Pages

Sunday, November 6, 2011

Idul adha, dimanche 3 novembre 2011

pantas atau tidak, hari yang cerah. Sungguh hari yang indah, yang luar biasa, diwarnai dengan cerita yang luar biasa pula.

dimanche 3 novembre atau minggu di 3 november 2011.

Idul adha, untuk kedua kalinya merayakan idul adha di negeri orang, yang sebenarnya cuma berjarak beberapa ribu kilometer saja dari rumah tinggal kedua orang tua saya. Atau 12 jam bila ditempuh dengan jalur darat, dan kurang lebih 1 jam via udara.

Sholat ied, saya tidak tahu menahu kalau sholat ied di sini, taman sari, plesiran, bandung. Dimulai pkl 6.30 pagi dan tidak tahu juga kalau ternyata, tempat sholat pun bisa berbeda antara sholat ied fitri dengan ied adha setiap tahunnya. Jadi, dengan mukena putih pemberian ibu angkat dari almarhum Dyan Isworo, yang tidak lagi putih, karena terkena luntur selendang merahku, sebagai akibat dari kecerobohanku.

Berjalan tergesa-gesa bersama ibu kost, nenek lebih tepatnya. Menghindari jalan yang tergenang, becek, berwarna kecokelatan. Melalui gang-gang sempit antara bangun satu dengan bangunan yang lainnya. Dan sampailah di tempat sholat ied berjamaah.

Sendal tabur di sana dan di sini, berserakan di samping dan di belakang masjid. Pikir saya saat itu "ini masjid?" yang benar saja, tidak lebih besar dari rumah ibu kost, nenek lebih tepatnya. Terdiri dari dua lantai, lantai bawah diisi oleh jemaah lelaki dan lantai atas diisi jemaah wanita. Bersempal-sempalan, berjejal, kalau dihitung, masjid itu mungkin hanya menampung sekitar 50 sampai 70 orang, atau bahkan kurang.

Saya terlambat dan saya belum pernah terlambat sholat ied. Maka, dalam rasa tawakal saya serahkan pada Allah apakah ied saya yang di-masbuk diterima oleh Nya atau tidak.

Ied selesai, tak sempat mendengarkan khotbah sampai selesai, pikir lebih baik saya dengarkan dari kamar kostan saya saja. Terus terang, saya segera beranjak pergi karena tidak merasa nyaman dengan masjid yang saya jadikan tempat sholat itu. Sajadahnya kaku, mengeras karena debu yang melekat, dan entah kapan terakhir kali pengurus masjid mencuci sajadah yang ada di masjid itu. 

Tempat yang sempit, bahkan ketika saya sholat pun, terpaksa memiringkan tubuh saya ketika harus ruku', "Oh Tuhan, benar-benar"

saya segera pulang, sembari mengingat-ingat dari arah mana saya datang. Karena banyak sekali gang-gang kecil yang belum pernah saya lalui dan baru kali ini saya temui. Bertanya ke sana dan ke mari, saya pun berhasil keluar dari jalan tikus yang sempat membuat saya bingung untuk beberapa saat.

"Nenek gak sholat" begitu todong saya
"Habis, nenek cuma bawa bagian bawah mukena, yang atasnya enggak"
sembari menunjukkan dua buah bawahan mukena yang terselip di dalam sajadah miliknya.

saya pun  tertawa

Pelajaran hari ini

  1. dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya, gak lantas karena sholat ied di daerah asal kamu mulai pukul 7 lantas menyamaratakan dengan daerah tempat kamu merantau, itu salah besar.
  2. kalau gak tau, ya tanya, supaya gak telat seperti saya sholat ied nya
  3. pastikan di dalam gulungan sajadah mu itu "mukena lengkap bagian yang atas dan bawahnya" supaya gak seperti nenek hahahha. Kasihan nenek, sudah jauh-jauh datang, mukenanya salah pula.
  4. Bangun pagi, langsung mandi. Jangan seperti saya, sudah tau mau sholat ied, pakai acara "menggeliat ke sana ke mari seperti kucing. Padahal gak tau, tempat sholatnya dimana.

Tadinya, saya begitu percaya diri bahwa sholat ied dilaksanakan di masjid dekat saya tinggal, hanya beberapa meter dari rumah nenek. Tapi ternyata, ya seperti yang saya ceritakan di atas, saya salah.

Anyway ini idul adha, semoga Allah menerima ibadah kita semua