Pages

Tuesday, October 14, 2008

Catatan Ramadhan 14

bagian kelima


Masjid tetangga sebelah, luar biasa.


Masjid ini sebenarnya tidak begitu besar, maka ada alhamdulillahnya juga bahwa tidak semua warga menunaikan sholat tarawih di masjid ini. Bisa dibayangkan berapa banyak manusia yang akan berada di sini, pasti tidak akan cukup nantinya.


Pada saat pak ustadz menyampaikan ceramahnya, mata ini memandang kemana-mana, suka-suka saja. Hingga akhirnya mata ini tertumpu pada sesuatu itu. Agak sedikit menggelikan pada awalnya namun berakhir miris pada akhirnya.


Saya katakan masjid ini tidak begitu luas bukan? Jamaahnya pun hampir semuanya mahasiswa/i, warga-warga di daerah ini entah kemana pergi yang terlihat hanya anak-anak, melulu anak-anak dan itu pun sebagian besar anak putri.


Apa yang membuat geli hati, bukan tulisan, bukan pula bentuk dari masjid ini, tapi isi dari masjid ini. Pengamanannya hampir seperti rumah-rumah pada umumnya, hanya saja agak sedikit mencengangkan mata bagi saya.


Pasalnya masjid ini dipasangi teralis besi di setiap jendelanya, ini masihlah hal yang belum seberapa hingga kepala ini memainkan perannya, ia mencoba mengajak berkeliling mengamati dalam duduk diam, hingga mata memandang sesuatu itu, dipasang permanen di dinding dengan rantai yang kira-kira tebalnya beberapa milimeter. Bukan barang yang begitu berharga menurut saya, tapi ini hanya sekedar menurut saya.


Di masjid ini, kipas angin pun dipasangi rantai, dililitkan dengan kusen jendela kemudian dipasangi kunci pengaman, ’oh sebegitunya’ apakah sudah sebegini menyedihkannya negeri ini, hingga kipas angin yang tak berapa harga pun, dirasa perlu diamankan dari tangan-tangan yang nakal.


Sampai sebegitunya kah manusia-manusia yang ada di sekitar masjid ini, hingga penjaga masjid pun merasa perlu memperlakukan si kipas angin sedemikian istimewanya?

Entahlah, saya tidak tahu.


Ada asap pasti ada api. Bukan tanpa alasan si penjaga masjid sebegitu ketatnya menjaga, mengamankan properti yang ada di masjid ini, tapi mungkin saja si penjaga pandai melihat keadaan dan belajar dari pengalaman. ’sebegitu, sedemikiannya kah negeri ini, hingga masjid pun perlu diamankan dengan menggunakan rantai dan teralis yang terbuat dari besi? Entahlah........


-TAMAT-