Pages

Tuesday, November 23, 2010

Terbirit-birit, terkencing-kecing

Saat ini saya bekerja, swasta. Beberapa orang mungkin merasa bahagia menjadi pegawai negeri, tapi tidak begitu dengan saya. Orang tua saya, ya normal rasanya ketika mereka selalu menganjurkan saya untuk ikut berjuang, berkompetisi dengan rekan-rekan yang satu jurusan dengan saya, untuk itu yang namanya kursi pegawai negeri.

Punggung belakang saya kembali terasa sakit. Entah karena memang saya menderita kelelahan sangat pada tubuh saya. Atau karena dampak dari tumor yang berada di sebelah kiri dada saya. Apakah saya akan mati? ya semua manusia akan mati pada akhirnya. Pertanyaannya adalah, apakah saya akan mati pada usia muda? Entahlah, karena bahkan Nabi Muhammad sekali pun tak pernah tahu kapan kiranya ia akan meninggalkan dunia.

Maut itu sesuatu yang misteri namun pasti. Beberapa tahun yang lalu, i said 'no problemo' untuk meninggal pada usia dini (bukan menikah pada usia dini). Bodoh sekali keinginan saya pada saat itu. Namun kini, menjelang usia 25 tahun kadang jiwa ini seperti lari terbirit-birit. Hampir terkencing-kencing, ketakutan yang sangat bila pikiran-pikiran tentang kematian itu melintas selama beberapa saat.

Yaa, menjelang usia 25, saya semakin banyak melakukan khilaf rasanya. Dosa-dosa saya, haaahh entah sudah berapa banyak menumpuk. Berapa kali saya ucapkan Alhamdulillah, karena Allah begitu Maha Pemurahnya mau menutupi aib saya ini. Tak terhitung pula berapa kali saya ucapkan Istighfar, berharap dari sekian banyak istighfar yang saya ucapkan. Salah satunya atau bahkan kesemuanya, dapat menghapuskan dosa-dosa saya.

Memang benar kiranya, manusia masuk ke dalam surga Nya, bukan karena amal ibadah yang manusia punya, yang manusia usahakan di setiap detiknya. Tapi, tak lain karena kemurahan Nya, ya manusia mendapatkan izin masuk ke surga Nya, karena kasih sayang dan belas kasih Nya.