Pages

Saturday, March 12, 2011

Kuliah tapi -ngutang-, mungkin gak ya???

Crazy plan

yes i would like to say that, being unemployed makes me lots of idea in my mind.

Being exactly, saya inginnya kuliah lagi, rasanya tertarik sekali dengan rubber industri. That's why i try to contact people from Rubber Institute of Malaysia, even their lecture. I've tryed so many times by sending them mail, only ask whether foreigner like me can study in that institute or not. But, ya this is it, till today, i got nothing, they never reply my mail. I don't know why, but my friend said that maybe Malaysian people little bit 'sentimentil' with Indonesian people. But, i hope not, i hope that wasn't the reason why they didn't reply my mail till today.

Menjadi pengangguran, bukanlah hal yang menyenangkan. Memang, saya jadi punya banyak waktu lebih di rumah, taking care my brother, taking care my nephew and help my mother. Besides i can learn how to drive and ride a motor bike. Tapi, ternyata masih belum cukup, otak saya masih belum menemukan tempatnya. Masih uring-uringan nampaknya, pikiran-pikiran saya silang lintang di dalam kepala, mereka kebingungan, 'tidak ada pekerjaan =  tidak ada aktifitas otak = tidak ada olah raga otak'.

Bisa gila, ya kadang saya merasakan gejala gila yang pikiran-pikiran saya rasakan. Membayangkan saraf-saraf di otak saya sudah membawa spanduk tanda protes, tanda menuntut. Mereka tidak terima akan korupsi waktu saya yang membuang detik demi detik dengan percuma, tanpa ada pembagian yang merata kepada alam pikiran dan otak saya beserta jajarannya.

Lalu mau bagaimana lagi, pekerjaan saya belum lagi dapat. Satu-satunya aktifitas otak yang bisa saya lakukan adalah, menganalisa kehidupan, fenomena yang terjadi di sekitar saya, kejadian yang berlangsung di dunia. Hal lain yang bisa saya lakukan untuk memenuhi otak saya adalah, membuka blog kemudian mengajak otak dan para jajarannya, untuk menuangkan segala yang ada di kepala. Tapi, itu pun belum cukup membuat otak saya puas, padahal jari-jemari saya sudah meronta akibat lelah panjang yang ditimbulkan dari aksi menekan tuts-tuts netbook saya. Mata saya mulai merasakan sakit karena sepanjang malam berkutat dengan layar kaca, kepala saya mulai 'cenat-cenut' akibat radiasi ringan dari netbook yang saya punya.

Walhasil, hari ini tiba-tiba otak saya menyimpulkan kebingungan yang ada di kepala saya. 

  1. Saya mau kuliah di Rubber institute malaysia, tapi belum juga ada jalan keluarnya
  2. Mau kerja? supaya otak bisa beraktifitas, supaya otak bisa berolah raga, supaya otak bisa senang riang, tidak menuntut saja setiap harinya. Tapi, sampai saat ini ratusan lamaran belum juga ada jawabnya
  3. Mau buka usaha, 'galeri -helmet- di lampung utara' atau usaha yang lainnya, tapi saya bingung mau mulai dari mana
  4. Mau kuliah manajemen bisnis seperti saran teman saya, tapi saya tidak pernah benar-benar berencana untuk ambil kuliah di sana.
haduhhh akhirnya kepala saya berpikir, memutar otak, manajemen bisnis tidak ada salahnya, toh saya memang berniat menjadi pengusaha, toh saya suka memanajemen, toh saya juga senang membuat banyak 'plan' kemudian mengaplikasikannya.

Tanya sana tanya sini, akhirnya Sekolah bisnis manajemen ITB, begitu saran teman saya. Tapi, kepala saya kembali memaksa otak saya berputar, ketika biaya percsemesternya sebesar 16 juta. Hah, subhanallah, gila uang darimana mamang? tabungan kagak cukup. Semua ada 36 SKS dan per semester ada 12 SKS, itu berarti hampir 50 juta untuk 3 semester. Belum lagi ditambah biaya kost, biaya hidup dan lain-lainnya.

Saya ajak otak saya beserta jajarannya untuk urun rembug, mencari solusinya. Uang sendiri tak kan cukup, satu-satunya jalan adalah 'berhutang'. Haduh, berhutang? ya berhutang, berhutang pada 'my parents', berhutang pada siapa saja yang percaya untuk menghutangi saya uang. Mengembalikan? ya tentu, saya meminjam, maka tentu saya mengembalikan. Tapi, siapa yang mau meminjamkan uangnya pada saya? Siapa juga yang bisa percaya pada saya, bahwa saya akan mengembalikan uang yang sudah saya pinjam untuk biaya kuliah saya nantinya?

Haduh otak, kita kembali mengalami jalan buntu
kemana uang sebanyak itu bisa kita dapatkan, ya separuh mungkin bisa didapatkan dari meminjam pada orang tua. Sisanya? meskipun orang tua saya -mengiyakan-, tapi tidak mungkin bagi saya melimpahkan semua biaya kuliah pada orang tua saya. Kerja sampingan? ya tentu, di sana saya akan kerja sampingan untuk biaya hidup.

Oh my Lord, siapa kira-kira yang mau membantu saya, mentok-mentok, pikiran jadi mentok. Tapi tenang wahai otakku, pikiranku, saya tetap akan usaha, bagaimana pun caranya. Uang itu akan saya dapatkan, dengan cara halal tentunya, -ngutang-, atau jual aset berharga, yang penting 'ayo sekolah'. Sembari tetap cari kerja tentunya. Ayolah ya Allah, beri saya jalan keluar, beri saya jalan keluar, bekerja, kuliah, usaha, apapun itu, tapi please, berilah saya petunjuk kemana saya harus berjalan. Supaya otak saya tidak terus-terusan untuk uring-uringan hehehe.