Fenomena, saya hanya ingin sekedar menuliskan. Zaman banyak melahirkan manusia-manusia yang terlihat berbeda namun sebenarnya terdapat beberapa kesamaan di dalamnya.
Zaman melahirkan fir’aun, haman, qarun masa kini, abu jahal, abu lahab dan abu-abu yang lainnya. Semua nampak berbeda dalam rupa namun tetap sama dalam hal karakter dan sifat yang dihasilkan oleh zaman itu sendiri, mereka masing-masing menyesuaikan diri dengan zamannya.
Menemui manusia-manusia yang mengabaikan faktor x dalam hal ini keberadaan Sang Maha pada proses penciptaannya hingga ajal menjemputnya. Ada yang katakan bahwa Tuhan itu akal budi, ada pula yang katakan Tuhan itu adalah buatan manusia itu sendiri.
What ever lah, manusia itu memang begitu, dari dulu selalu begitu. Ketika layar terkembang, berlayarlah ia, ada beberapa manusia yang lupa bahwasannya Allah lah yang menggerakkan kapal hingga ia bisa berlayar dan itu Allah firmankan dalam Al Qur’an.
Pernah berpikir bagaimana kiranya kapal tiba-tiba berhenti di tengah lautan? Dan ketika kapal diguncangkan sedemikian sehingga, manusia dengan sepenuh hati, dengan penyesalan yang mendalam, berseru memohon keselamatan diri kepada Tuhannya.
Maka ketika Allah selamatkan ia, ia sampai di daratan penuh sukacita dan tepat saat itu juga, ia lupa pada Tuhannya yang sudah menyelamatkannya.
Beginilah manusia, begitulah manusia, tidak salahkan kamu yang mencintai tahta dan kuasamu, tidak juga salahkan kamu yang cintai wanitamu lebih dari Rabb yang sudah menciptakan kamu, tidak juga salahkan kamu yang begitu mengagumi hartamu, tidak sama sekali tidak.
Sederhana, sederhana apa yang membuat kita manusia menjadi begitu, semua yang ada di dunia, kasat mata adanya, sedangkan Dia, Dia tak kasat mata, Dia tidak dapat diraba, tidak dapat dilihat oleh mata secara harafiah dalam pengertiannya, namun dapat dirasa, Dia dapat dilihat oleh mata, mata hati manusia.