Pages

Friday, August 27, 2010

Ini tentang jaman Dulu, saya belum kalah

Dulu, pikir-pikir puasa itu ya menahan lapar dan dahaga. Tahapan paling berat menahan lidah, mata, hati dan telinga dari mengomentari orang-orang yang agak-agak aneh. Hingga akhirnya itu manusia-manusia ciptaan Allah, menjadi bahan berita layaknya selebrita.


Tahapan lain adalah sabar dan menahan amarah. Ketika memang ada sudut-sudut kosong yang dimanfaatkan oleh si setan untuk memancing titik kesabaran untuk sampai di ambang batas. Lalu berusaha menggeser-geser paradigma, agar akal pikiran saya berkata bahwa 'kesabaran ada batasnya', hingga rasa amarah itu tiba dan muncul ke muka. Tapi, nampaknya masih bisa lulus, meskipun tersendat-sendat, tergopoh-gopoh sembari terengah-engah


Tahun ini

Semakin bertambah usia, bahan uji mengenai apa dan seperti apa inti dari berpuasa, semakin berat dirasa

Mungkin saya tidak lulus untuk ujian tahun ini, dan harus mengulang di tahun depan

Tapi, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah saya diberikan untuk mengulang ujian tahun depan????

Belum tentu, definetly not sure


Seorang teman

tahun lalu, dia masih bersama dengan saya dan rekan-rekan yang lainnya

merasakan buka puasa bersama, di rumahnya

tapi tahun ini, dia sudah mendahului kami semua


kita memang tidak pernah tahu akan usia

bisa jadi, puasa tahun ini menjadi yang terakhir bagi saya atau kamu atau kalian atau manusia yang lainnya

bahan uji tahun ini memang luar biasa, semua dirasa menyerang dari segala sudut kosong yang ada


Setan-setan itu nampak berpesta pora ketika saya sedang berusaha

tidak dengan terengah-engah, tetapi saya mulai merangkak, saya merasa kewalahan, saya hampir kalah

Dulu saya berada pada kursi penonton, hanya memperhatikan, menjadi komentator yang berlagak bijak dengan bahasa-bahasa tidak jelas dan seolah-olah saya mengerti tentang panggung kehidupan yang saya tonton


Sekarang, beberapa bulan terakhir ini

saya menjadi pemainnya

saya merasakan cemoohan penonton akan peran yang saya lakoni

mencoba memperbaiki, saya hampir tenggelam dalam gelap


Tahun ini

Puasa yang sesungguhnya


Harusnya saya bisa bertahan di tengah terjangan setan-setan yang berusaha mendobrak dinding-dinding keimanan saya

Tahun ini saya baru tahu puasa yang sebenarnya itu seperti apa, tepat ketika semua bahan uji itu dihadapkan pada saya

Inilah ujian yang sesungguhnya bagi saya

Inilah tentang menahan nafsu yang sebenarnya

Mungkin inilah hakikat yang sebenarnya dari menahan nafsu itu


Saya tidak mau kalah

Tapi, bila memang saya kalah, biarkan saya kalah dengan terhormat

Biarkan saya kalah setelah saya berusaha dengan semua energi dari keimanan yang tersisa

Tapi saya belum kalah


Setidaknya ya Rabb

Berikan saya kesempatan untuk kembali

Sebelum malaikat maut Mu menjemput saya suatu hari nanti