Pages

Sunday, October 30, 2011

Time to say goodbye, denting penggorengan

Conte partiro

Hey, titik-titik air hujan sisa hujan deras sore ini, masih sedia menemani aku, saya berkutat dengan lagu-lagu melankolis yang luar biasa romantis *tertawa.

Menggoyang-goyangkan kepala, "shaking my head", seolah-olah hidup itu begitu indah. Oh hey, bukan seolah-olah tetapi hidup memang indah.

Conte partiro sarah brightman berkata "time to say good bye", rekannya yang lain berkata "somewhere over the rainbow" sepertinya hidup ini semakin menjadi indah dengan semua naik dan turunnya, dengan semua yang datang dan perginya.

Hari ini, hujan membasahi, aku masih berkutat dengan suara denting penggorengan dengan pasangan setianya -sutil-. Masih berputar-putar menari dengan titik-titik hujan yang berjatuhan, tepat di atas atap kamar kost-kostan yang sempit, seiprit tapi menarik, sungguh sesuatu yang indah yang kehidupan berikan padaku. Hey maksudku Sang Pemberi Kehidupan.

"Friend shaking hand, singing -how do you do",
alunan musik regae mengayunkan kepalaku ke atas dan ke bawah. Menjadi terhenti ketika berhadapan dengan kenyataan bahwa terkadang aku tertarik dengan kata, peristiwa "kematian". Si pemeran utama tidak pernah dapat menceritakan kembali tentang pengalamannya pada fase -kematian- dari cerita tentang dirinya.

Peristiwa yang menarik, menggugah rasa keingintahuanku, sekaligus membangkitkan bulu romaku tentang "kematian" itu. Beberapa kali, aku berlari, mencoba bersembunyi, membohongi diri sendiri.

bayangan 1 "psssttt, berpura-puralah itu tidak akan terjadi"
bayangan 2 "hey, itu pasti terjadi"
bayangan 3 "ya tapi tidak bisakah kamu berpura-pura itu tidak akan terjadi"
bayangan 4 "ya dia benar"
bayangan 5 "tidak, kalian semua tidak ada yang benar. Hadapi, jalani, itu saja"

bayangan 1 "ya dia benar"
bayangan 2 "ya kamu benar"

salah satu dari bayangan itu mulai menangis sesenggukan, tersedu sedan

bayangan 6 "aku takut"
                  "aku tidak ingin ditinggalkan"
bayangan 3 "aku juga"
bayangan 4 "aku masih ingin berbahagia, di sini"
bayangan 2 "ya aku juga"
bayangan 5 "hey, tidakkah menjadi bahagia ketika berjumpa dengan Dia dan kekasih-Nya"
bayangan 1 "ya, dia benar"
bayangan 5 "sudahlah, mari kita dengarkan alunan kehidupan. Harmoni angin malam, dengarkan orkestra yang menggambarkan tentang kehidupan"

Lambat, bayangan-bayangan itu pun tertidur di pangkuan malam yang kelam dan dingin.

Manusia-manusia yang lelah akan tertawa, senang, kerja peluh keringat seharian, mulai kembali mencari perlindungan di balik gelapnya malam. Satu dua bintang menjadi penyemarak langit yang sebelumnya sendu dan kelabu.

Ini indah, hidup itu indah. Melupakan manusia oportunis, lepaskan manusia yang mencari keuntungan dari manusia yang lainnya. Membuka mata bahwa dunia memiliki sisi putih dan hitamnya, dan "hey, berhati-hatilah kepada kata manis dan pujian manusia yang lainnya". Yah, seketika dia bisa laksana bisa yang melumpuhkan, bahkan mematikan.

Membuka mata, memandang cakrawala, melepaskan pandangan sejauh-jauhnya ia dapat melayangkan pandangan. Membuka mata hati, mari kita memaafkan, mari kita kembali awas pada pribadi-pribadi yang hanya mencari keuntungan pribadi

"Ahahaha" aku tertawa
bayang-bayang itu sudah terlelap di pangkuan malam yang sejuk, melenakan, melelapkan.

selamat tidur manusia-manusia yang lelah
selamat berjuang, pada mereka yang mencari penghidupan dari datangnya malam

"Aha, aku bahagia, ya bahagia, tentu alhamdulillah, aku berbahagia"
"Oh betapa, aku menggantungkan jiwaku pada Mu"

Rasa terlalu percaya diriku membawaku menjelajahi kehidupan yang luar biasa dan menarik dari hari ke hari untuk dirasa. Setiap manusia menginginkan kedamaian, bahkan aku yang paling hina sekalipun, menginginkan itu di dalam hidupku. Ada saat dimana suatu ketika dari kita harus mengatakan "goodbye", sedih memang. Segala sesuatu yang berbau perpisahan, selalu diibaratkan dengan tangis dan air mata, dengan kesedihan. Terlebih ketika perpisahan antara kehidupan dengan kematian.

Aku tidak sedang mengumpulkan jempol seperti yang lainnya, terkena dampak disorder akan perhatian dari manusia yang lainnya. Ataupun, aku tidak juga sedang mencari penggemar bagi setiap kata, kalimat dan paragraf yang terpasang di halaman blogku. Ah seperempat abad di dunia sedikit banyak memberi pelajaran bahwa "kata-kata manis, tidak selalu berujung manis".

Idul adha, dan aaaarrrggghh semakin bertambah usia, waktu-waktu bersama dengan keluarga semakin sulit untuk mencari dimana keberadaannya. Waktu-waktu itu tercercer, terbang melayang menjadi serpihan-serpihan debu yang berterbangan. Aku berlarian, melompat ke sana dan ke mari, tangan ku menggapai-gapai ke angkasa. Dan cocok sekali ketika angin kencang bertiup, membuat serpihan waktu-waktu itu berpencar ke segala arah.

Terengah-engah, aku gagal mendapatkan waktu-waktu itu.

Alhasil, tahun ini menghabiskan hari idul kurban seorang diri. Di sebuah kamar sempit, berdinding triplek, kamar kost tercinta. Memaksakan menyunggingkan senyum akan bayang-bayang keluarga besar berkumpul bersama di rumah kakek dan nenek di Baturaja, sumatera selatan.

"yah, apa hendak dikata"

Baiklah, tubuh dan semua jajarannya, mari kita tidur, memejamkan mata lelap sekejap, untuk kemudian membuka mata ke esokan harinya.