulus semua.

Hhhhaaahh, ya buat yang masih kuliah dinikmati apa yg masih bisa dinikmati saat ini. Semua ada masanya dan suatu hari nanti kalian sedikit banyak akan merasakan apa yg saya tuliskan di note saya kali ini.

Sunday, April 17, 2011

Jangan pernah ada kata -rencana terakhir-

Pikiran ku menerawang jauh, melampaui sela-sela besi tua, yang nampak langit biru tanpa awan putih yang berarak. Setiap simpul-simpul syaraf berkata 'tuliskan sesuatu untuk kami, tentang apa yang dapat kamu dapatkan dari kami'. Begitu kira-kira mereka berkata, aku pikir saatnya aku untuk bercerita, menjadi manusia ketiga, manusia yang berada di luar kotak, manusia yang menjadi pengamat. Manusia yang jiwa dan alam pikirannya terbang keluar dari raga yang stagnan, terpaut dan tergantung pada ruang dan waktu.

Alunan lagu it might been you yang dinyanyikan oleh Stephen bishop, mendampingi alam pikiranku. Membawa jiwaku semakin melambung jauh. Berpikir tentang kehidupan, tentang arti dan makna sesungguhnya dari kata kesempatan, dari sebuah umpama bahwa setiap manusia harus punya rencana. Rencana A, B, C, D dan seterusnya bila memang itu ada.

Panasnya cuaca, melihat matahari begitu riang menebarkan sinarnya, sebagai ujud -kewajiban-. Lihat dinding rumah tetangga, diliputi lumut yang tersebar secara sporadis, sesuka hati mereka kemana saja. Tetapi, apakah lumut memiliki hati? Biarlah pikiran yang berimajinasi tentang itu semua.

Aku memiliki rencana, banyak rencana, meskipun terkadang secara tak sadar, semua terlaksana secara tidak sengaja. Atau, ketika aku memaksakan memiliki rencana, dan tak satu pun yang terlahir ke dunia, atau ia lahir tapi dalam ujud yang tak kasat mata. Manusia seperti aku, terbiasa membuat banyak rencana, bila mungkin dari A sampai Z, dari 1 hingga angka terakhir yang ingin aku tetapkan sebagai rencana terakhir. Rencana yang mungkin tidak menyenangkan psikologi tetapi sebenarnya ia adalah yang terbaik dari semua rencana yang ada, untuk subjek yang sama.

Beberapa waktu yang lalu, simpul-simpul syarafku memaksaku berpikir, bahwa tidak pernah ada abjad terakhir dari apa yang namanya rencana. Tidak juga angka terakhir dari rencana, tidak juga kata -rencana terakhir- karena kata tersebut, sugesti tersebut, pemikiran tersebut hanya rekayasa buah pikir manusia semata. Seperti halnya ketika seorang bijak berkata -ketika nasi telah menjadi bubur, mengapa tidak kita perindah, percantik tampilan bubur dengan taburan bawang goreng? Lalu, kenapa tidak kita buat bubur itu menjadi lebih lezat dengan tambahan potongan daging ayam? Atau apapun yang kita suka, sebelum melumat habis bubur itu, menjatuhkannya telak ke dalam saluran pencernaan kita?

Seperti itulah seharusnya aku, kita, manusia berpikir tentang rencana. Kenyataan bahwa pikiran kita telah menstimulus jiwa dan raga untuk berbuat segala sesuatu yang sesuai dengan zona nyaman kita sebagai seorang anak manusia. Yang terkadang, membuat kita terjatuh, ketika rencana yang kita katakan -rencana terakhir- itu, merupakan hal yang kita anggap paling akhir. Mungkin rencana yang paling tidak diinginkan, padahal sebenarnya rencana itu lah yang paling baik, dari rencana sebelumnya yang katanya -rencana pertama, rencana yang jika terlaksana, realisasinya merupakan impian kita, manusia-.

Take a bow madonna, mengakhiri kontemplasi saya siang hari ini.


Saturday, March 12, 2011

Kuliah tapi -ngutang-, mungkin gak ya???

Crazy plan

yes i would like to say that, being unemployed makes me lots of idea in my mind.

Being exactly, saya inginnya kuliah lagi, rasanya tertarik sekali dengan rubber industri. That's why i try to contact people from Rubber Institute of Malaysia, even their lecture. I've tryed so many times by sending them mail, only ask whether foreigner like me can study in that institute or not. But, ya this is it, till today, i got nothing, they never reply my mail. I don't know why, but my friend said that maybe Malaysian people little bit 'sentimentil' with Indonesian people. But, i hope not, i hope that wasn't the reason why they didn't reply my mail till today.

Menjadi pengangguran, bukanlah hal yang menyenangkan. Memang, saya jadi punya banyak waktu lebih di rumah, taking care my brother, taking care my nephew and help my mother. Besides i can learn how to drive and ride a motor bike. Tapi, ternyata masih belum cukup, otak saya masih belum menemukan tempatnya. Masih uring-uringan nampaknya, pikiran-pikiran saya silang lintang di dalam kepala, mereka kebingungan, 'tidak ada pekerjaan =  tidak ada aktifitas otak = tidak ada olah raga otak'.

Bisa gila, ya kadang saya merasakan gejala gila yang pikiran-pikiran saya rasakan. Membayangkan saraf-saraf di otak saya sudah membawa spanduk tanda protes, tanda menuntut. Mereka tidak terima akan korupsi waktu saya yang membuang detik demi detik dengan percuma, tanpa ada pembagian yang merata kepada alam pikiran dan otak saya beserta jajarannya.

Wednesday, March 9, 2011

Belajar dari langit

Belajar? saya suka belajar tentang apapun itu, pada siapapun itu.

Kotabumi, Lampung utara, Pkl 21:25 di 9 Maret 2011

Ingin tersenyum getir, mengingat bahwa ini sudah memasuki bulan ke 3 di tahun 2011, waktu tak terasa cepat sekali berlalu. Titik-titik air hujan yang jatuh di sepanjang selokan, menciptakan harmoni alami sebagai lagu pengantar tidur bagi manusia yang menghuni kotabumi ini.

Ini sudah malam, semakin larut menjelang. Detik jam dinding tua peninggalan kakek semakin jelas terdengar, menemani titik-titik hujan agar ia tidak sendirian. Tidak banyak yang bisa saya lakukan, selain duduk di depan netbook sembari memainkan tuts-tuts keyboard yang sudah hampir satu tahun lamanya menemani saya berkelana di dunia maya.

Tuesday, March 8, 2011

I still can barely remember my past

I can barely remember my past
Everything seems to disappear so fast
But I recall being jealous and alone
Gazing at the dreams going by

I started my life when you knocked on the door
Found something inside I didn't dare to ignore
Now I do believe in flowers on the moon
I'll swim beside the golden tide

You crashed by the gate
Captured my fate
Salvation
My eyes couldn't see
I hardly breathed
I was diving so deep
Salvation

I'm down in the study holding on to my luck
Will you still love me when I call you up?
I gave you my body, the power over me
Come on, bring out the best in me

You crashed by the gate
Captured my fate
Salvation
My eyes couldn't see
I hardly breathed
My heart was asleep
Salvation
Some will get broken
Others will get lucky like me meeting you
Don't pass me by

You crashed by the gate
Captured my fate
Salvation
My eyes couldn't see
I hardly breathed
I was down on my knees
Salvation
Some will get broken
Others will get lucky like me meeting you
Don't pass me by


Where ever you are, What ever you do, I hope i can see you, meet you, take you, bring you

Spending My Time

oleh: Roxette


What's the time? Seems it's already morning
I see the sky, it's so beautiful and blue
The TV's on, but the only thing showing
Is a picture of you
Oh I get up and make myself some coffee
I try to read a bit but the story's too thin
I thank the lord above that you're not here to see me
In this shape I'm in

Spending my time watching the days go by
Feeling so small I stare at the wall
Hoping that you think of me too
I'm spending my time

I try to call but I don't know what to tell you
I leave a kiss on your answering machine
Oh help me please, is there someone who can make me
Wake up from this dream?

Spending my time watching the days go by
Feeling so small I stare at the wall
Hoping that you think of me too
I'm spending my time (spending my time)
Watching the sun go down
I fall asleep to the sound of "Tears of a clown"
A prayer gone blind
I'm spending my time

My friends keep telling me
"Hey life will go on"
Time will make sure I get over you oh
This silly game of love
You play, you win, only to lose

Spending my time watching the days go by
Feeling so small I stare at the wall
Hoping that you think of me too
I'm spending my time (spending my time)
Watching the sun go down
I fall asleep to the sound of "Tears of a clown"
A prayer gone blind
I'm spending my time

I still spending my time, waiting for you

Monday, December 13, 2010

Surat elektronik untuk Mu

bisakah saya meminta?
bisa kan saya meminta pada Nya
Ya Allah, surat ini surat permohonan yang kesekian dari saya, sefta marisa dwipasari.
Ya Rabb, izinkan saya bersamanya, saya mohonJustify Full
Ya Rabb, mohon jangan ambil dia dari saya, saya mohon

Tolonglah
Berikan saya dan dia kesempatan
Kesempatan agar semua tidak berakhir sia-sia

Tidaklah saya membutuhkan harta meskipun banyak anak manusia yang memilikinya.
Tidaklah saya mau harta, karena tentram jiwa dan ketenangan itu hilang sebagai alat bayar bagi harta dunia yang tiba-tiba ada.
Tidak lah saya mau memiliki itu semua, tapi bukan karena saya tidak membutuhkannya
Rezeki sudah Engkau yang menjaminnya, rezeki saya sudah ada, sudah Engkau catatkan di sana, di Lauh Mahfudz nun jauh di sana. Di tempat yang saya tidak ketahui keberadaannya.

Saya mohon Tuhan ku, Rabb ku Yang Maha Mengabulkan segala doa, Yang Maha kuasa mengampuni segala dosa. Aku mohon pada Mu Yang Menggenggam jiwa ku dan jiwa nya. Berikan kesembuhan pada Nya, berikan kami kesempatan yang kedua, aku tidak mau ini berakhir sia-sia, saya tidak berharap ini berakhir pada penyesalan yang berkepanjangan selama hidup saya.

Saya mohon ya RAbb
Surat elektronik ini saya tuliskan, saya gunakan teknologi tercanggih abad ini untuk menyentuh Arasy Mu. Meskipun saya tahu, Engkau mampu membaca isi hati. Tapi, aku memohon ya Rabb, kembalikan dia pada saya, kembalikan dia seperti semula, seperti pertama kali saya jumpai ia di suatu pagi yang cerah.

Saya mohon ya Rabb
Sembuhkan dia dari sakitnya
Lancarkan operasinya
Berikan saya kesempatan untuk membawanya
Untuk membawanya bersama saya ya RAbb

Tapi, bila ketentuan Mu tidak seperti yang saya harapkan
Saya mohon ya Rabb
Tanamkan kesabaran itu pada diri saya ya Rabb
Kesabaran bila nanti saya harus kembali kehilangan

Tapi, Tuhanku
Rabbku
Allah Yang Maha kuasa atas segala sesuatu
izinkan aku memohon
boleh kan saya meminta
saya mengiba
saya mengemis
saya berlutut
saya bersimpuh dengan peluh hina ya Allah
dalam gemetaran jari-jemari
dalam air mata yang tertahan
Saya mohon, kembali kan ia pada saya ya RAbb
saya mohon ya Allah
saya mohon tidak dalam keputusasaan, tapi dalam rasa penuh pengharapan agar Engkau Mengabulkan.

Kembali kan dia pada saya ya Rabb
Tolonglah, saya mohon ya Rabb

Tuesday, November 23, 2010

Terbirit-birit, terkencing-kecing

Saat ini saya bekerja, swasta. Beberapa orang mungkin merasa bahagia menjadi pegawai negeri, tapi tidak begitu dengan saya. Orang tua saya, ya normal rasanya ketika mereka selalu menganjurkan saya untuk ikut berjuang, berkompetisi dengan rekan-rekan yang satu jurusan dengan saya, untuk itu yang namanya kursi pegawai negeri.

Punggung belakang saya kembali terasa sakit. Entah karena memang saya menderita kelelahan sangat pada tubuh saya. Atau karena dampak dari tumor yang berada di sebelah kiri dada saya. Apakah saya akan mati? ya semua manusia akan mati pada akhirnya. Pertanyaannya adalah, apakah saya akan mati pada usia muda? Entahlah, karena bahkan Nabi Muhammad sekali pun tak pernah tahu kapan kiranya ia akan meninggalkan dunia.

Maut itu sesuatu yang misteri namun pasti. Beberapa tahun yang lalu, i said 'no problemo' untuk meninggal pada usia dini (bukan menikah pada usia dini). Bodoh sekali keinginan saya pada saat itu. Namun kini, menjelang usia 25 tahun kadang jiwa ini seperti lari terbirit-birit. Hampir terkencing-kencing, ketakutan yang sangat bila pikiran-pikiran tentang kematian itu melintas selama beberapa saat.

Yaa, menjelang usia 25, saya semakin banyak melakukan khilaf rasanya. Dosa-dosa saya, haaahh entah sudah berapa banyak menumpuk. Berapa kali saya ucapkan Alhamdulillah, karena Allah begitu Maha Pemurahnya mau menutupi aib saya ini. Tak terhitung pula berapa kali saya ucapkan Istighfar, berharap dari sekian banyak istighfar yang saya ucapkan. Salah satunya atau bahkan kesemuanya, dapat menghapuskan dosa-dosa saya.

Memang benar kiranya, manusia masuk ke dalam surga Nya, bukan karena amal ibadah yang manusia punya, yang manusia usahakan di setiap detiknya. Tapi, tak lain karena kemurahan Nya, ya manusia mendapatkan izin masuk ke surga Nya, karena kasih sayang dan belas kasih Nya.

Monday, November 22, 2010

Maut saya rasa begitu dekat

Hari yang menyenangkan, ya harus ditanamkan itu di dalam hati dan kepala. Agar dan supaya dapat menstimulus otak untuk memberi perintah pada seluruh tubuh, agar ia bersemangat. Tak lesu karena terbawa oleh keadaan yang sebenarnya dapat membuat hati berada pada kondisi tidak menyenangkan.

Blog ini, halaman maya ini mungkin sudah tidak lagi menjadi menarik bagi sebagian orang. Namun, sesuatu yang menguntungkan bagi saya. Karena itu berarti tak ada yang membaca halaman pribadi saya. Bodohnya, pada awal saya mengaplikasikannya, entah dengan sengaja atau pun tidak. Saya biarkan beberapa orang mengetahui tentang blog pribadi saya ini.

Ok, from the start, let's begin. Mencoba untuk membunuh rasa rindu, rasa kangen kata anak-anak remaja tanggung zaman sekarang. Mencoba lebih fokus pada cita-cita atau mungkin impian atau pula rejeki yang Allah berikan. Menjajaki kemungkinan sekolah lagi, untuk konsentrasi di dunia medis. Menjadi seorang dokter, halaaah entah apa, tapi tak ada salahnya mencoba.

Kalau pun diterima, berarti harus meninggalkan negeri ini setidaknya sampai 5 tahun kedepan. Hari ini saya punya rasa campur aduk, rasa rindu pada lelaki itu, ya harusnya tidak perlu. Ada pula rasa rindu pada si makhluk penghasil liur berumur 9 bulan itu. Yaa dia keponakan saya, anak dari kakak perempuan saya.

Milk and toast and honey.

Aaah entah seperti apa jalan kehidupan yang harus saya jalani sekarang ini. Apa yang dahulu saya lihat, saat ini sedang saya alami. Saya jadi tahu seperti apa itu rusak, seperti apa itu hancur, seperti apa pula cara untuk menerima kekurangan. Serta bagaimana cara untuk memaklumi, karena akhirnya saya yang harus mengalami.

Maut saya rasa kadang begitu dekat, ya karena memang ia dekat. Entah apa yang saya nanti, hanya saja saya selalu berharap agar jalan yang saya tempuh ini ada ujungnya. Agar kisah hidup saya ini nantinya, menjadi indah pada saatnya. Yaaaa khusnul khotimah tentunya.

Saya belajar untuk tidak mengeluh pada seorang atau dua orang atau lebih anak manusia. Saya belajar pula untuk menahan jari jemari dari menampilkan status menyedihkan dan memalukan di halaman Facebook saya. Lalu, di sinilah saya, kembali menenggelamkan diri di halaman blog saya ini.

Ibu saya mulai dengan peringatannya 'usia kamu sudah masuk 25' dan teman-teman mulai berkata 'kapan kamu menikahnya'. Yaaa sekarang saya mengalami fase itu, kadang lucu, tapi kadang yang ada hanya diam, sebagai bias dari beku yang hati sampaikan.

Thursday, September 2, 2010

Ada apa dengan negeri ini

Tarik tarik tarik nafas panjang

ada apa dengan negeri ini
semua muda mudi, orang dewasa mengagumi artis luar negeri, memasang memajang wajah idolanya menjadi -poto propil- di situsnya

ada apa dengan negeri ini
semua muda-mudi, orang dewasa gemar mengeluh di situs publik tempat akun dia berada. Semua aktifitas-aktifitas tidak penting menyeruak, merebak, macam nyamuk yang terbang, mendengung mencari, mencoba menarik perhatian kedua belah tangan manusia

ada apa dengan negeri ini
Ini bulan ramadhan
kerusuhan di Sulawesi sampai 8 orang yang tewas, tapi 6 orang itu menurut aparat keamanan

ada apa dengan negeri ini
harga diri negeri terinjak-injak negara tetangga, tetapi pemimpin negeri hanya 'seperti tak berdaya', setidaknya begitu menurut sebagian besar rakyat yang menghuni negeri ini

ADA APA DENGAN NEGERI INI!!!!!!
sungai CITARUM jawa barat menjadi sungai TERPOLUSI di BUMI ini

ada apa dengan negeri ini
anak manusia gemar bergosip di sana sini
menjadikan yang haram ke arah yang remang-remang, lalu -ah halal saja-, begitu setidaknya yang terjadi pada kasus suap dan sogok untuk menjadi pegawai negeri atau aparat negara di negeri ini

ada apa dengan diri ini ya Allah
ada apa dengan negeri ini
aku tak mengerti
aku tak mengerti

susahnya hidup dirasakan manusia di sana sini
tapi dewan kehormatan di negeri ini, ingin tegakkan gedung tinggi dengan uang triliunan hasil keringat anak negeri, hasil keringat orang-orang miskin yang bahkan tak mampu membeli beras RASKIN

ADA APA DENGAN NEGERI INI YA RABB
aku bertanya pada Mu karena tak ada, belum ada manusia yang mampu menjawab semua pertanyaanku. Dimanakah manusia-manusia itu ya RABB, manusia-manusia peduli, manusia-manusia yang Engkau siapkan untuk merubah diri, negeri, dan bumi ini ya RABB

BUmi ini sudah cukup tua
TAk kan lama KIAMAT akhir dari dunia akan segera tiba
Ya RAbb, aku bertanya
aku mengeluh
aku bercerita
aku berkisah tentang dunia tempat aku berada

Friday, August 27, 2010

Ini tentang jaman Dulu, saya belum kalah

Dulu, pikir-pikir puasa itu ya menahan lapar dan dahaga. Tahapan paling berat menahan lidah, mata, hati dan telinga dari mengomentari orang-orang yang agak-agak aneh. Hingga akhirnya itu manusia-manusia ciptaan Allah, menjadi bahan berita layaknya selebrita.


Tahapan lain adalah sabar dan menahan amarah. Ketika memang ada sudut-sudut kosong yang dimanfaatkan oleh si setan untuk memancing titik kesabaran untuk sampai di ambang batas. Lalu berusaha menggeser-geser paradigma, agar akal pikiran saya berkata bahwa 'kesabaran ada batasnya', hingga rasa amarah itu tiba dan muncul ke muka. Tapi, nampaknya masih bisa lulus, meskipun tersendat-sendat, tergopoh-gopoh sembari terengah-engah


Tahun ini

Semakin bertambah usia, bahan uji mengenai apa dan seperti apa inti dari berpuasa, semakin berat dirasa

Mungkin saya tidak lulus untuk ujian tahun ini, dan harus mengulang di tahun depan

Tapi, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah saya diberikan untuk mengulang ujian tahun depan????

Belum tentu, definetly not sure


Seorang teman

tahun lalu, dia masih bersama dengan saya dan rekan-rekan yang lainnya

merasakan buka puasa bersama, di rumahnya

tapi tahun ini, dia sudah mendahului kami semua


kita memang tidak pernah tahu akan usia

bisa jadi, puasa tahun ini menjadi yang terakhir bagi saya atau kamu atau kalian atau manusia yang lainnya

bahan uji tahun ini memang luar biasa, semua dirasa menyerang dari segala sudut kosong yang ada


Setan-setan itu nampak berpesta pora ketika saya sedang berusaha

tidak dengan terengah-engah, tetapi saya mulai merangkak, saya merasa kewalahan, saya hampir kalah

Dulu saya berada pada kursi penonton, hanya memperhatikan, menjadi komentator yang berlagak bijak dengan bahasa-bahasa tidak jelas dan seolah-olah saya mengerti tentang panggung kehidupan yang saya tonton


Sekarang, beberapa bulan terakhir ini

saya menjadi pemainnya

saya merasakan cemoohan penonton akan peran yang saya lakoni

mencoba memperbaiki, saya hampir tenggelam dalam gelap


Tahun ini

Puasa yang sesungguhnya


Harusnya saya bisa bertahan di tengah terjangan setan-setan yang berusaha mendobrak dinding-dinding keimanan saya

Tahun ini saya baru tahu puasa yang sebenarnya itu seperti apa, tepat ketika semua bahan uji itu dihadapkan pada saya

Inilah ujian yang sesungguhnya bagi saya

Inilah tentang menahan nafsu yang sebenarnya

Mungkin inilah hakikat yang sebenarnya dari menahan nafsu itu


Saya tidak mau kalah

Tapi, bila memang saya kalah, biarkan saya kalah dengan terhormat

Biarkan saya kalah setelah saya berusaha dengan semua energi dari keimanan yang tersisa

Tapi saya belum kalah


Setidaknya ya Rabb

Berikan saya kesempatan untuk kembali

Sebelum malaikat maut Mu menjemput saya suatu hari nanti

Wednesday, August 25, 2010

Aku mau ke masjid pak, mau sholat di masjid bu

saya mau sholat di masjid pak
saya mau sholat di masjid bu

tapi, katanya sholat di rumah itu lebih utama bagi wanita dan di sunnahkan oleh Rasul kekasih Nya
tapi, katanya sholat di rumah itu lebih mengurangi mudharat bagi wanita yang melakukannya

tapi kan, pengin sholat di masjid pak
mau sholat di masjid bu

Liat temen-temen pada jalan ke masjid, sholat tarawih. Lihat anak-anak kecil, wanita-wanita yang lain berjalan mengenakan mukena, berjalan, melangkahkan kaki ke rumah Nya. Sementara saya sholat tarawih sendirian di rumah. Gak ada dengar ceramah, cuma selesai sholat langsung baca Al qur'an atau tutup mata. Tidur terlelap, hingga dini hari menjemput, membangunkan diri untuk segera mengisi perut, memenuhi sunnah yang lain, makan sahur.

Tapi, kalau saya sholat di masjid.....
takut mengganggu bu, khawatir terganggu pak
Pandangan mereka yang bukan muhrim saya, dirasa mengganggu. Meskipun itu hanya Pandangan biasa, seperti "selayang pandang, sekedar menatap saja". Tapi saya tidak nyaman Pak dibuatnya, tidak enak bu rasanya

Tapi, kalau saya sholat di masjid
Khawatir mudharat yang saya dapat, khawatir mudharat yang saya timbulkan.
Saya bingung bu, saya bingung pak
Lagi pun, kalau saya berangkat sholat di masjid, pastilah pergi dan pulang sendiri, tak ada teman muhrim yang menyertai.

Kedua orang teman saya, tidaknya menyukai saya. Berjalan dengan mereka di depan, dan saya di belakang, atau dengan saya berjalan sendiri di depan dan mereka berdua di belakang. Akan menimbulkan tanda tanya bagi yang melihatnya. Ujung-ujungnya fitnah, gosip, isu juga yang dirasakan oleh hati dan didengar oleh telinga

akhirnya teman saya berkata "nd usah ngiri cep, pan malah meraih keutamaan, kaidahnya mencegah mudharat lebih utama dan berpahala dibanding meraih manfaat"

jadi lega rasanya