Pages

Saturday, June 23, 2018

Tentang Dia, saya, kita dan bahagia

Bagaimana saya mencintai Nya? Hanya Dia yang tahu, Dia Yang Maha Tahu.

Saya bukan tipikal pribadi yang mudah terkesan dengan makhluk yang sama manusianya dengan saya.

Karena setiap kemampuan yang dimiliki oleh manusia, Allah yang memberikan, Allah yang menggerakkan hati mereka, yang memberikan hidayah kepada hamba Nya.

Tak ada sedikit pun andil manusia di dalamnya, karena semua yang kita miliki, adalah miliknya.

Mereka yang pintar, semua Allah yang membukakan akal pikiran mereka, untuk dengan mudahnya menangkap, menerima, mencerna, ilmu Nya, kalam Nya.

Mereka yang cantik, tampan rupawan, bersuara merdu, semua Allah Yang berikan.

Mereka yang baik hatinya, dermawan, Allah yang menggerakkan mereka agar berlaku demikian.

Seorang kawan saya pernah berkata, kenapa tak ada photo anak-anak mu, suami mu? Karena saya tidak mau penyakit 'ain menjangkiti mereka yang melihat dan menjangkiti keluarga kecil ku. Karena saya tidak ingin menyakiti, melukai perasaan mereka yang belum bertemu dengan jodohnya, yang belum mendapatkan buah hati di dalam kehidupan pernikahannya.

Seorang teman saya pernah bertanya, tak inginkah kamu berjalan-jalan keliling dunia?

50:50  karena saya bisa berimajinasi mengunjungi belahan bumi Nya yang lain dengan memejamkan mata, membayangkan, berimajinasi berada di sana, menghirup udaranya, berlarian di atas rerumputan sembari menikmati air sungai yang mengalir, dengan menutup mata, membayangkan, Alhamdulillah bahagia bagi saya. Karena bahagia kita yang hadirkan bukan?

Tidak ingin kah kamu bekerja? Berusaha? Memiliki banyak harta?

Saya tertawa

Untuk setiap manusia, saya percaya antara yang satu dengan yang lainnya Allah sudah menentukan menetapkan takdir mereka. Apa yang saya butuhkan, tidak sama dengan apa yang orang lain butuhkan. Rezeki bukan sebatas mobil, rumah, jalan-jalan ke luar kota, ke luar negeri saja. Memiliki jodoh yang mengerti, anak-anak yang sehat wal afiat, tetangga yang bersahabat, pun rezeki yang tak terkira bagi saya. Lebih berharga dari sekedar jalan-jalan, makanan minuman lezat, atau barang-barang mewah & mahal yang mungkin dimiliki oleh rekan-rekan saya yang lainnya. Ini menurut saya

Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk mengaktualisasi dirimu, sayang ijazahmu, sayang kemampuanmu.

He he he he

Tetapi, karakter manusia yang satu, dengan yang lain tak sama. Ada dari mereka yang mampu melakukan banyak hal dengan santai, sembari mereka menjaga atau menitipkan anak-anak mereka. Tapi, saya tidak mampu begitu, hati saya merasa tidak nyaman bila saya melakukan itu. Itulah sebabnya saya memilih di rumah, menghabiskan waktu dari pagi hingga pagi dengan titipan yang Allah berikan ini.

Ini pilihan hidup, setiap pilihan yang kita ambil ada cabang di dalamnya. Baik buruknya, menyenangkan atau tidaknya, tergantung bagaimana kita menghadapinya, menjalaninya.

Kesuksesan kita, hanya kita yang rasa, pribadi lain di luar kita, di luar lingkaran keluarga kita, menjadi penonton setia, komentator setia. Berbahagia lah dengan standar sukses mu, dengan standar bahagiamu. Hidup berdasarkan dirimu & keluargamu, bukan berdasarkan penilaian, pendapat, penghargaan orang lain.

Mendengarkan saran itu perlu, melihat bagaimana kehidupan orang lain itu bagus. Tapi sekedar untuk mengambil ibrahnya meninggalkan mudharatnya, bukan untuk menyalinnya, dan berusaha mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa & bernegara di dalam keluarga kecil kita.

Sampai saat ini, pribadi tanpa cela yang membuat saya terkesan adalah kekasih Nya. Saya pikir, muslim yang lain pun memiliki penilaian yang sama. Sehingga, apabila menemui manusia lain yang pintar, terkenal, memiliki banyak kolega, memiliki paras tampan/cantik, keluarga yg nampak bahagia dari photo keluarga yang dimunculkannya di media sosialnya. Atau manusia lain yang dengan segudang pencapaiannya, prestasinya, segudang pujian untuknya, perjalanan ke luar negerinya.

Mari kita berbahagia untuk rezeki yang Allah titipkan kepada mereka. Mari kita bersyukur, atas kelebihan yang Allah percayakan, amanahkan kepada mereka, semoga mereka juga menjadi amanah atas apa yang Allah titipkan kepada mereka, begitu juga dengan kita.

Karena sombong adalah pakaian Nya

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)

Karena kesalahan terbesar iblis adalah berlaku sombong

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblisia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)

Dan jauhilah sifat riya

Terjemah surat Al Maa'uun Ayat 4 - 7

4. Maka celakalah orang yang shalat,

5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya

6. yang berbuat riya

7. dan enggan (memberikan) bantuan.

Okeh oceh, sekian dari kita-kita. Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, yang baik, yang benar datangnya dari Allah saja, khilaf & salah datangnya dari saya.