Pages

Monday, August 22, 2011

contemplated, August 22, 2011

Sendirian, kembali menikmati harmoni dari sebuah perjalanan panjang. Usia 25 membuat saya menjadi manusia yang berbeda. Beragam, berbagai macam kejatuhan sudah seperempatnya saya rasakan, dan kejatuhan terbesar adalah ketika harus berperang dengan hati nurani demi membungkam suara-suara jujur dari dalam jiwa, aku melupakan, membuang prinsip yang seharusnya menjadi pegangan, pedoman selama berada di dunia, menjalani kehidupan.

Kemana takdir membawa, kemana angin kehidupan meniupkan tubuh kurus seperti kerangka ini. Saya tidak tahu, saya hanya mengikuti takdirnya, atau sebenarnya apa yang saya jalani saat ini sebagai imbas dari rasa ego saya sebagai anak manusia yang selalu ingin dipenuhi keinginannya.

Rasa ingin dikenal yang saya kemas sedimikian serupa sehingga lalu mengubah istilahnya menjadi –ingin bermanfaat bagi manusia yang lainnya-, rasa sombong dan arogan sebagai manusia yang kemudian saya sembunyikan di dalam istilah –ingin membantu sesama-. Tidak, tidak ingin begitu, kalau pun memang pada awalnya saya seperti itu, saya ingin kembali ke fitrah dimana semua anak manusia ingin berada, menjadi manusia yang bahagia karena melihat manusia yang lainnya berbahagia.

I had a dream i scream

Saya berteriak, hati ini berteriak, ingin kembali ke jalan tempat dimana saya berada dulu, ke tempat di mana saya berpijak dulu. Anak manusia yang lupa, saya berharap, menggapai dari dalam ngarai yang gelap, yang lembab, yang kelabu, yang sunyi, berharap seseorang akan membawa tubuh dan jiwa ini bangkit dari kejatuhan. Berjuang sekuat tenaga dengan harapan yang tersisa, secercah cahaya dari ibu yang membesarkan saya, dari keluarga yang mencintai saya apa adanya, yang sempat saya lupakan bahwa mereka peduli dan menyayangi tubuh yang ringkih ini dengan segenap jiwa. 

Cinta dan kasih sayang dari ibu-ibu yang menganggap saya selayaknya anak mereka, itu yang membuat saya ingin kembali menjadi putih, meskipun noda hitam itu akan terus melekat selama hidup saya di dunia. Rahmat dan kasih sayang Nya yang membuat saya kembali, rasa malu pada nabi muhammad SAW, yang membuat saya sekuat tenaga meninggalkan lembah dan ngarai yang hitam dan kelam itu.

Dunia, tidak mau buta karena mu, tidak ingin menjadi bodoh karena kelalaian dalam bersikap terhadapmu.

Membentuk rasa bahagia, menjadi manusia yang melihat bahagia dari sisi yang berbeda. Membiarkan tumor yang bersarang di dada, dan menjadikannya sebagai ladang untuk mencari bahagia. Ada rasa iri ketika melihat jutaan manusia berkeliaran dengan harta dunia yang melekat pada diri mereka. Tetapi mengembalikan semua pada kenyataan bahwa, setiap manusia hanya menjalankan tugasnya di dunia. Siapa yang dapat meminta untuk lahir menjadi indonesia, siapa yang dapat menolak lahir menjadi seorang india? atau siapa yang dapat memilih untuk lahir menjadi cantik, kaya? atau siapa pula yang dapat menolak untuk lahir menjadi anak dari seorang pemulung di tengah-tengah kota jakarta.

Tidak ada yang dapat memilih takdir awal mereka sebagai seorang anak manusia.

i dont wanna give up in this struggle of life, i dont even want to put my hands up

-to be continued-