This is Chapter two, continued from Chapter one
Pada tanggal 14 Januari 2011, saya menyambangi perusahaan tersebut, interview, negosiasi, hingga mereka berkata 'berharap' saya tertarik 'interesting' untuk bergabung dengan mereka. 'Ok', saya akan kabari setidaknya sampai paling lambat 2 minggu. 'bla, bla, bla' selesai mengurusi perusahaan yang lama, kebetulan saya menjabat sebagai kepala laboratorium Quality Control yang merangkap mengawasi, mengatur, manajemen mutu dan manajemen teknis.
Setelah selesai mengaplikasikan ISO 9001:2008 dan ISO IEC 17025:2005 pada laboratorium yang saya pegang, saya mohon undur diri pada pimpinan perusahaan saya. Dan 'guess what', pimpinan utama perusahaan saya itu 'looking at me such away, seems he don't want to care'. Karena memang, dia tidak ingin saya keluar dari perusahaan miliknya tersebut.
Hari-hari berlalu, saya pastikan pada perusahaan baru, bahwa saya bersedia bergabung dengan mereka. Tapi, bukan lantaran karena gaji dan remunerasi yang mereka tawarkan, melainkan lebih kepada ilmu yang saya pikir bisa saya aplikasikan dan bisa saya dapatkan nantinya.
Karena takabur dan rasa rakus saya pada ilmu pengetahuan, hingga saya lupa bertanya mengenai seragam yang perusahaan berikan sebagai fasilitas bagi saya sebagai karyawan. 'Ok' saya mengiyakan semua, hingga ketika sebuah HRD perusahaan ESCO global yang beroperasi di Riau, menghubungi saya, saya katakan 'maaf mbak, saya sudah di-hire- oleh perusahaan lain. Kemudian, ketika relasi saya menghubungi saya dan menawarkan untuk menjadi translator sebuah perusahaan milik expatriat Philipina, saya menolak. Dengan anggapan, saya harus bertanggung jawab dengan janji dan komitmen yang saya berikan pada perusahaan PMA Jepang produsen Autoparts tersebut.
Bulan Februari pun tiba, tgl 23 Februari saya terbang ke Tangerang dengan maskapai milik negara, garuda. Saya 'booking' sebuah tempat kost untuk saya huni setidaknya sampai satu bulan. Pihak perusahaan pun saya hubungi dan tepat hari jumat, saya mengunjungi kantor mereka. Menunggu dan menunggu, hingga bagian General Affair menemui saya sembari membawa 3 lembar kertas yang berisi pasal-pasal, dengan lembar terakhir ditempeli materai. Hampir saja saya menandatangani kontrak, sampai ketika GA tersebut berkata 'maaf sefta, -uniform- perusahaan. Singkatnya, manajemen perusahaan meminta saya berpakaian seperti yang mereka pakai "jilbab dimasukkan ke dalam kerah baju, memakai celana, kemeja lengan pendek etc".
Gdubbbrakkkk, kalau dalam adegan kartun mungkin seperti ada batu besar yang tiba-tiba jatuh di kepala, gdebukkk, wadawwww. Lalu munculah burung-burung cantik di atas kepala, lalu berkata 'tuit tuit tuit', ha ha ha ha.
To be continued
Pada tanggal 14 Januari 2011, saya menyambangi perusahaan tersebut, interview, negosiasi, hingga mereka berkata 'berharap' saya tertarik 'interesting' untuk bergabung dengan mereka. 'Ok', saya akan kabari setidaknya sampai paling lambat 2 minggu. 'bla, bla, bla' selesai mengurusi perusahaan yang lama, kebetulan saya menjabat sebagai kepala laboratorium Quality Control yang merangkap mengawasi, mengatur, manajemen mutu dan manajemen teknis.
Setelah selesai mengaplikasikan ISO 9001:2008 dan ISO IEC 17025:2005 pada laboratorium yang saya pegang, saya mohon undur diri pada pimpinan perusahaan saya. Dan 'guess what', pimpinan utama perusahaan saya itu 'looking at me such away, seems he don't want to care'. Karena memang, dia tidak ingin saya keluar dari perusahaan miliknya tersebut.
Hari-hari berlalu, saya pastikan pada perusahaan baru, bahwa saya bersedia bergabung dengan mereka. Tapi, bukan lantaran karena gaji dan remunerasi yang mereka tawarkan, melainkan lebih kepada ilmu yang saya pikir bisa saya aplikasikan dan bisa saya dapatkan nantinya.
Karena takabur dan rasa rakus saya pada ilmu pengetahuan, hingga saya lupa bertanya mengenai seragam yang perusahaan berikan sebagai fasilitas bagi saya sebagai karyawan. 'Ok' saya mengiyakan semua, hingga ketika sebuah HRD perusahaan ESCO global yang beroperasi di Riau, menghubungi saya, saya katakan 'maaf mbak, saya sudah di-hire- oleh perusahaan lain. Kemudian, ketika relasi saya menghubungi saya dan menawarkan untuk menjadi translator sebuah perusahaan milik expatriat Philipina, saya menolak. Dengan anggapan, saya harus bertanggung jawab dengan janji dan komitmen yang saya berikan pada perusahaan PMA Jepang produsen Autoparts tersebut.
Bulan Februari pun tiba, tgl 23 Februari saya terbang ke Tangerang dengan maskapai milik negara, garuda. Saya 'booking' sebuah tempat kost untuk saya huni setidaknya sampai satu bulan. Pihak perusahaan pun saya hubungi dan tepat hari jumat, saya mengunjungi kantor mereka. Menunggu dan menunggu, hingga bagian General Affair menemui saya sembari membawa 3 lembar kertas yang berisi pasal-pasal, dengan lembar terakhir ditempeli materai. Hampir saja saya menandatangani kontrak, sampai ketika GA tersebut berkata 'maaf sefta, -uniform- perusahaan. Singkatnya, manajemen perusahaan meminta saya berpakaian seperti yang mereka pakai "jilbab dimasukkan ke dalam kerah baju, memakai celana, kemeja lengan pendek etc".
Gdubbbrakkkk, kalau dalam adegan kartun mungkin seperti ada batu besar yang tiba-tiba jatuh di kepala, gdebukkk, wadawwww. Lalu munculah burung-burung cantik di atas kepala, lalu berkata 'tuit tuit tuit', ha ha ha ha.
Laughing outside, deep inside i am sad. But it's oK
To be continued