Pages

Tuesday, October 27, 2009

KoNTempLasi, belajar dari kontemplasi tak berarti

Menunggu yang pernah berkata "belum punya 'GUTS' itu"
Menunggu yang berkata "misalkan...." itu
Menunggu dalam diam dalam temaram dalam sesuatu yang serba tidak pasti
Menunggu yang memang nampaknya tidak ingin 'ditunggu' oleh siapapun itu.

Sampai akhirnya "apa lagi yang harus ditunggu?"
Sampai akhirnya "untuk apa menunggu yang tidak pernah berkata 'ingin ditunggu' itu"
Sampai akhirnya beberapa bulan kedepan "akan tetap menunggu"

Sampai tiba masa berkata "sesuatu itu memang tidak perlu ditunggu"
Sampai tiba masa angkat bicara "sesuatu itu memang tidak ingin ditunggu"
Sampai tiba masa yang lain berkata "mari pergi melangkahkan kaki bersamaku, tinggalkan yang itu, tinggalkan masa lalu itu"

Sampai akhirnya, dengan berat pada saat itu mau tidak mau harus berkata "baiklah, mari bantu aku untuk meninggalkan sesuatu yang pernah membekas untuk beberapa waktu itu"

Wahai sesuatu itu apakah kamu membaca jalan pikiranku
Apakah kamu mengetahui apa yang sedang bergemuruh di dalam pikiranku
Apakah kamu tahu perdebatan yang sedang terjadi di dalam kepalaku

Bila kamu mengetahui itu, beritahu aku
Bila kamu menyadari itu, katakanlah sesuatu

Tapi, kembali yang ada hanya diam
Kembali yang tersisa hanya desir angin malam
Kembali yang tersisa hanya riak-riak daun bambu.
Hanya gemuruh dedaunan yang terhempas kesana kemari diombang-ambingkan oleh angin kehidupan

Kamu memang begitu
Kamu memang seperti itu
Kamu memang selalu begitu