Pages

Tuesday, August 11, 2009

none of them

Menjumpaimu tidak lagi dapat seperti dulu wahai TUhanku, aku sudah layaknya manusia yang kehilangn arah, nahkoda yang kehilangan kompas sebagai bahanacuan dalam menentukan kemana kapal itu akan ia layarkan.

Arrggh aku menjerit ya RAbb
Arrgghh aku berteriak di kegelapan malam
Di dalam remang-remang cahaya rembulan yang semakin lama semakin hilang dari pandangan, bulan itu mati, bulan itu sudah mati, dan tak ada lagi rembulan esok hari

Dunia tidak menyenangkan
Amat sangat tidak menyenangkan mana kala hati tak lagi merasakan tentram
Aku tidak sedang berpuisi kepada Mu yang Maha menciptakan puisi, kepada Engkau yang sudah menciptakan kata-kata ini di kepala.
Aku curahkan apa yang ada di dalam hatiku
Di dalam akal pikiranku
Betapa hatiku merindukanmu Tuhanku

Maafkan hati bila ia sudah khianat
Maafkan diri bila ia sudah pula pada siapa ia seharusnya menghamba.
Aku menangis ya RAbb, dan bahkan air mata itu pun enggan untuk turun karena rasa muak yang mendalam pada si empunya tubuh yang mengandalkan air mata hanya agar supaya hatinya merasa lega.

Aku menangisi Mu wahai Tuhanku
Dzat yang Maha yang tak kasat mata namun dapat di rasa dan lebih dekat dari urat nadi manusia, urat nadiku hamba Mu yang tak jua tersadar untuk menghamba pada Engkau yang maha memiliki segala.

Aku hampir gila,
Kusut masai, hancur sudah, luluh lantaklah semua yang ada, tak berguna segala apa yang sudah aku genggam erat karena pada akhirnya hanya membuat aku lupa untuk kemudian terjerat pada dunia, pada simpati manusia.

Aku muak, aku bosan, aku hampir gila dibuatnya
Aku menangis karenanya
Pintu-pintu itu terlampau membingungkanku
Aku mohon pada Mu dengan segenap jiwa ragaku yang kesemuanya adalah milikmu
Aku mohon tunjukkan padaku pintu mana yang harus aku tuju
Dan ketika aku membukanya aku bisa menjumpaimu
Menatap wajah Mu
Merasakan damainya bersama Mu, berada di dekat Mu
Terlampau bermimpikah aku

Aku membencimu wahai makhluk yang bernama ‘berlebihan’
Aku muak dengan mu wahai makhluk yang bernama ‘khianat’
Aku ingin membunuhmu wahai penyakit hati yang sudah menyakiti hati dan perasaanku
aku mengantuk wahai Tuhanku yang menciptakan rasa kantuk
aku lelah wahai Tuhanku yang menciptakan rasa lelah itu

aku mohon ya Allah
sampai di titik se ekstrem apapun engkau mengujiku
aku mohon, jangan lepaskan aku dari genggamanmu
aku mohon, jangan biarkan aku tersesat dalam gelapnya jalan kehidupan yang semakin lama semakin pekat dirasa.