Pages

Saturday, May 23, 2009

Membunuh dirinya

Bunuh diri, racun serangga berasal dari merk ternama
Jangan membunuh dirimu wahai manusia
Jangan mengakhiri hidupmu dengan cara sia-sia tidak berguna wahai wanita

Saya tidak mengerti apa yang ada di dalam pikirannya ketika mencoba itu racun serangga. Saya pun tidak tahu seperti apa rasa itu racun serangga, adakah lebih menyegarkan bila dibandingkan dengan minuman lainnya yang ada di dunia.

Saya tidak mengerti apa motivasinya, apa yang mendorongnya. Hanya saja, yang ada di dalam pikiran saya saat itu adalah, sepertinya anak perempuan ini, anak gadis berumur hampir 20 tahun ini, nampak tidak menemukan tempat pelarian, ia belum menemukan lintasan berlari yang semestinya.

Entah masalah macam apa yang menimpanya. Seorang anak asrama bercerita, melihat ia terkapar tak sadar dengan racun serangga dalam genggaman. Mengendus-endus, anak asrama yang lainnya mencium aroma racun serangga di dalam mulutnya, mulut si wanita yang nampak berniat mengakhiri hidupnya.

Terkejut, tentu saja, bisa dikatakan saya termasuk angkatan tua, anak itu anak gadis itu baru memasuki semester 2, menjelang tahun keduanya di UNILA.

Calon penjaga asrama mengantarkannya ke sebuah rumah sakit swasta, dan setibanya di sana, menjenguknya bersama anak-anak asrama yang lainnya. Wanita penenggak racun serangga itu berkata "salah paham" katanya, "saya tidak meminumnya" begitu katanya, "hanya memeriksa botolnya" begitu tambahnya, dan pada intinya "saya tidak pingsan karena racun serangga, saya sadarkan diri", jelasnya, lalu "bla...bla...bla".

Anak-anak asrama yang lain, yang turut serta menjenguknya, berkata "aneh", lalu "biarkan saja, benar atau tidak bukan urusan kita, maklumi saja, dia merasa malu dengan tindakannya. Atau ia ingin menyembunyikannya dari ibunya, mungkin juga ingin menyelamatkan nama baik keluarganya, ibunya, yang sudah datang dengan tiba-tiba dan segera dari jakarta.

Tinggalkan ia, gadis yang menenggak racun serangga dengan ibu dan saudara kembarnya. Ya, gadis itu memiliki kembaran yang berbeda dalam hal postur tubuhnya. Saya tidak begitu mengenal dia dan saudara kembarnya, selain bahwa mereka berdua adalah penghuni baru asrama annisa. Tidak tahu apa yang memotivasinya ingin mengakhiri hidupnya, tetapi yang jelas, bukan karena masalah sepele yang kadang dapat diselesaikan bahkan hanya dengan menutup mata saja.

Mengakhiri hidup, padahal sejatinya itu hanyalah kekuasaan Nya sang Maha Pemberi kehidupan.

Entahlah, pada dasarnya manusia memang memiliki sifat dasar mudah putus asa, gampang bekeluh kesah, bahkan terkadang lupa ketika Allah memberikan rezeki, anugerah, dan berkah yang melimpah. Entahlah, wanita kadang menjadi sebuah tanda tanya. Kadang mereka bisa menjadi begitu kuat hingga mencengangkan bagi yang melihatnya, mengetahuinya. Terkadang mereka, wanita, bisa menjadi makhluk yang tidak seimbang, tidak stabil dalam hal emosi, akal dan pikiran, menjadi begitu lemah tak berdaya. Begitulah manusia, beginilah wanita dan saya adalah wanita, saya pun turut ambil bagian dalam karakter yang mereka punya.