Pkl 00:16, error : gateway timeout.
Sore di LIA, sudah lima kali berturut-turut tidak masuk kelas bahasa inggris, jadi kaku dan ujung-ujungnya harus menghadapi written dan oral test dari “bab I sampai bab IV” begitu kata miss yang mengajar. “hah, gak salah” hanya bisa melongo, diam termangu sementara, “empat bab, dalam satu hari, untuk written dan oral????”
Bel tanda kelas selesai berbunyi. Sudah masuk waktu sholat wustha sejak beberapa menit yang lalu. Melangkahkan kaki menuju kamar mandi khusus putri dan tepat di dalamnya saya bertemu dengan dua orang remaja putri, masih SMU sepertinya. Cantik, berdiri di depan WC wanita, karena tempat berwudhu di tempatkan jadi satu dengan kamar mandinya.
Tidak ada dari mereka yang nampaknya ingin memakai kamar mandi yang ada, jadilah saya yang menggunakannya. Bukan untuk membuang sesuatu melainkan hanya untuk mengambil wudhu, karena tempat berwudhu di luar agak terbuka.
Dari dalam kamar mandi, sembari mengambil air wudhu, bersuci sebelum bertemu dengan Nya, saya mendengar atau menguping? Ah sepertinya saya bukan menguping, karena saya secara tidak sengaja mendengar. Mendengar percakapan antara dua remaja belia yang berdiri di depan kamar mandi khusus putri.
Tiba-tiba yang satu orang berkata “lo mau liat pembukaan MTQ gak?” begitu ujarnya
“hah, ngapain gua liat pembukaan MTQ? Emang gua udah mau tobat?” begitu ujar yang satunya
Tidak begitu mendengar lagi apa yang mereka katakan, apa karena fungsi indera pendengar saya mulai melemah? Sepertinya tidak dan insya Allah tidak.
Semakin mendekati dini hari, pkl 00:28, menurut seorang teman, isi blog saya “sudah kebanyakan”. Suara anjing tidak lagi bersahut-sahutan, tidak seperti beberapa menit yang lalu. Sunyi, semua penghuni asrama sepertinya sudah terlelap di alam bawah sadarnya. Mungkin ada yang melemparkan kakinya ke sana kemari, mungkin juga ada yang sedang giat-giatnya menjadi arsitektur dadakan dengan membuat pulau melalui air liurnya tanpa sadar. Mungkin juga ada yang ternganga atau ada juga yang mengigau, dan bisa jadi ada yang “seperti orang mati”, tidak bergerak ke sana kemari.
Kembali tenggelam ke dalam cerita di sore hari ini. Saya mintakan hikmah dan pelajaran, Alhamdulillah Allah kabulkan. Dua remaja putri itu, sedikit banyak membuat saya tertegun beberapa saat lamanya.
Mencoba menarik kesimpulan, agak aneh rasanya ketika menghadiri pembukaan MTQ dikait-kaitkan dengan urusan “taubat”. Jadi ingat dengan lagu keluaran koes plus “ini jaman edan, anak-anak sekarang……”.
Kalau dipikir-pikir, lagu itu dirilis mungkin pada tahun di mana saya masih lucu-lucunya, dan pada saat itu, koes plus sudah berkata “ini jaman edan”, “anak-anak sekarang”, sekarang untuk masa itu. Kalau begitu, anak-anak zaman sekarang apalagi julukannya, kalau yang zaman dulu saja sudah dikatakan “edan”, apa yang zaman sekarang menjadi “super edan? Atau mbahnya edan?” wallahu alam, yang pasti islam itu pada saat pertama kali ia datang, dianggap “asing”, maka ketika semakin ke sini, semakin mendekat kepada hari kebangkitan, ia (islam.red) kembali dirasa asing, dianggap aneh, bahkan oleh kita yang notabenenya beragama islam sekalipun.
Hahhhh, memang paling enak menghela nafas panjang.
Dan hingga malam ini, written and oral test belum juga saya lakukan, saya lupa..........
Sore di LIA, sudah lima kali berturut-turut tidak masuk kelas bahasa inggris, jadi kaku dan ujung-ujungnya harus menghadapi written dan oral test dari “bab I sampai bab IV” begitu kata miss yang mengajar. “hah, gak salah” hanya bisa melongo, diam termangu sementara, “empat bab, dalam satu hari, untuk written dan oral????”
Bel tanda kelas selesai berbunyi. Sudah masuk waktu sholat wustha sejak beberapa menit yang lalu. Melangkahkan kaki menuju kamar mandi khusus putri dan tepat di dalamnya saya bertemu dengan dua orang remaja putri, masih SMU sepertinya. Cantik, berdiri di depan WC wanita, karena tempat berwudhu di tempatkan jadi satu dengan kamar mandinya.
Tidak ada dari mereka yang nampaknya ingin memakai kamar mandi yang ada, jadilah saya yang menggunakannya. Bukan untuk membuang sesuatu melainkan hanya untuk mengambil wudhu, karena tempat berwudhu di luar agak terbuka.
Dari dalam kamar mandi, sembari mengambil air wudhu, bersuci sebelum bertemu dengan Nya, saya mendengar atau menguping? Ah sepertinya saya bukan menguping, karena saya secara tidak sengaja mendengar. Mendengar percakapan antara dua remaja belia yang berdiri di depan kamar mandi khusus putri.
Tiba-tiba yang satu orang berkata “lo mau liat pembukaan MTQ gak?” begitu ujarnya
“hah, ngapain gua liat pembukaan MTQ? Emang gua udah mau tobat?” begitu ujar yang satunya
Tidak begitu mendengar lagi apa yang mereka katakan, apa karena fungsi indera pendengar saya mulai melemah? Sepertinya tidak dan insya Allah tidak.
Semakin mendekati dini hari, pkl 00:28, menurut seorang teman, isi blog saya “sudah kebanyakan”. Suara anjing tidak lagi bersahut-sahutan, tidak seperti beberapa menit yang lalu. Sunyi, semua penghuni asrama sepertinya sudah terlelap di alam bawah sadarnya. Mungkin ada yang melemparkan kakinya ke sana kemari, mungkin juga ada yang sedang giat-giatnya menjadi arsitektur dadakan dengan membuat pulau melalui air liurnya tanpa sadar. Mungkin juga ada yang ternganga atau ada juga yang mengigau, dan bisa jadi ada yang “seperti orang mati”, tidak bergerak ke sana kemari.
Kembali tenggelam ke dalam cerita di sore hari ini. Saya mintakan hikmah dan pelajaran, Alhamdulillah Allah kabulkan. Dua remaja putri itu, sedikit banyak membuat saya tertegun beberapa saat lamanya.
Mencoba menarik kesimpulan, agak aneh rasanya ketika menghadiri pembukaan MTQ dikait-kaitkan dengan urusan “taubat”. Jadi ingat dengan lagu keluaran koes plus “ini jaman edan, anak-anak sekarang……”.
Kalau dipikir-pikir, lagu itu dirilis mungkin pada tahun di mana saya masih lucu-lucunya, dan pada saat itu, koes plus sudah berkata “ini jaman edan”, “anak-anak sekarang”, sekarang untuk masa itu. Kalau begitu, anak-anak zaman sekarang apalagi julukannya, kalau yang zaman dulu saja sudah dikatakan “edan”, apa yang zaman sekarang menjadi “super edan? Atau mbahnya edan?” wallahu alam, yang pasti islam itu pada saat pertama kali ia datang, dianggap “asing”, maka ketika semakin ke sini, semakin mendekat kepada hari kebangkitan, ia (islam.red) kembali dirasa asing, dianggap aneh, bahkan oleh kita yang notabenenya beragama islam sekalipun.
Hahhhh, memang paling enak menghela nafas panjang.
Dan hingga malam ini, written and oral test belum juga saya lakukan, saya lupa..........