Pages

Thursday, May 21, 2009

Sabar // Lapar - 01

Pagi, membuka hari dengan senyum terbaik di hari ini, hari kamis, tanggal berapa? ya saya lupa, karena bukan lagi berstatus siswa melainkan mahasiswa. Mahasiswa yang tidak pernah lagi upacara, mahasiswa yang ketika mencatat tidak pernah mencantumkan tanggal pada bagian sudut kanan atau kiri atas dari buku catatannya. Dan bahkan, mahasiswa seperti saya, tidak pernah mempersenjatai diri dengan catatan pribadi, kecuali photo copy.

Pagi ini, burung-burung itu bertasbih lagi, melalui kicaunya yang semakin riuh ramai terdengar. Ada harapan baru, ada semangat baru, semangat yang luar biasa untuk berjumpa mbak-mbak teman-teman liqo tercinta, yang saya sayangi karena Nya. Tidak ada rasa malas, merendam pakaian kemudian mendiamkan, hingga beberapa menit kemudian mereka sudah bergaya di atas tali jemuran yang berada di belakang kamar saya.
Ini sudah malam, saya hanya mencoba menceritakan beberapa kejadian yang menjengkelkan, tapi berbuah tawa dan makna pada akhirnya Insya Allah. Dan Alhamdulillah bila pada akhirnya Dia menjadikan apa yang terjadi pada diri hari ini, menjadi pahala yang berbuah syurga hingga bisa menjadi kunci masuk untuk berjumpa dengan Nya, semoga.

Katak-katak rawa kembali bersuara, jangkrik-jangkrik itu kembali mengerik, canon in d itu kembali menemani, jarum-jarum jam itu kembali berdetak, dan sebenarnya sudah sejak dahulu mereka berdetak, tak pernah berhenti terkecuali karena mati.

Hari ini, saya pikir pkl 09.00 pagi beranjak pergi dari asrama membuat saya tidak akan terlambat untuk sampai ke tempat Murabbi saya untuk menuntut ilmu, mengisi ruhiyah dan mengobati rasa rindu, meluapkan rasa sayang pada mereka-mereka yang mulai menempati posisi tersendiri di dalam hati. Teman-teman liqo yang unik, beberapa tahun lebih tua di atas saya, mulai dari angkata 2002 sampai angkatan 2000, semua ada.

Mereka tidak seperti saya, begitu kata MR saya pada awalnya. Saya pikir apa yang 'tidak seperti', ternyata memang sebagian besar dari mereka 'tidak seperti' saya, tapi tak apa, saya merasa nyaman dengan itu semua. Dengan tawa, canda, banyolan, ungkapan, pendapat, gagasan, pendek kata, saya merasa bahagia bisa satu kelompok dengan mereka yang beragam dan berbeda dengan saya. Meskipun menurut seorang teman saya 'kelompok pinggiran', meskipun menurut MR saya 'mereka berbeda'.

Saya pikir pkl 09.00 pagi saya tidak akan terlambat sampai di sana, di rumah MR saya, karena saya memang tidak tahu dengan alamat rumahnya. Ternyata, tidak seperti rencana yang ingin Allah berikan pada saya. Saya bukan saja terlambat tetapi lebih dari terlambat. Rencana awalnya adalah, saya berniat untuk mengambil paket yang khafidl kirimkan pada saya, di dalamnya ada beberapa pesanan teman-teman liqo saya. Dengan semangat 45, dengan semangat ingin memuaskan pelanggan, saya menghampiri 'pahala kencana', tempat dimana paket saya dititipkan.

--to becontinued