Hari semakin senja, kaki ini sudah mulai jenuh berjalan, padahal belum begitu lama ditambah lagi polusi yang semakin hari semakin meninggi kadarnya (nampaknya).
Saya memilih pergi berbelanja di sore hari, agar tak erlu kiranya saya membuang waktu percuma di tempat yang terkadang lebih banyak mudharat daripada manfaat, pasar ya pasar.
Lama berjalan, sampailah kami di salah satu puat perbelanjaan tradisional yang ada. Saya menyegerakan mencari apa yang memang sudah saya rencanakan.
Beberapa waktu yang lalu, pasar ini sudah ditertibkan, pedagang-pedagang kaki lima dipaksa untuk angkat kaki karena dirasa mengganggu ketertiban, kerapihan dan ke..ke.. lainnya. Namun pada kenyataannya, mata ini memandang ke sekelilingnya, papan pengumuman yang bertuliskan ”dilarang berjualan di sepanjang jalan ini” tidak diindahkan. Pedagang-pedagang yang mencari penghidupan itu, sesuka hati menggelar dagangannya, tak peduli.
Entah apa yang ada dipikiran mereka, hanya saja menurut kepala ini, mereka tidak bersalah, yang membuat pengumuman pun tidak bersalah, lalu siapa yang salah ??? ’entahlah’.
Kepala ini membawa diri dan hati berjalan-jalan, melayang-layang, memikirkan, membayangkan, bagaimana susahnya mereka yang berdagang di sepanjang jalan, manakala petugas kamtibmas datang dan mengejar-ngejar mereka yang ternyata masih membandel untuk tetap berjualan. Dan pada akhirnya ’inilah kehidupan, benar bahwa kiranya hidup itu penuh dengan perjuangan, dan ini salah satunya’.
Semua yang ada, semua yang saya temui sepanjang perjalanan saya dengan si eneng, adalah bagian dari kehidupan. Masing-masing memiliki peran penting bagi terciptanya harmoni, keseimbangan dari sistem yang ada dalam kehidupan ini.
Ada penjual, ada pembeli, ada yang tua, ada pula yang muda, ada yang baik, ada juga yang jahat, ada yang memberi ada juga yang menerima dengan menengadahkan tangannya, memelas, hingga tak peduli menjual harga diri.
Terus saja diri ini diam dalam kata, lalu ”mengapa isi pengajian itu ibu-ibu tua semua? Apa yang muda masih belum tertarik dengan sebuah kata ’taubat’ ???? entahlah, abstrak.
-bersambung-