Orang bilang, saya selalu berkisah soal politik, atau soal negeri yang sepertinya atau memang mungkin saya cintai ini.
Mungkin saya Lebay tapi saya bukan Alay seperti yang seorang penyanyi sering lantunkan di televisi. Mungkin saja karena saya terlampau peduli atau sekedar ingin cari sensasi seperti 'keong racun' yang sedang ngetop saat ini.
Ini tentang negeri ini, menjelang bulan ramadhan, ah gak penting itu bulan 'mungkin begitu menurut sebagian orang'. Tapi menurut saya, ramadhan penting sekali buat manusia seperti saya yang hina dan sepertinya banyak membuat dosa.
Lets start, baca berita si pak ustad ditangkap lagi, ya saya pikir semua tahu ustad mana yang saya maksud. Alasannya karena dia dianggap mendalangi aksi terorisme, ck ck ck. Si pak ustad ditangkap saat sedang dalam perjalanan. Ya manusia bisa saja sudah tua, lanjut usia, rambutnya putih semua, atau jalannya terbungkuk-bungkuk karena tidak kuasa lagi menahan massa tubuhnya.
Malangnya, bukannya hanya pak ustad yang ditangkap, istrinya pun dibawa turut serta. Ya si ibu ustad mah, mungkin seneng aja, kan bisa sama suami tercinta. Tapi anaknya??? yang bungsu menangis, tak kuasa menahan air mata di hadapan media masa, kasihannya.
Sebuah artikel mengatakan, Polwan yang membawa istri pak ustad berkata bahwa -si pak ustad jahat- padahal tu pak ustad belum tentu apa dakwaan yang ditimpakan kepadanya. Tapi, inilah dunia, manusia bisa seenak jidat, jeplak sesuai isi kepalanya. Ya, seperti apa yang pernah saya baca dari wall seseorang, intinya 'selama tidak merugikan orang lain, suka-suka saya mau bicara apa', lalu saya bilang dalam hati 'jadi ingat kisah seorang penumpang kapal yang membolongi lantai kamarnya, dengan berkata 'suka-suka saya, saya sudah bayar'. Pikir punya pikir, kalau semua penumpang seperti dia, maka bisa tenggelam itu kapal tentunya.
Back to topic, this is Indonesia. Dimana menurut sebagian orang, bernilai atau tidaknya seorang wanita dilihat dari -Perawan atau tidaknya ia-, entahlah no comment untuk ini.
Ini Indonesia, pak ustad ditangkap, isu terorisme diangkat ke permukaan. Tapi, kemanakah 'si CENTURY? kemanakah si 'REKENING GENDUT kepolisian', mereka seperti hilang tertiup angin. Ya ini Indonesia, semua fakta bisa diputarbalikkan sesukanya. Asalkan kamu punya uang, asal kamu punya kuasa, itu mah gampang saja.
Saya tidak mendeskreditkan bangsa tempat saya bernaung, karena saya bangga bisa lahir dan besar bersama mereka yang tinggal di negara ini, Indonesia. Kapan kiranya negara ini bisa maju, atau paling tidak menjadi bangsa yang jujur pada diri sendiri, bertanggungjawab atas semua kesalahan, alaaaahhh jadi gak esensial pada akhir dari 'posting' an saya kali ini.
Sabar ya pak ustad, yah kalau memang dirimu benar "Allah selalu bersama hamba-hamba Nya yang sabar", buat pak polisi yang punya rekening gendut mah, yahh gak tau mau titip pesen apa, cuma kasian sama anak istrinya, menelan uang haram sepanjang hidupnya, kasian, sungguh kasian. Kasian oh kasian..........