suatu ketika, beberapa hari yang lalu
'apa kabar?' begitu katanya
'baik, alhamdulillah' begitu jawab saya
berputar-putar seputar pertanyaan klise, hingga sampailah kepada
'sudah nikah cep?' begitu tanyanya pada saya
gdubbbrakkk, hhh, bingung juga mau jawab apa, karena tadinya tidak ingin menjawab dengan jawaban apa-apa.
'ummm, gini deh, kalau memang ujung-ujungnya cuma mau nikah. Ngapain cep sekolah tinggi-tinggi, mending dari lulus SMA nunggu aja sampai usia 23 tahun sampai ada yang datang melamar' begitu jawab saya, sekenanya.
'ya, bukan gitu juga sie cep. Kalau sudah ada jodohnya, ya kenapa nggak' begitu jawabnya.
iya sih, setudju, tapi nampaknya sampai saat ini istilah 'menikah' dan semua saudara-saudaranya itu belum cocok untuk diterapkan pada saya. Membayangkannya saja sudah bisa membuat saya berkeringat dingin tidak keruan, karena 'itu' nampaklah masih begitu menakutkan.
kawan lama itu saya tinggalkan saja, karena memang saya sedang ada urusan dengan teman-teman yang sedang bersama saya saat itu. Sebenarnya ingin sedikit berlama-lama memutar kembali memori beberapa tahun yang lalu, bersama kawan lama saya itu. Tapi, pertanyaannya tentang 'menikah' itu, membuat saya agak jengah.
at least, ya saya pamit saja, tak tinggalkan dia sama temannya, setelah sebelumnya saya dan dia bertukar nomor handpone tentunya.
entah kenapa, sampai saat ini 'menikah' itu, nampak begitu menakutkan di kepala dan pikiran yang saya punya.......