Pages

Monday, November 22, 2010

Maut saya rasa begitu dekat

Hari yang menyenangkan, ya harus ditanamkan itu di dalam hati dan kepala. Agar dan supaya dapat menstimulus otak untuk memberi perintah pada seluruh tubuh, agar ia bersemangat. Tak lesu karena terbawa oleh keadaan yang sebenarnya dapat membuat hati berada pada kondisi tidak menyenangkan.

Blog ini, halaman maya ini mungkin sudah tidak lagi menjadi menarik bagi sebagian orang. Namun, sesuatu yang menguntungkan bagi saya. Karena itu berarti tak ada yang membaca halaman pribadi saya. Bodohnya, pada awal saya mengaplikasikannya, entah dengan sengaja atau pun tidak. Saya biarkan beberapa orang mengetahui tentang blog pribadi saya ini.

Ok, from the start, let's begin. Mencoba untuk membunuh rasa rindu, rasa kangen kata anak-anak remaja tanggung zaman sekarang. Mencoba lebih fokus pada cita-cita atau mungkin impian atau pula rejeki yang Allah berikan. Menjajaki kemungkinan sekolah lagi, untuk konsentrasi di dunia medis. Menjadi seorang dokter, halaaah entah apa, tapi tak ada salahnya mencoba.

Kalau pun diterima, berarti harus meninggalkan negeri ini setidaknya sampai 5 tahun kedepan. Hari ini saya punya rasa campur aduk, rasa rindu pada lelaki itu, ya harusnya tidak perlu. Ada pula rasa rindu pada si makhluk penghasil liur berumur 9 bulan itu. Yaa dia keponakan saya, anak dari kakak perempuan saya.

Milk and toast and honey.

Aaah entah seperti apa jalan kehidupan yang harus saya jalani sekarang ini. Apa yang dahulu saya lihat, saat ini sedang saya alami. Saya jadi tahu seperti apa itu rusak, seperti apa itu hancur, seperti apa pula cara untuk menerima kekurangan. Serta bagaimana cara untuk memaklumi, karena akhirnya saya yang harus mengalami.

Maut saya rasa kadang begitu dekat, ya karena memang ia dekat. Entah apa yang saya nanti, hanya saja saya selalu berharap agar jalan yang saya tempuh ini ada ujungnya. Agar kisah hidup saya ini nantinya, menjadi indah pada saatnya. Yaaaa khusnul khotimah tentunya.

Saya belajar untuk tidak mengeluh pada seorang atau dua orang atau lebih anak manusia. Saya belajar pula untuk menahan jari jemari dari menampilkan status menyedihkan dan memalukan di halaman Facebook saya. Lalu, di sinilah saya, kembali menenggelamkan diri di halaman blog saya ini.

Ibu saya mulai dengan peringatannya 'usia kamu sudah masuk 25' dan teman-teman mulai berkata 'kapan kamu menikahnya'. Yaaa sekarang saya mengalami fase itu, kadang lucu, tapi kadang yang ada hanya diam, sebagai bias dari beku yang hati sampaikan.